28. Menggoda

912 91 7
                                    

!!!WARNING NSFW!!!

Way cukup kesal acara kencannya dengan Pete terganggu karena tiba-tiba Pete harus meeting secara online dengan salah satu kliennya. Padahal meeting itu dijadwalkan besok lusa namun klien tiba-tiba memajukan jadwalnya.

Pete meng-silent notifikasi ponselnya sehingga dengan terpaksa Big menghubungi Way untuk meminta tolong disambungkan pada Pete.

Pete mengerutkan dahinya ketika Way berkata Big menghubunginya dan meminta disambungkan dengan Pete. Dengan terpaksa Pete melakukan meeting ditengah-tengah acara kencan mereka. Pete mengambil laptop ditas kerjanya dan memulai pertemuan. Sementara Way hanya bisa memandangi Pete yang duduk dihadapannya.

5 menit~

10 menit~

Dimenit ke 15 Way bosan dengan aktivitas dengan ponselnya. Ia pandangi wajah Pete yang sedang serius mendengarkan presentasi di laptopnya.

Way membuka aplikasi kamera dan mengarahkannya pada Pete. Way memposting foto tersebut dimedia sosialnya

Way.Wachiraa_

Wachiraa_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Way.Wachiraa_ 'Busy with his work'

Selesai memposting, Way meletakan kembali ponselnya. Ia menompangkan dagu dikedua tangannya. Memandangi Pete kini tengah berbicara dalam Bahasa Inggris dengan lawan bicaranya.

Pete menyadari Way yang tengah menatapnya. Ia sesekali mengangkat kepalanya memandang balik Way.

Way mengubah posisi duduknya dan tidak sengaja kaki Way mengenai kaki Pete dibawah meja. Way mengintip ke bawah meja, melihat kaki mereka disana.

Ide buruk tiba-tiba menghampiri kepala Way. Way membuka sepatunya dan kaki kanan Way menyentuh kaki Pete dan naik ke tulang kering Pete.

Meja yang ditempat makan itu tak begitu lebar ditambah kaki Way yang jenjang mempermudah kakinya mengapai Pete dihadapannya.

Pete melirik Way yang masih duduk tenang didepannya. Pete membenarkan posisi duduknya saat kaki Way bergerak naik hingga lutut Pete lalu turun kembali ke pergelangan kaki Pete.

Way menikmati wajah Pete yang mencoba menahan ekspresinya itu. Masih dengan wajah yang ditompang ditangan Way menggigit bibir bawahnya, sedangkan dibawah sana kakinya masih bergerak naik turun 'mengelus' kaki Pete.

Way semakin berani karena Pete masih memasang wajah datarnya. Kaki Way perlahan naik keatas lutut Pete. Pete duduk kaku diposisinya, tubuhnya menegang ketika kaki Way mulai naik hingga paha Pete. Pete menunduk melihat kaki Way disana, ia mendongak melihat Way yang tengah melihatnya dengan pandangan menggoda.

Pete menyadari sesuatu perlahan 'bangkit' dalam dirinya.

SETT!!

Tangan Pete menahan kaki kanan Way yang berada dipahanya dan menariknya hingga Way hampir terjatuh dikursinya. Pete merapatkan kakinya, mengapit kaki Way diantara kedua pahanya. Way menegang saat merasakan 'benda' yang mengeras ditelapak kakinya.

Pete mengakhiri meeting-nya. Pete menutup laptopnya cukup keras. Tangan Pete mengelus pergelangan kaki Way yang masih diapitnya dibawah sana.

Pete menatap Way dengan datar.

"You have to calm 'him' down, Way"

***

Suara kecupan memenuhi ruang sempit itu. Way duduk dipangkuan Pete. Way mengerang ketika Pete menggesek milik mereka dibawah.

Tanpa melepas tautan bibir mereka, Pete melucuti pakaian atas Way. Pete melepas jas yang Way gunakan dan ia lemparkannya ke bangku belakang.

"Nghh" Pete menyibak baju bagian pinggang Way, sehingga tangan Pete menyentuh langsung kulit pinggang Way.

"Kau harus bertanggungjawab Way" Pete berbisik ditelinga Way dan menecup pelan daun telinga Way.

"Aah Pete~"

Way mendongak ketika Pete menciumi lehernya, Pete membuka kancing kemeja Way. Tangan kanan Pete naik mengelus punggung Way dari dalam kemejanya.

Tubuh Way meremang dipangkuan Pete. Mereka masih berada diparkiran mobil tempat mereka makan siang.

Way yang semakin terangsang duduk semakin gelisah, ia terus menerus menggesek mereka dibawah sana. Way membuka kancing celananya dan menarik resletingnya ke bawah. Pun melakukan hal yang sama dengan celana Pete. Kini mereka hanya terbalut celana dalam.

Dapat Way maupun Pete lihat sesuatu dibawah mereka sama-sama mengembung dari balik celana dalam itu.

Pete kembali mencium Way, melumat bibir serta lidah Way. Way yang pencium handal cukup kewalahan dengan permainan Pete.

Saliva mengalir didagu Way, entah milik siapa. Tangan Way membuka kancing kemeja Pete, tangannya naik turun dikulit Pete.

"Akhh enghh" Way melengguh saat telapak tangan Pete meremas bongkahan padatnya.

"Kau ingin aku mengeluarkannya? Terlihat sesak dibawah sana"

"Lakukan yang kau inginkan Pete" Pete menaikan sebelah bibirnya, menyukai jawaban Way.

"AHH" Way tersentak, kedua tangannya meremas bahu Pete erat. Tangan Pete bergerak pelan mengelus milik Way yang tak terbungkus apapun.

Precum milik Way membasahi miliknya sendiri. Way mengambil tindakan, ia mengelus dada bidang dan perut Pete yang terekspos.

Way menggenggam benda yang berhasil ia keluarkan dari bawah sana. Mengelus benda keras itu pelan dan meremasnya sesekali. Pete memejamkan matanya, mulutnya terbuka menikmati sensasi yang Way berikan pada bendanya itu.

Way menikmati ekspresi Pete, membuatnya semakin bersemangat menggerakan tangannya disana. Karena tadi Pete menahan ekspresinya dan sekarang Way dapat dengan leluasa melihat ekspresi wajah Pete.

"Ahh Way..." Pete menggenggam tangan Way yang sedang menggenggam miliknya disana. Kedua tangan mereka mengocok pelan penis Pete sebelum Pete melepaskan tangan Way dan menyatukan penis mereka berdua. 

Way memandangan penis mereka yang sedang digenggam oleh Pete. Pete mengocoknya semakin cepat, membuat Way duduk tidak karuan dipangkuan Pete.

"Ahh Pete faster enghh"

"Way..."

Pete menciumi leher Way yang sedang mendongakkan kepala didepannya itu. Sementara tangan kanan Pete aktif mengocok penis mereka, tangan kiri Pete meremas bongkahan pantat Way yang tidak tertutup apapun.

"Cum ahh engh" Pete mempercepat gerakannya, dapat ia rasakan milik mereka berdua yang sudah sangat keras dan siap memuntahkan muatannya.

"Akhh cumming Pete! AHH!"

"Ahh Way"

Tubuh Way bergetar hebat dipangkuan Pete menikmati pelepasan yang ia rasakan. Sekarang bergantian Pete yang menikmati ekspresi Way, pria itu tengah memejamkan matanya, nafasnya tersengkal, bibirnya terbuka dan terlihat membengkak. Pete memeluk erat tubuh Way yang masih lemas itu.

"I love you Way"


To Be Continued...

Upload dari laptop karena handphone saya sedang rusak.

Selamat Hari Lebaran bagi teman-teman yang merayakan, mohon maaf lahir dan batin.


What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang