27. Melamar Way

930 100 6
                                    

Seminggu berlalu setelah berita kebersamaan Pete dan Way beredar. Meskipun begitu masih banyak orang yang penasaran dan mencoba mencari tau kebenarannya.

Awalnya Way heran kenapa tiba-tiba website yang mengunggah artikel tentang mereka hilang, namun Pete bercerita ternyata tak lama setelah website itu menghilang Khun Kinn menghubungi Pete.

Kinn meminta maaf karena bocornya foto mereka berdua. Karena acara pernikahan mereka sangat tertutup dan hanya beberapa media saja yang diundang. Foto-foto dan artikel yang dipublish media pun semua sudah disaring oleh tim Khun Kinn.

Dan Khun Kinn sangat menyesal karena timnya 'kecolongan' hingga artikel Pete dan Way bisa ter-publish.

Berbeda dengan Pete yang tidak terlalu perduli, Way sebenarnya mulai mempertanyakan hubungannya dengan Pete.

Disebut pacar pun bukan, karena dari mereka berdua tak pernah mengatakan hal tersebut. Disebut teman apalagi, mana ada teman yang saling melumat bibir?

Way bingung.

***

Malam ini Pete dan Way pergi makan malam bersama. Setelah jam pulang kerja Pete menjemput Way di bengkel X-Hunter dan pergi ke salah satu restoran mewah di pusat Kota Bangkok.

Hal yang lumrah bagi Way apabila Pete mengajaknya makan ke tempat mewah. Bukan karena Pete anti maka makanan murah tetapi Pete lebih senang tempat yang tenang. Dan kebanyakan tempat-tempat mewah lebih tenang.

Beberapa lama mengenal Pete, Way tahu beberapa fakta dan kebiasan Pete. Seperti Pete yang seorang ambidextrous, dimana Pete dapat menggunakan kedua tangannya dengan baik dan imbang dikesehariannya. Juga kebiasan Pete yang tidak menyela ketika seseorang tengah berbicara dengannya.

Pete mengajak Way makan malam di salah sati hotel mewah di pinggiran Sungai Chao Phraya.

Mereka menikmati makan dalam diam, Way terbiasa tidak berbicara ketika makan dengan Pete

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka menikmati makan dalam diam, Way terbiasa tidak berbicara ketika makan dengan Pete. Salah satu kebiasaan Pete juga untuk makan dengan tenang.

Selesai makan malam terjadi keheningan diantara Pete dan Way. Way asik dengan ponselnya.

"Way"

"Em?" Way masih belum mengalihkan pandannya dari ponselnya.

"Way"

Way mengangkat kepalanya melihat Pete yang tangah menatapnya. Pandangan Way turun kearah tangan kanan Pete yang terjulur diatas meja.

 Pandangan Way turun kearah tangan kanan Pete yang terjulur diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Way membulat, kedua tangannya reflek menutup mulutnya.

"Waktu yang kita jalani bersama mungkin sebentar. Namun selama itu berlangsung aku merasa bahagia bersama denganmu"

"Aku tidak berjanji bisa selalu membahagiakanmu tetapi aku berjanji akan selalu berusaha membuatmu bahagia"

"Kamu pantas mendapatkan dunia dan semua hal baik yang ditawarkannya. Jika aku gagal menemukan dunia itu untukmu, aku berjanji akan memberimu milikku"

Pete berhenti sejenak.

"Way Ponrawat Wachirabantoon, will you merry me?"

Way membeku dikursinya. Jantungnya berdetak dua kali lipat.

Way memandang kedua mata Pete, hanya ada ketulusan dan cinta yang Way lihat dari sana.

"I will Pete"

***

Mereka menghabiskan malam bersama di apartemen milik Pete. Berbaring di ranjang dengan posisi saling berhadapan, Way mengangkat tangannya dan mengelus pelan kepala Pete. Pete memejamkan matanya menikmati elusan di kepalanya.

"Thank you for everything, Pete"

Pete membuka matanya, Way tengah tersenyum dihadapannya.

"Aku yang harusnya berterimakasih Way. Aku bersyukur semesta mempertemukan kita."

Way mendorong tubuh Pete agar berbaring sepenuhnya dan Way menindihi tubuh bagian atas Pete.

"Pete aku mencintaimu" Pete tersenyum sebelah tangannya mengusap pipi Way.

"I love you too, my love"

Bibir mereka bertemu, menyalurkan perasaan masing-masing. Malam itu mereka akhiri dengan pelukan hangat dari tubuh masing-masing.

***

Way kembali aktif di X-Hunter. Way memainkan ponselnya, ia baru saja berlatih dengan Kim dan sekarang sedang beristirahat di bengkel.

Di sana ada beberapa mekanik serta Alan yang tengah berdiskusi tentang mesin dengan Jeff. Alan mengalihkan pandangannya melihat Way yang senyum-senyum sendiri dengan ponsel ditangannya.

Mata Alan melihat benda bulat yang menghiasi jari manis Way.

"Ehem, kelihatannya kawan kita benar-benar menjalin hubungan serius dengan seseorang"

Semua mata memandang Alan dan mengalihkan pandangannya pada Way karena Alan yang tersenyum menggoda Way. Dapat semua orang lihat di jari manis pria itu terdapat cincin yang melingkarinya.

Tanpa bertanya pun mereka tahu cincin apa itu. Sontak orang-orang disana heboh dan mengucapkan selamat pada Way.

Babe dan Charlie yang baru datang heran dengan kehebohan yang terjadi. Charlie pun bertanya pada Alan apa yang terjadi.

"Lihatlah jari Way itu" Way dengan santai mengangkat tangannya dan memperlihatkan cincin di jarinya itu.

"Aii Way, selamat khab~ jangan lupa undang kami okay" Babe menghampiri Way ditempat duduknya dan menggoncang kedua bahu Way. Mereka berdua sama-sama tertawa, bahkan Babe meminta Way bercerita bagaimana Pete melamarnya namun Way enggan sehingga Babe terus menerus mendesak Way bercerita.

"Aku senang mereka sudah berbaikan" Alan, Jeff serta Charlie memandang Way dan Babe, senyum terpatri diwajah mereka, bersyukur Way dan Babe bisa berbaikan dan kembali menjalin persahabatan seperti dulu.

To Be Continued...

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang