Sampai di unit apartemennya, setelah kencan romantis itu, Jazz menjadi salah tingkah sendiri. Di dalam kamarnya, ia menari dan menyanyi sendirian. Bahkan ia melompat-lompat seperti kelinci yang kegirangan.
Di taman hiburan itu, Jazz juga sempat memotret Valerie yang nampak sangat cantik di matanya. Hati Jazz benar-benar dipenuhi oleh bunga-bunga. Entahlah ia sendiri pun belum mengerti, perasaan apakah itu? Sebab jarang sekali ia bertingkah berlebihan seperti itu, saat sendirian di dalam unit apartemennya.
Jazz terus memandangi foto-foto Valerie. Bahkan ia terus memujinya dengan pujian yang indah.
Cantik.
Cantik banget.
Senyumannya manis.
Ah shit! Kenapa gue malah mandangin foto-foto Valerie terus?
Jazz benar-benar kagum dengan kecantikan alami yang terpancar pada wajah Valerie. Jazz sungguh salah tingkah, bahkan saat ia akan ke luar menuju ke dapurnya, untuk mengambil air minum, kepalanya menyundul pintu yang masih tertutup rapat. Jazz pikir, pintu kamarnya sudah terbuka lebar, ternyata belum.
Kepala Jazz terasa sakit. Keningnya membengkak dan kemerahan. Namun, bukannya buru-buru ke luar mengambil air minumnya, Jazz malah memandangi foto-foto Valerie kembali, yang ia simpan rapi di galeri ponselnya.
Jazz sungguh seperti pria gila. Sepersekian detik kemudian, saat pikirannya sudah kembali normal, ia pun segera menggelengkan kepalanya dan menaruh ponselnya di meja nakasnya.
Harusnya ia tak terus memandangi foto-foto Valerie di ponselnya. Harusnya ia segera pergi ke dapur, untuk mengambil air putih, demi menghilangkan dahaganya. Harusnya ia tak menjadi gila seperti Ogem.
Jazz kembali tersenyum-senyum sendirian, tatkala ia sadar dengan kebodohannya pada malam hari ini. Ia pun mengusak rambutnya yang tak gatal.
Kenapa otak gue isinya Valerie terus sih? Mana dia tadi baik banget lagi.
Setelah kembali dari dapurnya dan membawa segelas air putih, ia langsung menuju ke atas ranjang empuknya. Jazz lupa, ia masih memegang gelas yang berisi air putih, di tangan kanannya. Maka tanpa ia sadari, air putih itu pun tumpah ke atas kasur embuknya dan membasahi sebagian pakaiannya.
Damn! Semua gara-gara Valerie. Semua salah Valerie!
Jazz benar-benar menyalahkan Valerie, atas kegilaannya malam ini. Benar. Semua salah Valerie yang terlalu cantik dan baik hati, hingga membuat Jazz rasanya ingin selalu memandangi wajah Valerie setiap saat.
***
Sama seperti Jazz, Valerie pun menjadi gila, setelah kencan romantis, di taman hiburan itu.
Namun, menjadi gila seperti itu, bukanlah yang pertama kalinya bagi Valerie. Ia sering sekali menjadi gila karena Jazz. Jadi, gerakan salto di atas ranjang yang sering Valerie lakukan itu, sungguh hal biasa baginya.
Melihat Jazz tersenyum manis di dekatnya merupakan salah satu impian terbesarnya. Jangankan salto, bahkan khayang pun Valerie lakukan, jika hatinya terlampau bahagia.
Jazz.
Jazz, astaga! Kenapa ganteng banget sih? Sumpah, aku makin jatuh cinta sama kamu Jazz! Jadi pacar aku aja sih. Mau nggak?
Benar-benar serupa seperti Jazz. Saat ini, Valerie sedang memandangi foto-foto Jazz yang pada saat kencan tadi, mengenakan setelan Jazz salur perpaduan warna abu tua dan hitam.
Jazz sungguh tampan. Tampan sekali.
Saat sedang bahagia karena Jazz, Valerie selalu bertingkah seperti anak kecil yang kegirangan setelah diberi permen lolipop. Hormon kebahagiaannya meledak-ledak. Bahkan sampai sulit dikontrol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl's Universe
FanfictionUsia 34 tahun, belum menikah? Begitulah yang dialami oleh Valerie Oceana. Ia mendedikasikan hidupnya, untuk seorang Jazz Romario, yaitu penyanyi tampan dan populer sejagat raya. Sayangnya, sang idola tidak pernah peduli dengan perhatian yang Valerie...