Bab 12 - Valerie Menang Undian

37 10 0
                                    

Valerie duduk di kantin kantornya, ia menikmati makan siang dengan perasaan gelisah, yang menggelayut di hatinya. Sinar matahari yang terik memantulkan kilauan pada gelasnya, saat ia menyeruput kopi dinginnya dengan cemas. Ia sedang menanti pengumuman pemenang undian, event dinner bersama Jazz Romario, sang idolanya.

Setiap detik terasa berat, seolah waktu melambat. Suara langkah kaki dan bisikan rekan kerja di sekitarnya, menjadi samar, sebab pikirannya hanya terpaku pada harapan, untuk menghabiskan malam bersama sang idola.

Valerie memakan setiap suapan makanannya dengan perasaan yang terbagi, rasa cemas dan rasa excited yang luar biasa. Pada setiap gigitan, ia merenung tentang kemungkinannya, akan bertemu secara dekat, dengan idola pujaannya itu.

Valerie terus menggerakkan kursor, di layar ponselnya. Mencoba untuk me-refresh email-nya. Kini, waktu menunjukkan pukul dua belas lewat lima puluh lima menit. Sedangkan pemenang event dinner itu, akan diumumkan pada pukul satu siang.

***

Lima menit kemudian, Valerie kembali me-refresh email-nya. Kedua bola matanya membesar seketika, kala ia melihat tulisan yang terpampang jelas dan nyata, di depan layar ponselnya.

Congratulations! You're the winner of this event.

Bagai segepok kebahagiaan meledak dalam dirinya. Mata Valerie bersinar cerah, menyirami seisi kantin di kantornya, dengan aura kegembiraan.

Valerie merasa, seolah-olah ditarik ke dalam dunia mimpi yang begitu nyata. Senyuman tak terbendung menghiasi wajahnya, dan kegelisahan yang tadinya mengisi hatinya, berubah menjadi euforia yang memenuhi setiap serat jiwanya.

Finally, dream comes true.

Valerie tidak sabar untuk berbagi kabar baik ini kepada teman-temannya, sambil membayangkan momen tak terlupakan bersama Jazz Romario yang akan segera datang. Setiap detik penantiannya, menjadi berharga, dan kebahagiaan Valerie bermekaran dalam siang yang terik itu.

"Congrats Val! Akhirnya mimpi lo tercapai!" ujar Lala dengan antusias melalui sambungan teleponnya bersama Valerie.

"Val, ikut seneng! Akhirnya, penantian lo selama ini nggak sia-sia. Semuanya terbayar lunas! Siap-siap ketemu sama ayang lo deh!" Sambung Rere, ikut merasakan kebahagiaan, yang Valerie rasakan.

"Aduh gue gemeter banget nih! Kira-kira, gue pakai kostum apalagi ya, buat ketemu sama si Jazz, huhuhu," Valerie merasa gugup.

"Nggak usah pakai kostum yang aneh-aneh Val! Jadi diri lo yang apa adanya. Lo itu cantik banget. Nggak perlu ditambahin macem-macem lagi," Lala buru-buru melarang Valerie, sebelum Valerie berpikiran hal aneh.

"Iya Val. Gue jamin, Jazz bakalan naksir sama wajah cantik natural lo. Nggak dandan aja lo cantik badai. Udah pokoknya, lo pakai baju terusan yang cantik, plus make up yang tipis aja. Oke?" Rere menimpalnya kembali dengan tekanan.

Mau tak mau, Valerie harus mengikuti saran dari kedua sabahatnya, agar ia tak memalukan, bersandingan dengan seorang yang amat ia cintai itu.

***

"Bang, lo udah menangin si cegil itu kan?" tanya Jazz kepada Ogem, sang manager.

"Udah, tenang aja lo. Akhirnya bisa liat dia dari deket, ciee. Seneng kan lo sebenernya?" ledek Ogem.

Jazz yang diledek seperti itu, seketika wajahnya kemerahan. Buru-buru saja, ia masuk ke dalam ruangan latihannya, daripada Ogem terus-terusan membuatnya salah tingkah.

***

Keeseokan harinya, Jazz merasa, ia harus menghubungi Valerie secara langsung, sebab ia ingin memberikan kejutan kecil kepada penggemar setianya itu.

Fangirl's UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang