Sore hari, Valerie menunggu Jazz, di tengah kerumunan para media dan para Jazziu. Ia menunggu Jazz, yang sebentar lagi, akan keluar dari studio radio Dreamers.fm.
Tak lama kemudian, dengan sigap, kamera Valerie membidik sosok Jazz, yang baru saja keluar dari studio radio, tempat Jazz menjadi bintang tamu di sebuah acara podcast.
Kedua mata Jazz pun, langsung tertuju kepada sosok yang paling bersinar di antara kerumunan itu. Siapa lagi kalau bukan, si cantik Valerie Oceana. Sosok wanita yang paling memuja dirinya.
Jazz melambaikan tangannya ke arah Valerie, yang sedang mengambil videonya dengan fokus. Lalu, ia melemparkan sebuah kecupan di udara, untuk Valerie.
Bak seseorang yang sedang kesurupan, begitulah perasaan Valerie pada saat itu. Terlalu bahagia dan merasa bangga, sebab kali ini, usahanya untuk dinotis ataupun dilihat oleh seorang Jazz Romario, telah menjadi kenyataan.
Dua mimpi Valerie sudah tercapai. Pertama, ia sudah berhasil dinotis dan dilihat oleh Jazz. Kedua, ia sudah berhasil bertatap muka secara langsung dengan Jazz. Hatinya sungguh diliputi oleh perasaan bahagia, yang tak tertahankan.
Bahkan kini, Jazz mengajaknya kembali, untuk bertemu dan berbicara langsung secara intens. Tak ada yang dapat mendeskripsikan secara detail, bagaimana perasaan hati Valerie saat ini. Valerie bangga sekali. Sebab ia merasa, perjuangannya, tak sia-sia.
***
Dengan sikap manly-nya, Jazz menyelipkan tubuhnya diantara kerumunan media dan para penggemar yang cukup ramai itu. Jazz menarik pergelangan tangan Valerie, dan membawa Valerie masuk ke dalam mobil pribadinya. Ogem dan para bodyguard, dengan siaga, menjaga keduanya dari arah depan, samping dan belakang. Penjagaannya sangat ketat sekali. Sebab, Jazz Romario benar-benar memiliki penggemar yang sangat luar biasa. Bukan hanya di negeri ini saja, bahkan seluruh dunia pun mengidolakannya.
Di dalam mobil yang berisikan oleh empat orang, diantaranya adalah Jazz sendiri, Valerie, Ogem, dan pak sopir, mereka pun hening tak bergeming sedikit pun. Jazz belum ingin berbicara banyak, sebab masih ada Ogem dan pak sopir di dalam sana.
"Ke apartemenku dulu ya, lemme change my outfits first," kata Jazz dengan suaranya yang lembut, menggetarkan jiwa dan hati Valerie.
"I-iya Jazz. M-memangnya kita mau ke mana Jazz?" tanya Valerie dengan gugup. Bahkan tangannya kini sudah berpeluh dingin.
"Aku udah sewa taman hiburan, yang ada di salah satu pusat Kota Jakarta," kata Jazz seraya menatap dengan tajam, ke arah Valerie.
"S-sewa taman hiburan? Un–tuk apa Jazz?"
"Untuk kita berkencan."
"K-kencan? K-kita?" Valerie benar-benar terkejut.
"Iya, kita. Aku dan kamu," jawab Jazz dengan suara khasnya yang menawan.
Valerie tak dapat berkomentar apa-apa lagi. Kini hatinya benar-benar bahagia. Entahlah, sudah berapa banyak bunga-bunga, yang menghiasi wajahnya saat ini. Rasanya sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
***
Di tepian danau yang tenang, kursi mereka saling berhadapan. Pandangan mereka pun, terjalin dalam dialog tanpa kata. Suara gemerincing air dan serunai angin, berpadu dengan irama lembut musik romantis, yang mengisi udara.
Tatapan Jazz kepada Valerie yang begitu melekat tajam, seolah-olah ia mengagumi sang wanita itu, dengan penuh rasa cinta yang mendalam.
Membuat Valerie merasa gugup, gemetar, serta bingung dengan semua yang terjadi, di depan kedua bola matanya saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/361067046-288-k221535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl's Universe
Fiksi PenggemarUsia 34 tahun, belum menikah? Begitulah yang dialami oleh Valerie Oceana. Ia mendedikasikan hidupnya, untuk seorang Jazz Romario, yaitu penyanyi tampan dan populer sejagat raya. Sayangnya, sang idola tidak pernah peduli dengan perhatian yang Valerie...