Bab 10 - Universe Lain

47 10 0
                                    

Belakangan terakhir ini, Valerie merasa dirinya sangat kacau. Permasalahan hidupnya seperti tak kunjung usai. Mulai dari keluarganya sendiri yang kerap kali meminjam uang darinya, namun sampai detik ini, uang-uang tersebut belum juga dikembalikan.

Deadline pekerjaan di kantornya yang menumpuk. Ditambah banyak sekali yang menyindir dirinya dengan sebutan "perawan tua" di kantornya. Sebab, sampai saat ini, dirinya belum juga menemukan jodoh yang tepat untuk bersanding di pelaminan.

Berbagai macam tipe pria, sudah pernah Valerie temukan. Ada yang baik, tetapi hasratnya terlalu tinggi. Ada yang pura-pura baik, tetapi hanya menyukai harta yang dimiliki oleh Valerie. Ada yang sudah serius mengajak menikah, tetapi tak menyetujui Valerie memiliki idola seperti Jazz.

Jazz Romario, bukan hanya seorang idola bagi Valerie. Namun pria itu merupakan tipe ideal, penyemangat hidup, motivasi, inspirasi, obsesi, obat terbaik, dan pacar online-nya. Pokoknya, sosok Jazz itu merupakan segalanya bagi Valerie.

Bahkan ketika Valerie sakit, obatnya hanya satu, yaitu melihat penampilan Jazz di layar televisi atau menonton siaran live di sosial media Instagram. Tak ada obat semujarab seorang Jazz. Jazz adalah obat terbaik dari segala obat. Valerie sering mengatakan hal itu kepada teman baiknya. Hanya dengan melihat wajahnya, sakit Valerie pun pulih dengan sendirinya.

Jika ditanya, apa impian Valerie di masa depan? Pasti dirinya akan menjawab Gue mau menikah sama Jazz. Mustahil memang seorang penggemar biasa, bisa menikah dengan idolanya sendiri. Itu hanya ada di dalam drama atau di dalam komik saja. Jangankan menikah, dinotis oleh idolanya saja, rasanya sulit sekali.

Berbagai macam hal sudah Valerie lakukan, agar dapat dilihat atau dinotis oleh Jazz. Mulai dari memakai kacamata glow in the dark saat menonton konsernya. Lalu cosplay menjadi burung hantu dan avatar. Tetapi, hal tersebut, belum juga menggugah hati Jazz, untuk dapat melihat ke arah dirinya. Bahkan Valerie sudah menghabiskan uang ratusan juta, agar dapat memenangkan berbagai undian event yang diadakan oleh Jazz. Hasilnya masih sama, keberuntungan belum berpihak pada diri Valerie.

Valerie sempat kecewa. Ia pun hampir patah semangat, sebab rasanya sudah mengeluarkan effort banyak untuk Jazz, tetapi hasilnya selalu sama saja. Namun itu semua, tak akan mengurangi rasa sayang Valerie kepada Jazz. Biar bagaimanapun, Jazz itu merupakan segalanya bagi Valerie. Valerie begitu mencintai Jazz dengan sepenuh hati.

Dari pagi sampai malam, di kepala Valerie selalu ada Jazz. Jika Valerie rindu, ia akan mengirimkan pesan-pesan ataupun sebuah puisi, ke sosial media Jazz. Ia masih berharap, jika suatu saat nanti, Jazz pasti akan membaca unggahannya di sosial media.

***

Sore itu, di akhir pekan, hati Valerie terasa hampa. Ia rindu dengan sosok Jazz. Sebab hari-harinya terasa begitu suram. Kerja keras yang selama ini ia lakukan, rasanya sia-sia saja. Bahkan keluarganya tak ada yang menghargai dirinya. Keluarganya pun tak ada yang paham, jika dirinya merasa kelelahan ataupun kesakitan.

Valerie lelah. Ia benar-benar butuh sosok seorang Jazz Romario di sisinya. Ia ingin dipeluk, disayang, serta dimanja oleh Jazz. Tak mengapa, jika Jazz hanya muncul sebentar di live Instagram-nya. Atau Valerie akan sangat bersyukur, jika Jazz bisa datang ke dalam mimpinya.

Valerie sudah tak kuat lagi menahan semua beban hidupnya. Ia sedang tak baik-baik saja. Hingga satu tetes air matanya jatuh ke pipi, tak ada satu orang pun yang mengetahuinya. Ia sendirian. Ia kesepian. Ia merasa kosong. Ia butuh sekali obatnya.

Namun, Jazz belum juga menampakkan dirinya di sosial media. Maka, pada saat hatinya dilanda kehampaan yang begitu dalam, Valerie pun duduk di kursi kerja, yang berada di dalam kamar tidurnya. Kepalanya ia sandarkan ke atas meja, dengan kedua tangannya yang dilipat, sebagai bantalan tidurnya.

Fangirl's UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang