Hubungan antara seorang idola dan penggemar adalah, tentang cinta yang tak terbalaskan, sebuah perasaan yang indah, tetapi tragis pada saat yang sama.
Bagi Valerie, cintanya kepada Jazz tidak terlalu tragis, sebab nyatanya, Jazz juga membalas cinta Valerie dengan tulus. Namun, semakin ke sini, Valerie semakin disadarkan oleh kenyataan pahit yang membelenggunya.
Valerie sadar, cinta itu, tentang memberi, bukan tentang memiliki. Kadang-kadang memberi cinta kepada seseorang yang tidak bisa ia miliki adalah pembelajaran tentang kebaikan tanpa syarat. Cinta Valerie kepada Jazz benar-benar tulus, namun memang harus ada batasan antara seorang idola dan seorang penggemar.
Valerie yakin, yang terbaik yang bisa ia lakukan adalah, membiarkan orang yang ia cintai pergi, bukan karena ia ingin menyerah, namun karena ia tahu, itulah yang terbaik untuk Jazz.
Sedangkan bagi Jazz, Valerie adalah anugerah terbesar di dalam hidupnya. Bayangkan, ia sudah menjadi anak broken home sedari kecil. Bahkan, saat duduk di kursi perkuliahan dulu, ia pernah dikecewakan dan ditinggalkan oleh seorang wanita. Berkat Valerie, hidupnya menjadi lebih berwarna.
Bahkan, tak pernah sedikit pun terpikir dibenak Jazz, untuk mencintai apalagi sampai menikahi penggemarnya sendiri. Namun, Valerie berbeda dengan yang lain. Rona wajahnya benar-benar membuat seorang Jazz yang hatinya dingin, menjadi sangat hangat, saat ia berada di dekat Valerie.
Sayangnya, ia gagal meraih cintanya Valerie. Meskipun ia ingin mencintai wanita itu dalam kehidupan ini, namun mereka dipisahkan oleh kenyataan yang tak bisa diubah. Valerie, bukanlah jodohnya. Jazz tak dapat menentang takdir semesta.
Biarlah, biar cinta Jazz kepada Valerie akan menjadi cinta dalam diam, yang terpendam di dalam hatinya, tersembunyi di balik senyuman, dan tersimpan di dalam lirik lagu yang ia bawakan untuk Valerie dan Jazziu sejagat raya ini.
***
Enam bulan kemudian, setelah pelukan terakhirnya, bersama Jazz. Valerie masih berusaha untuk merenovasi unit apartemennya, sebab dindingnya sedikit rusak, efek tempelan poster-poster Jazz Romario, yang pernah ia pajang di seluruh sudut ruangan.
Berat. Sebenarnya berat sekali melepas semua kenangan tentang Jazz. Namun, ia harus memprioritaskan kehidupan nyatanya, mulai saat ini. Ia pun akan menjadi wanita yang lebih bersikap dewasa, tak kekanak-kanakan lagi.
Bukan. Bukan karena Valerie sudah pensiun menjadi Jazziu. Hanya saja, ia ingin mengurangi kegiatan fangirling-nya, demi mewujudkan satu impian nyatanya, yang belum juga terwujud sampai saat ini, yaitu menikah.
Namun, Valerie dapat bernapas lega saat ini, sebab, ia sudah memiliki calon pendamping hidup yang sangat mengerti akan keadaannya. Narendra Ganesha Atmadja, kini ia menjadi Division Head di sebuah perusahaan oil and gas ternama se-Indonesia. Semua yang ada pada diri Narendra, sudah sempurna di mata Valerie. Makanya, Valerie tak ingin mengecewakan Narendra sedikit pun.
Valerie tahu, Narendra tak akan pernah melarangnya untuk melakukan hal yang sangat ia sukai, termasuk salah satunya adalah kegiatan fangirling, yang masih Valerie jalankan sampai saat ini. Tetapi, sebagai calon istri yang baik, Valerie harus menghormati dan menghargai Narendra, dengan tidak menomorsatukan pria lain, di dalam rumah tangganya nanti.
Fangirling sah-sah saja, namun harus ada batasannya. Valerie harus ingat dengan pesan dari kedua sahabatnya, Lala dan Rere. Terlebih, nanti ketika Valerie dan Narendra sudah dikaruniai oleh seorang buah hati yang lucu. Valerie tak boleh terus-terusan, memikirkan seorang Jazz setiap hari.
"Kamu capek?" tanya Narendra, yang ikut berada di unit apartemen itu, membantu Valerie membereskan semuanya.
"Lumayan capek, Mas. Aku istirahat dulu ya!"
![](https://img.wattpad.com/cover/361067046-288-k221535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl's Universe
Fiksi PenggemarUsia 34 tahun, belum menikah? Begitulah yang dialami oleh Valerie Oceana. Ia mendedikasikan hidupnya, untuk seorang Jazz Romario, yaitu penyanyi tampan dan populer sejagat raya. Sayangnya, sang idola tidak pernah peduli dengan perhatian yang Valerie...