Jazz memeluk Valerie dalam waktu yang cukup lama. Ia hanya diam saja dan mengayunkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, seperti seseorang yang sedang berdansa dengan mesra.
"Kamu beneran kangen sama aku kan? Makanya kamu balik lagi ke sini?" tanya Jazz sekali lagi kepada Valerie.
"I-iya Jazz, aku kangen banget sama kamu," ucap Valerie dengan gugup. Padahal kenyataannya, Valerie tak tahu menahu tentang hal itu.
Jazz melepas pelukan hangatnya, untuk kemudian mendorong kekasih hatinya itu dengan lembut, hingga menyentuh dinding di sebuah kamar, yang berukuran cukup besar.
Jazz mengungkung Valerie dengan sangat gentle, hingga Valerie seketika harus menyerah tepat di hadapannya.
Jazz menyentuh ujung dagu Valerie dengan halus, jemarinya bermain lembut di sekitar sana. Menimbulkan rasa menggelitik yang menjalar ke seluruh tubuh Valerie.
Saat itu, merupakan saat yang tepat bagi Valerie untuk mencurahkan rasa cintanya kepada Jazz, walaupun hanya melalui tatapan mata saja.
Kedua mata Jazz menyala tajam penuh cinta ke arah Valerie, seolah-olah pada saat itu juga, Jazz ingin mengatakan bahwa Valerie hanyalah miliknya seutuhnya.
Kepala Jazz semakin maju, semakin mendekat, membuat seluruh bulu kuduk Valerie berdiri. Valerie buru-buru menutup kedua matanya, kala jarak yang tersisa diantara kedua wajah mereka, hanya satu sentimeter saja.
Cup.
Tanpa basa-basi, Jazz langsung mengecup Valerie dan mendaratkan bibirnya di sana. Membuat jantung Valerie berdegup sangat cepat dan tak beraturan. Kedua tangan Valerie pun, refleks mengepal dengan erat. Valerie benar-benar terkejut dengan pergerakan yang begitu cepat dari seorang Jazz Romario.
Bahkan kini, sebuah kecupan manis itu berubah menjadi sebuah lumatan yang cukup intens. Lidah tak bertulang Jazz bermain di sekitar sana, memberikan rasa lain ke dalam diri Valerie. Diraup, dikecup dan dimainkan dengan penuh kasih sayang.
Sensasi yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, memenuhi setiap serat tubuh Valerie, membuatnya terperangah namun juga terpancing untuk merespons. Mereka terperangkap dalam momen indah tersebut. Bahkan, dunia di sekitar mereka seakan-akan lenyap, dan yang tersisa hanyalah kehangatan dan keintiman di antara mereka berdua.
Napas Valerie tersengal-sengal. Sumpah demi apapun, berciuman dengan orang yang benar-benar ia cintai, rasanya begitu nikmat. Nikmat sekali, hingga sulit diungkapkan oleh kata-kata.
Aroma harum dari tubuh Jazz menguar hingga ke hidung Valerie, menjadikan Valerie ingin terus mengendusnya dalam-dalam.
Nikmat. Nikmat sekali.
Valerie merasa, seakan-akan berada dalam aliran energi yang tak terkendali, terbawa oleh gairah Jazz yang membara. Kali ini, ia sungguh-sungguh berharap, waktu akan berputar lebih lambat. Ia ingin lebih meresapi dan mendalami segala sesuatu yang mungkin, tak akan terjadi di dunia nyatanya, tempat di mana ia benar-benar berpijak.
Setiap sentuhan, setiap embusan napas, semuanya memberikan kepuasan yang luar biasa. Valerie semakin mencintai Jazz.
Kini, Jazz melepaskan tautan itu dan menggendong Valerie ala bridal, menuju ke atas ranjang yang beralaskan sprei berwarna putih di dalam kamar itu.
Jazz menidurkan Valerie di atas ranjang. Tubuh gagahnya sudah mapan, berada di atas tubuh Valerie yang ukurannya lebih mungil itu. Jazz menunduk dan kembali menatap kesayangannya itu dengan semakin tajam.
Valerie kembali terkejut, kala melihat diri Jazz yang tiba-tiba saja membuka kemeja berwarna putih bersih di hadapannya. Mulut Valerie sedikit menganga, salivanya sempat berantakan akibat ulah Jazz yang begitu seduktif barusan. Kedua matanya membelalak lebar. Ia tak menyangka, hal yang seperti itu akan terjadi pada dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/361067046-288-k221535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl's Universe
Fiksi PenggemarUsia 34 tahun, belum menikah? Begitulah yang dialami oleh Valerie Oceana. Ia mendedikasikan hidupnya, untuk seorang Jazz Romario, yaitu penyanyi tampan dan populer sejagat raya. Sayangnya, sang idola tidak pernah peduli dengan perhatian yang Valerie...