Bab 12 - Cubit Saya Aja

42.3K 4.2K 226
                                    

Lepas wanita itu keluar kamar mandi, Darren tidak perlu menghabiskan banyak tenaga lagi untuk menyeret Cherry pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lepas wanita itu keluar kamar mandi, Darren tidak perlu menghabiskan banyak tenaga lagi untuk menyeret Cherry pulang. Wanita itu sukarela melakukannya, justru lebih dulu melangkah menuju parkiran. Masuk ke mobil tanpa membantah dan langsung memejamkan mata usai memasang sabuk dan menyandarkan kepala pada jendela.

Sedang Darren, pria itu mengemudi dengan tenang. Membelah jalan malam yang masih ramai kendaraan berlalu lalang. Tiba di rumah dengan selamat berikut kondisi Cherry yang tidak berubah sejak tadi.

Menghentikan mobil di depan halaman rumahnya, Darren menoleh pada si wanita. Menyentuh lengannya pelan.

"Cherry, kita sudah sampai," ucapnya pelan.

Cherry menegakkan tubuh tidak lama. Lalu tanpa menoleh pada si pria, dia langsung turun begitu saja. Masuk ke dalam rumah tanpa berkat apa-apa.

Melihat hal itu, Darren menghela napasnya. Kemudian menyusul untuk turun tidak lama kemudian. Membiarkan mobilnya di sana yang akan di urus oleh pekerja rumahnya.

Tujuannya kini tentu saja untuk menghampiri sang tunangan yang hendak masuk ke dalam kamarnya. Lebih dulu berhasil Darren hentikan dengan menarik lengannya pelan.

"Lain kali, jangan cium saya kalau kamu tidak benar-benar mau melakukannya," ucap pria itu.

Cherry yang sejak tadi belum berbicara itu mengangkat kepalanya, menatap Darren dan perlahan senyumnya terbangun. Melepaskan lengan dari genggaman si pria, Cherry mengulurkan jemarinya pada wajah sang tunangan. Membelai di sana mengikuti garis lengan seperti yang biasa dia lakukan. Aktivitas kesukaannya.

"Siapa bilang gue enggak mau? Gue justru senang dan mau melakukannya lagi dan lagi," balas si wanita.

"Oh ya?"

Cherry mengangguk seolah tanpa ragu. "Gue bisa melakukan apa pun Darren. Melakukan apa pun yang gue inginkan."

"Kamu memang pemegang kendali, tapi tubuh kamu juga punya reaksi yang tidak bisa kamu kendalikan. Itu kenapa kamu selalu muntah setelah berciuman. Karena tubuh kamu enggak benar-benar ingin melakukannya."

Tatap wanita itu sedikit berbeda, tetapi kemudian dia cepat menguasainya kembali. "Enggak usah sok tahu. Perlu pembuktian? Ayo kita ciuman sampai pagi."

Cherry berjinjit, sedikit menarik pria itu dan bersiap mendekatkan kepala. Namun Darren lebih sigap menahannya lebih dulu. Menjauhkan diri dari si wanita.

"Jangan pernah mencium saya. Saya bukan sampah menjijikan yang bisa membuat kamu muntah." Menatap wanita itu tajam, Darren kemudian berlalu dari sana. Melangkah dengan isi kepala yang tertuju pada kejadian tiga tahun lalu.

*__*

Tiga tahun yang lalu....

Adalah pertemuan tidak terduga yang terjadi dengan Darren dan Cherry saat itu. Di sebuah acara kampus di mana Darren sedang mengisi seminar dalam rangka dies natalis di salah satu kampus negeri di Medan. Herannya, dia bukan hanya mendapati mahasiswa yang datang di sana tetapi juga mendapati kehadiran Cherry yang duduk di kursi belakang tetapi masih terjangkau oleh matanya. Wanita itu hanya diam di sana, mendengarkan isi seminar sembari mengunyah permen karet di mulutnya kemudian pergi usai Darren mengucapkan penutup.

The Perfect Prince And His Messy FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang