Bab 25 - Ibu Peri

39.8K 4.4K 226
                                    

              Darren tersenyum menatap lawan mainnya yang kembali berhasil ia kalahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Darren tersenyum menatap lawan mainnya yang kembali berhasil ia kalahkan. Masih memegang stik biliarnya, si lawan hanya menatap datar, membuat senyum Darren mengembang sempurna.

"Lanjut?" tawar pria itu.

Alih-alih menerima tawaran Darren, si lawan justru melangkah menuju meja. Mendaratkan duduknya di sana hingga Darren pun menyusul. Diperhatikannya bagaimana pria itu yang mengambil minumannya di atas meja, memutar-mutar gelas tampak berpikir sebelum menenggaknya hingga tandas.

"Gue ikuti alur lo," kata pria itu, menatap Darren usai selesai dengan minumannya.

Senyum Darren menguar lagi. "Lo yakin?"

Pria itu mengangguk. "Lo lakukan apa yang perlu lo lakukan. Soal Athalia biar gue yang urus."

"Gue enggak menjamin semua rencana gue membuat Cherry senang. Dia bisa aja terluka di tengah jalan."

Masih dengan wajah datarnya, lawan bicara Darren itu hanya menatap sekilas. "Dia udah terbiasa dengan luka. Biar aja."

Darren terdiam. Tatapannya menerobos pada bagaimana wajah sang tunangan yang sudah dua hari ini tidak dia dapati. "Gue peduli dengan dia," kata pria itu.

Si lawan bicara tidak menyahut. Pandangannya masih lurus pada minuman sampai kemudian ponselnya berdering. Ditatapnya Darren sekilas sebelum pria itu bangkit dari duduknya.

"Lo atur aja," ucap pria itu sebelum pergi meninggalkan Darren seorang diri di meja mereka.

*__*

Darren tentu tahu ada hal yang perlu diselesaikannya selain Athalia. Yaitu tunangannya sendiri yang sampai saat ini sama sekali belum mau membuka mulut padanya. Tiga hari pasca kedatangan Athalia, Cherry benar-benar memusuhi Darren. Terang-terangan. Bahkan, dia tidak mau lagi berada di meja makan yang sama dengan tunangannya.

Hari Sabtu ini, Darren sengaja mengosongkan waktunya untuk di rumah saja. Akan dia usahakan segala cara untuk membujuk Cherry. Tiga hari yang ia lewati kemarin, sulit sekali Darren mengosongkan waktu untuk berdamai dengan Cherry sebab pekerjaannya benar-benar menggunung. Juga bagaimana tadi malam dia harus bertemu seseorang untuk membahas Athalia.

"Pagi." Darren yang sengaja menunggu Cherry dengan duduk di dapur akhirnya menemui wanita itu yang tampak baru bangun tidur.

Wajah Cherry terlihat sedikit terkejut. Mungkin karena sebelum ini, Darren bahkan tidak berusaha untuk mengajaknya bicara. Namun begitu, si wanita masih enggan untuk menoleh. Dia melanjutkan keinginannya untuk mengambil minum dan setelah itu berniat berlalu begitu saja.

Darren jelas tidak menghalanginya. Hanya saja, pria itu mengekor di belakang Cherry yang melangkah menuju kamarnya. Lalu saat Cherry masuk dan hendak menutup pintu di depan wajahnya, Darren langsung ikut menyerobot. Masuk ke dalam kamar tunangannya yang selama tiga hari ini dia kunci.

The Perfect Prince And His Messy FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang