Bab 51 - The End of The Tale

74.7K 5.8K 1.2K
                                    

              Cherry bersungguh-sungguh ikut Darren pulang ke Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Cherry bersungguh-sungguh ikut Darren pulang ke Indonesia. Juga bersama Anyelir yang langsung lanjut terbang ke Malang, sudah tidak sabar bertemu dengan hewan-hewan ternaknya.

Tentu saja hal itu sudah ia siapkan dari jauh-jauh hari. Sejak dua minggu yang lalu juga, Cherry sudah dapat persetujuan Dokter Salsa untuk mengakhiri terapi. Dia sudah bisa ikut Darren pulang ke Indonesia. Cherry juga bekerja sama dengan Adit untuk meminta dipesankan tiket kembali ke Indonesia bersamaan dengan Darren. Menjadi hadiah perayaan satu tahun pernikahan mereka.

Dan di sinilah Cherry sekarang. Berada di makam sang tante, tempat pertama yang menjadi tujuannya begitu kembali. Meletakkan mawar putih di atas gundukan tanah itu dengan senyum tulusnya yang berhasil ia ulas.

Pada akhirnya, dia berhasil merelakan kepergian tante tersayangnya. Tanpa lagi merasa bersalah. Tanpa lagi juga, kebenciannya pada tantenya karena memilih menyerah dalam hidup dan melempar Cherry pada lubang dalam yang membuatnya semakin tenggelam. Kini, meski air matanya masih tetap menetes, perasaannya tetap lega saat dia bisa datang kemari dengan langkah kakinya yang ringan.

"Tante pasti bangga kan sama aku, Sayang? Aku bisa bertahan dan akhirnya bisa bawain bunga kesukaannya ke sini?" Cherry menoleh pada sang suami, meminta persetujuannya.

Tentu saja, anggukan juga senyum hangat Darren Cherry peroleh sebagai persetujuan. "You did a great job, TinkerBell. Tante kamu pasti sangat bangga dengan kamu."

Cherry balas tersenyum. Menyamankan diri dalam rangkulan sang suami. "Aku mau ke makam Oma," ucapnya kemudian.

Mereka pun melangkah beriringan pada makam yang lain. Makam Omanya yang sangat Cherry kasihi. Meletakkan bunga lain di sana, juga terpejam melantunkan doanya. Mengecup nisan itu sepenuh hati, sebelum kemudian, pandangannya teralih pada makam yang ada di sebelahnya.

Suryana Surendra.

Opanya yang meninggal sebulan kemudian ketika Cherry baru saja tiba di Swiss. Yang lebih mengejutkan, pria tua itu meninggal di dalam kamar tidurnya sembari memeluk bingkai foto sang istri. Juga tidak kalah mengejutkan bahwa ternyata dia sudah memesan pusaranya sendiri, sebuah makam yang tepat berada di samping makam sang istri yang selama ini ditelantarkannya.

Cherry tidak tahu mengapa Suryana melakukan hal demikian. Sepanjang hidup, dilihatnya pria itu tidak pernah berusaha membuat istrinya bahagia. Alih-alih demikian, Suryana justru selalu menyakitinya, bahkan mengkhianati Lestari dengan menikahi selingkuhannya. Meski, setelah Suryana mengusir Lestari dari rumah karena menyangka bahwa istrinya selingkuh, Suryana juga mengusir istri keduanya yang diketahui menggelapkan dana perusahaan. Bahkan, menceraikannya dan memasukkannya ke dalam penjara.

Pada akhirnya, Cherry juga melangkah ke sana. Ke makam si kakek tua yang selama ini selalu memuntahkan serapah padanya. Memaafkan dan melupakan segala yang Suryana lakukan kepadanya juga kepada neneknya mungkin terlalu besar baginya. Cherry belum sebesar itu hatinya. Meski begitu, dia tetap berusaha untuk menerima segala luka yang diberikan pria tua itu untuk kemudian bisa dia atasi rasa sakitnya.

The Perfect Prince And His Messy FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang