Bab 17 - Iblis Tampan

39.9K 4.3K 256
                                    

Tentu saja, guyuran bulu-bulu angsa itu tidak lantas membuat keduanya berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentu saja, guyuran bulu-bulu angsa itu tidak lantas membuat keduanya berhenti. Darren masih berlari dan Cherry pun demikian, masih mengejar si pria. Mereka kini sudah keluar kamar. Darren menambah tempo kecepatan berlarinya mengitari isi rumah dengan Cherry yang mengejar di belakang sembari membawa bantal yang membuat bulu-bulu angsa itu ikut beterbangan bukan hanya di dalam kamar Darren, melainkan juga sampai pada ruang keluarga, ruang tamu, hingga keluar dari teras depan rumah.

Darren mengitari teras rumahnya berlari ke samping. Sampai ke halaman belakang di mana tempat kolam renang berada. Kejadian naas pun menimpa Cherry yang tergelincir dan langsung tercebur ke dalam kolam. Membuat Darren terkejut lantas menghampiri si wanita. Melihat Cherry yang sempat terlelap kemudian muncul lagi di permukaan dengan wajahnya yang semakin emosi melihat hadirnya Darren di sana.

"Kamu mau berenang? Tapi ini udah malam." Darren bertanya tanpa dosa, bahkan matanya menatap ke langit yang gelap seolah-olah mengonfirmasi.

"Darren!!" Dan jangan salahkan suara teriakan Cherry yang menggema begitu keras.

Menyebalkan, Darren malah menggoda dengan berpura-pura tutup telinga.

"Hey, enggak usah teriak, ini udah malam." Darren berlutut, mengulurkan tangannya Cherry yang masih di dalam kolam. "Iya-iya saya minta maaf. Sini saya bantu naik. Kamu enggak apa-apa, 'kan?"

Cherry mencebik. Menepis tangan Darren dengan kesal. Mana sudi dia menerima uluran tangan dari pria yang ternyata sangat menyebalkan itu? Bisa-bisanya dia membawa Cherry berlari mengelilingi rumah dan berakhir tercebur ke dalam kolam di malam hari seperti ini?!

Wanita itu berusaha sendiri untuk naik ke atas permukaan yang sayangnya sulit dia lakukan. Berkali-kali gagal sampai Darren pun kembali mengulurkan tangan.

"Udah sini saya bantu. Saya merem, nih, kalau kamu gengsi." Pria itu benar-benar memejamkan matanya.

Cherry mencebik lagi. Namun pada akhirnya, dia menerima uluran tangan Darren. Ditarik si pria hingga Cherry naik ke atas permukaan. Namun tidak lama. Karena setelahnya, Darren malah menjatuhkan tubuhnya sendiri ke dalam kolam berikut Cherry yang tangannya masih di dalam genggaman.

"Darren kurang ajaaaaaar!!!" Teriakan Cherry kembali membahana.

Jangan salahkan wanita itu kalau setelahnya Darren habis di tangannya. Tentu saja Cherry tidak segan-segan memukuli si pria berulang-ulang. Namun, tidak bisa dihindari juga kalau Darren segera menghindar. Berenang menjauhi Cherry yang langsung dikejar oleh si wanita. Tidak akan ia biarkan Darren lolos kali ini!

Jika tadi mereka kejar-kejaran di dalam rumah, kini keduanya kejar-kejaran di dalam kolam renang yang cukup luas. Bahkan saat tiba-tiba rintik hujan turun mengguyur keduanya, mereka masih belum berhenti. Hujan kian deras dan Cherry merasa kelelahan, barulah wanita itu berhenti berenang mengejar Darren si sialan yang sayangnya tidak ada lelahnya itu.

The Perfect Prince And His Messy FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang