Bab 11 - Masih Melakukannya

45.1K 4.4K 267
                                    

Dugaan Bu Tuti mengenai Cherry yang ternyata alergi terhadap susu sapi adalah benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dugaan Bu Tuti mengenai Cherry yang ternyata alergi terhadap susu sapi adalah benar. Begitu wanita tua itu menghubungi Darren, si pria juga langsung menghubungi dokter keluarga dan pulang ke rumah. Melihat keadaan Cherry yang sudah membaik, bahkan bisa menatapnya dengan kesal meski masih berbaring di atas ranjang usai dokter pulang dan dia juga sudah diberi obat.

"Ngapain sih pakai panggil dokter segala?! Kayak begini udah biasa! Sejam dua jam juga hilang!" Wanita itu sudah bisa marah-marah.

Darren yang masih berdiri di sisinya hanya menghela napas. Pandangannya masih menatap pada Cherry yang mulutnya masih membengkak. Namun setidaknya, wanita itu sudah tidak lagi sesak napas.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau alergi susu sapi?" tanya si pria.

"Kan gue udah bilang gue enggak suka susu sapi! Kenapa lo sukanya maksa-maksa orang terus?"

"Enggak suka dengan alergi itu berbeda, Cherry. Kalau kamu kasih tahu alasannya kenapa enggak suka susu karena alergi, saya tentu enggak akan memaksa kamu minum susu."

Cherry berdecak. Memutar kedua bola matanya tampak jengah. "Ya udah sih, alergi biasa doang. Lo aja yang berlebihan sampai pulang, segala panggil dokter. Kayak gue akan langsung mati aja gara-gara alergi."

"Kenapa kamu enggak bilang soal alergi saat pemeriksaan waktu itu?" tanya Darren, tidak menggubris sahutan asal Cherry sebelumnya.

"Males. Enggak penting juga."

"Enggak penting kamu bilang?" Suara Darren terdengar sedikit meninggi. "Alergi ini bisa membahayakan keselamatan kamu."

"Duh, berisik banget! Udah deh sana kerja lagi." Cherry mengusir Darren. Bangkit dari ranjang mendorong tubuh si pria itu dibawanya keluar kamar. "Si Sandra mana sih? Tadi katanya tutor gue mau datang? Gue udah semangat nih mau belajar masak."

Dibiarkannya Cherry melakukan itu hingga Darren akhirnya kini berada di luar kamar. Sedang si wanita, justru melangkah sembari menyerukan Sandra yang tidak juga kelihatan batang hidungnya. Dia sibuk berteriak mengitari seluruh rumah sampai kemudian Darren menyusulnya dan menarik tangannya hingga akhirnya Cherry berhenti melangkah.

"Sandra sedang mengantar tutor memasak kamu pulang," beritahu Darren.

"Pulang? Terus kelas gue bagaimana?" Mata Cherry melotot tidak percaya.

"Kamu istirahat aja hari ini."

"Serius?" Kedua netra si wanita melotot antusias. Menatap Darren dengan berbinar. "Gue enggak perlu ikut-ikut kelas aneh itu lagi?"

"Untuk hari ini." Darren mengangguk.

Cherry tertawa senang. "Ya ampun kalau ternyata semudah ini buat bolos kelas udah gue lakuin dari kemarin-kemarin. Bu Tuti, bikinin aku susu lagi dong!"

Wanita itu bergerak lagi, melangkah menuju dapur yang membuat Darren kembali menghela napasnya. Dia begitu mengkhawatirkan wanita itu sebelumnya. Bahkan meninggalkan kantor padahal tiga puluh menit lagi Darren harus menghadiri rapat penting. Namun Cherry justru sesantai ini. Seakan apa yang terjadi barusan dengannya tidak ada artinya. Terlihat sangat tidak peduli dengan kesehatannya sendiri.

The Perfect Prince And His Messy FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang