Bab 28 - Wanita Saya

45.2K 5K 251
                                    

              "Saya akan kasih kamu jawabannya lima bulan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              "Saya akan kasih kamu jawabannya lima bulan lagi."

Kening Cherry mengerut. Masa meminta ditanam pohon ceri saja harus menunggu lima bulan lagi? Lagi pula, ada apa dengan lima bulan lagi?

"Kenapa harus lima bulan lagi?" tanya wanita itu menyuarakan pikirannya."

"Emmmm ...." Darren tampak berpikir. Lebih tepatnya, pura-pura berpikir. "Saya kasih tahu jawabannya kenapa lima bulan lagi, di waktu lima bulan itu."

"Darren!" Cherry memukul lengan Darren kesal. Kenapa akhir-akhir ini Darren hobi sekali membuatnya kesal?

Sudah begitu, usai membuat Cherry kesal si pria malah cengengesan menyebalkan. Membuat Cherry semakin mencebik gondok. Untung saja tangan pria itu langsung berinisiatif mengusap kepalanya lembut. Kalau tidak, Cherry pastikan mungkin tangannya sudah beraksi lebih dulu. Tentu bukan untuk membelai kepala Darren seperti yang pria itu lakukan melainkan memukulnya kencang.

"Udah malam. Martabaknya juga udah dimakan. Masuk, yuk?" ajak pria itu.

Cherry mencebik lagi. Namun tidak bisa menghentikan Darren yang sudah membuka selimut mereka. Bahkan bangkit dari ayunan dan mengulurkan tangannya pada Cherry. Si wanita pun langsung menjual mahal. Melipat tangannya di depan dada menolak mentah-mentah uluran tangan itu.

"Nggak mau ikut masuk?" tanya Darren, belum menarik tangannya meski dianggurkan.

Cherry tidak menggeleng. Namun dia malah membuang wajah angkuhnya yang membuat senyum tipis Darren terbit di sudut bibir.

"Di sini kalau semakin malam semakin banyak han—"

"Darren!" Langsung Cherry menyela. Menatap pria itu galak.

Darren tertawa. Wajahnya terlihat senang sekali sudah berhasil membuat tunangannya berteriak.

"Makanya ayo masuk," ajak pria itu lagi. "Atau saya masuk duluan, ya?"

Cherry mencebik. Namun lipatan tangannya di depan dada itu terurai. Mengulur pada si pria dengan manja seraya minta digendong, berbanding terbalik dengan ekspresi wajah angkuhnya bak wanita mandiri yang tidak membutuhkan siapa-siapa.

"Apa ini?" tanya Darren pura-pura tidak tahu.

Cherry tentu gengsi setengah mati untuk menyahuti yang sebenarnya. Meskipun begitu, dua tangannya yang terulur itu belum diturunkan. Berikut dengan wajah angkuhnya yang belum berganti sama sekali.

Masih dengan wajah gelinya itu, Darren sedikit geleng kepala. Akhirnya berbalik badan menghadiahi Cherry punggung kekarnya yang langsung diterima wanita itu dengan senang hati. Melompat pada si pria yang siap memanggulnya. Membiarkan sang tunangan melingkarkan lengan pada lehernya.

Wajah Cherry tentu berbinar-binar. Kakinya bahkan bergoyang-goyang di masing-masing sisi tubuh Darren seiring dengan pria itu yang mulai melangkah masuk.

The Perfect Prince And His Messy FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang