Dengan sabar, wanita itu menunggu mata pria yang ada tepat di hadapannya terbuka. Sembari menghitung detik demi detik yang berjalan. Sudah jam 9 pagi. Seharusnya, sebentar lagi pria kesayangannya ini sudah bangun dari tidur tampannya.
Tiga ...
Dua ...
Satu ...
Tebakan Cherry tepat sasaran. Darren, perlahan membuka kedua matanya yang langsung wanita itu hadiahi dengan kecupan bertubi di seluruh permukaan wajahnya.
"Happy 1st anniversary kesayangan Cherry!"
Senyum pria itu langsung terulas. Dengan lengannya yang sigap mengamit pinggang si wanita yang kini sedang tengkurap di atas tubuh terlantangnya. Dibalasnya wanita itu dengan kecupannya pada bibir beberapa kali.
"Kok tumben bangun duluan?" tanya si pria.
"Ih kok nggak dibalas?" Wanita itu cemberut, berpura-pura kesal karena Darren mengabaikan sambutan cerianya di pagi hari seperti ini.
Pria itu tersenyum lagi. Semakin merapatkan tubuh mereka yang tanpa jarak, tanpa pemisah apa pun. Saling menghangatkan diri di bawah selimut dengan suhu 2 derajat celsius di kota Zurich yang sedang memasuki musim dingin ini.
"Iya, happy anniversary juga istri saya yang nakal," balas Darren sengaja menggoda, membuat Cherry mencebik tidak terima.
"Masa nakal?"
"Nakal? Saya bilang cantik, kok."
"Ih bohong! Orang jelas-jelas aku dengarnya nakal."
"Salah dengar berarti kamu."
Kesal karena sadar Darren menggodanya, wanita itu balas dengan mencubit pipi pria itu. Membuat Darren tertawa-tawa dan kembali mengecupi bibir si wanita. Kemudian secepat kilat, Darren ubah posisi mereka. Pria itu yang mulai berkuasa di atas si wanita. Memulai ciuman pagi yang rasanya selalu ingin lagi dan lagi, tidak ingin berhenti.
Tentu saja, ciuman mereka tidak berhenti. Keduanya saling mencecap bibir, berbagi rasa, berbagi saliva. Ciuman dalam yang mulai panas yang Darren pastikan tidak akan mudah selesai. Oh, tentu saja tidak mudah selesai. Bagaimana tangan sang istri yang sudah mulai jahil menepuk-nepuk bokongnya membuat pria itu semakin membara.
"Tebak, apa bagian tubuh Sayang yang paling aku suka?" tanya Cherry di sela-sela pekerjaan Darren yang sibuk mengecupi setiap inci tubuhnya.
Tanpa mengakhiri kegiatannya, pria itu justru bertanya balik, "Apa?"
Tangan Cherry yang masih hinggap di tubuh belakang pria itu mulai bertindak lagi. Mengusap menggoda bongkahan kenyal milik si pria yang membuat pemiliknya tertawa. Darren menarik sejenak bibirnya dari kulit sang istri demi menatap wajah nakal nan menggoda wanita itu.
"Kalau itu saya juga tahu," sahutnya.
"Kok tahu?"
"Gimana nggak tahu kalau tangan kamu sukanya nyelinap ke sana aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Prince And His Messy Fiancé
RomanceAwalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong saja. Menolong Darren yang dibuat mabuk oleh seorang perempuan untuk kemudian dijebaknya juga. Cherry...