Sepulang dari kantor Darren, Cherry masih memikirkan mengenai kartu AS pria itu yang tidak juga kunjung ia dapatkan. Meski nama Athalia sempat keluar dari bibir pria itu atas percakapannya dengan Adit, Cherry masih belum sepenuhnya yakin tentang hubungan apa yang terjadi di antara keduanya. Namun, untuk bertanya langsung dengan Darren menurutnya itu bukan ide terbaik.
Tadi saja, saat di kantor di mana Cherry tidak sengaja mendengar percakapan Darren dan Adit, dia memilih untuk berpura-pura tidak tahu. Bertindak biasa saja seolah tidak mendengar apa pun. Sampai kemudian wanita itu pulang ke rumah dan kini sedang bersantai di kolam berenang.
Hari mulai menggelap, tetapi Cherry masih duduk di kursi santai di pinggir kolam. Bu Tuti sudah bolak-balik ke mari memintanya untuk masuk yang Cherry tidak pedulikan sepenuhnya. Tentu saja, selain hanya untuk bersantai dan berenang, keberadaan Cherry di kolam ini memiliki tujuan lain. Dia masih ingin membuktikan soal selera Darren pada wanita.
Masa iya, cewek secantik Cherry tidak membuatnya tergoda?
Sungguh tidak masuk akal!
Maka dari itu, hari ini Cherry tampil berbeda dari biasa. Tidak ada lagi pakaian renang tertutup yang biasa ia pakai jika sedang berenang di kolam ini. Cherry mengenakan pakaian renang yang cukup seksi dengan punggung belakangnya terbuka sepenuhnya. Dia mau lihat dengan mata kepalanya sendiri, apakah Darren benar-benar tidak bernafsu padanya sedang Cherry sudah nyaris telanjang seperti ini.
"Kenapa masih di sini?"
Suara itu langsung mengalihkan perhatian Cherry. Senyum si wanita merekah sempurna langsung meletakkan gelas jus dan bangkit dari duduknya.
"Darren!" Cherry menyeru girang. Melompat ke dalam pelukan pria itu bereaksi antusias menyambut kepulangan sang tunangan.
Ya, meski bukannya menyambut pelukan Cherry, Darren malah mendorong wanita itu menyingkir.
"Kamu basah. Nempel nih ke pakaian saya," keluh si pria.
Cherry tidak sanggup menyembunyikan decakannya. Bersungut-sungut menatap Darren yang masih berseragam lengkap seperti yang Cherry lihat di kantor pria itu tadi.
"Bu Tuti bilang kamu bandel, disuruh masuk bukannya masuk. Udah jam berapa ini? Nanti kalau masuk angin gimana? Ayo masuk!" Pria itu nyaris menggapai pergelangan tangan Cherry yang langsung menyingkir.
Memasang wajah merajuknya yang dibuat seimut mungkin, Cherry menggeleng. "Masih mau berenang. Tapi maunya berenang sama tunangan aku." Dirangkulnya lengan Darren oleh si wanita.
"Saya baru pulang kerja. Lagian hari ini bukan jadwal saya berenang. Udah hampir gelap begini," tolak Darren terang-terangan. Meski begitu, tidak dilepaskannya rangkulan tangan Cherry pada lengannya. "Ayo masuk. Kamu bersih-bersih, habis itu kita makan malam."
Cherry mencebik. Mulai terlihat kesal melihat Darren yang kukuh menolaknya. Bahkan, pria itu tidak terlihat mencuri-curi pandang pada tubuhnya selain hanya menatap wajah sok imut Cherry yang bergelayut manja di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Prince And His Messy Fiancé
RomanceAwalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong saja. Menolong Darren yang dibuat mabuk oleh seorang perempuan untuk kemudian dijebaknya juga. Cherry...