Kemarin malam Jaemin mencoba melakukan panggilan video bersama dengan bundanya, anak itu niatnya ingin memberitaukan terkait berita kehamilan dia kepada mereka yang ada dirumah.
Akan tetapi, kalian tau tidak, mungkin emang karena naluri ibu ke anaknya itu kuat banget Winwin sebagai sang bunda justru mencelos dengan tebakan yang diluar dugaan.
"Na kakak ngga sedang hamil kan?"
Hal itu yang langsung muncul keluar dari mulut sang ibu ketika Jaemin mengambil nafas setelah menjelaskan dengan rencana bilang begini dulu,
"Bun, kakak pengen bilang sesuatu ke Bunda, tapi Bunda jangan beri tau ayah dulu yah,"
Si kakak langsung ngangguk, ketika Bunda bertanya apa dia hamil atau tidak, dan justru apa kalian tau reaksi Bunda,
"AYAH SINI YAH, ANAKMU HAMIL YAH,"
"Ih Bunda dibilang jangan ngomong ke Ayah dulu,"
Dari seberang telfon justru Jaemin merengek kepada bundanya, tapi reaksi Winwin justru jengkel dengan anaknya itu.
"Ya harus bilang ayah lah Kak, Ayah kan kepala keluarga, Ayah masih bertanggung jawab sepenuhnya atas Kakak,"
Yuta berjalan menghampiri istrinya sembari membawa kopi dari dapur, bersama dengan Chenle yang juga mengekor ke arah sang ayah dengan susu ditangannya.
Ngomong-ngomong soal Chenle, sekarang Chenle perlahan sudah membaik, bahkan sekarang sudah bisa berjalan sendiri lagi pasca operasi tanpa membutuhkan kursi roda lagi.
"Jaemin! Pulang nak, cerita sama Ayah sama Bunda yang bener, sekalian sama Jeno juga, kita ngga marah kalau Jeno mau berhadapan langsung sama Ayah dirumah,"
Jaemin berkaca mendengar hal barusan, entah mengapa Jaemin pengen sekali menangis ketika melihat wajah ayahnya yang semakin menua, seseorang yang tak pernah terganti sebagai sosok laki-laki yang Jaemin cintai sampai sekarang.
Cinta pertama Jaemin itu ayahnya, Na Yuta bukan Lee Jeno.
"Ayah tidak marah?"
Menampakkan sebuah senyuman yang saat ini Jaemin lihat dari layar laptopnya, Ayahnya tersenyum tulus ke arah Jaemin.
"Kalau Ayah marah pun, tak akan mengubah apapun kak, Kakak masih jadi tanggung jawabnya Ayah, jadi pulang dulu ya nak," ujar Yuta lagi.
Jaemin menitihkan air matanya, seharusnya Jaemin harus bersyukur melihat kedua orang tuanya yang masih menunjukkan support mereka sepenuhnya, Jeno yang mengintip karena baru pulang dari kampus merasa iri mendengar hangatnya kasih antara Jaemin dan kedua orang tuanya.
"Aku pulang,"
Tepat setelah telfon Jaemin tertutup, Jeno mengetuk pelan kamar dan menampilkan wajahnya di sebalik pintu, berhias dengan senyuman sembari merentangkan tangannya bersiap untuk mendapatkan pelukan seseorang yang Jeno cintai.
"Mas,"
Jaemin berlari ke arah pintu, menghambur ke pelukan Jeno, fatwa nya seseorang yang selama ini mampu membangkitkan hati Jaemin, seseorang yang berhasil membuat Jaemin jatuh sejatuh-jatuhnya.
"Mas udah mam, tadi aku udah masak, mam bareng yuk,"
Dan inilah sesuatu hal sederhana yang entah mengapa membuat hati Jeno menghangat dan hanya bisa Jeno rasakan ketika sedang bersama Jaemin, perhatian Jaemin selayaknya seseorang istri sangat membuat Jeno semakin tak ada celah untuk tidak mengucapkan kata cinta untuk si cantik.
"Nana, mas boleh berbicara sebentar?"
"Iya mas?"
Tangan Jeno meraih tangan halus lentik Jaemin, mencium tangan itu sebentar, menatap jelaga Jaemin yang maish menyorotkan pandangan bulan,
![](https://img.wattpad.com/cover/359990732-288-k688887.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs Bunny | Nomin 🔞
RomanceNa Jaemin, remaja 19 tahun yang memiliki hobi unik sekaligus dijadikan sebagai penghasil uang sampingan, bisa diibaratkan fetish Jaemin itu gila. Kalian mau tau apa fetish nya? Melihat lelaki mengeluarkan lendir putih karena melihat tubuhnya, Gila...