Seminggu pasca operasi, netra Chenle menyerngit membuka, perlahan ia melihat cahaya lagi.
Jaemin tersentak melihat adiknya yang mulai sadar, tangisnya pecah, bahkan Winwin sang bunda yang tengah tertidur di sebuah sofa bersama si ayah terjengat mendengar isak hari Jaemin.
"Adek, adek sudah bangun? hiks kakak rindu adek hiks, adek bobonya kelamaan tau,"
Chenle samar-samar mendengar suara Jaemin, mulut yang tertutup oleh sebagian masker oksigen tersebut sedikit tersenyum.
"Kakak," lirih si adek melihat tubuh kakaknya yang terus memeluknya.
"Sayangnya kakak sudah tidak sakit lagi? Dimana yang sakit? Masih ada yang sakit, bilang ke Kakak yah,"
Netra seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam ruangan mendadak terkagum, Jeno baru menyadari jika Jaemin adalah tipikal seseorang yang lembut.
Yuta dan Winwin lantas menghampiri si bungsu yang baru tersadar, mengecup kening Chenle dengan tangis bahagia mereka.
"Hai adek, bobonya adek terlalu nyenyak sampai membuat ayah, bunda sama kak Nana khawatir,"
Winwin perlahan lembut membelai surai pucuk si manis, senyum Chenle kembali terlukis disaat tangan sang bunda dengan lembut mengusap rambut nya.
"Maaf adek sudah bikin kalian semua khawatir," sambung si adek lagi dengan suara yang masih parah lirih.
"Terima kasih masih mau bertahan untuk ayah, untuk bunda dan untuk kak Nana ya sayang," Yuta juga mencium pucuk kepala anaknya dengan sayang.
Pandangan Chenle tiba-tiba mengedar, melihat Jeno yang ada di samping Jaemin.
Sang kakak yang menyadari arah pandang adiknya, sontak menyenggol bahu Jeno, meminta agar si lelaki itu untuk mengenalkan dirinya kepada Chenle.
"Hai Chenle, ini kak Jeno, calon kakak ipar kamu, suami nya kak Nana,"
Rasanya Jaemin pengen menggaplok kepala Jeno sekarang juga, memalukan sekali.
Chenle tersenyum lagi, sekarang anak itu justru melirik ke kakaknya, seolah meminta penjelasan lebih terkait dengan lelaki di samping si kakak.
"Kakak berhutang penjelasan ke adek," gerak tangan Chenle dengan bahasa isyarat.
Chenle dan Jaemin itu dulu adalah kedua anak yang mencintai anak-anak difabel, bahkan mereka berdua belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi kepada anak-anak tuna rungu.
Satu yang menjadi cita-cita mereka ketika mereka sukses nantinya, kata Chenle dia ingin memiliki sebuah panti asuhan yang berisi golongan anak difabel terlantar.
Jaemin juga ingin membuka mata semua orang jika anak dengan kebutuhan khusus juga ada kalanya diberikan panggung untuk berkarya.
Karena tidak semua anak disabilitas itu rendah.
Bahkan dikampus saja Jaemin ikut sebuah program yayasan yang isinya menyokong tentang anak berkebutuhan khusus.
Hanya saja Jaemin tak mau menunjukan dirinya sebagai seorang donatur.
Jaemin sebagai seorang donatur inti pada yayasan itu, lalu darimana uang Jaemin jika dia menjadi seorang donatur.
Alasannya pasti kalian sudah tau, menjadi seorang jalang online, penghasilan lebih dari lima juta sehari rasanya cukup-cukup untuk Jaemin membayar kuliah serta membiayai hidupnya, lantas sisanya setelah itu Jaemin donasikan kepada yayasan disabilitas kampus.
Mulia bukan?
Nanti setelah Jaemin menikah dengan Jeno, apa Jaemin masih bisa menjadi seorang donatur di yayasan itu lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs Bunny | Nomin 🔞
RomanceNa Jaemin, remaja 19 tahun yang memiliki hobi unik sekaligus dijadikan sebagai penghasil uang sampingan, bisa diibaratkan fetish Jaemin itu gila. Kalian mau tau apa fetish nya? Melihat lelaki mengeluarkan lendir putih karena melihat tubuhnya, Gila...