Hukum 3 Arshaka

361 34 0
                                    

Kalian masih belum lupa Kayla, kan? Itu lho anak Mia yang masih berumur 4 tahun?

Nah, terakhir main ke rumah Sela, Kay kan gak ada tantrum-tantrumnya tuh pas ditinggal Mia. Sela pikir, semuanya bakalan berjalan baik sampai Mia datang menjemput Kayla.

Gak taunya, pas Shaka pamit mau pulang, Kayla nangis sejadi-jadinya. Tantrum. Gak mau ditinggal Shaka. Alhasil, Sela kelimpungan. Soalnya selama ini Kay jarang banget rewel kalau lagi bareng dia, apalagi sampai tantrum. Susah payah Sela membujuk Kay dengan seribu satu cara, dengan sogokan jajan dan mainan yang ada, tapi tetap saja, ponakannya itu menangis keras sampai-sampai Sela rasanya kena sakit kepala.

Tau kalian apa yang Shaka perbuat? Yap. Dia yang katanya ada janji mau main futsal sama cowok-cowok komplek sore ini, membatalkan janjinya dan menggendong Kay sampai si bocah tenang.

Mana ngomongnya halus banget lagi.

"Maaf ya, Kay. Kayla sedih ya mau ditinggal Shaka? Kay mau ikut aja?" Kayla yang bahunya masih bergetar karena sesenggukan, mengangguk-angguk pelan. Shaka mengusap wajah anak perempuan itu untuk menyeka air mata yang tersisa di pipinya. "Kalau gitu Kay mau ikut Shaka aja pulang ke rumah?"

Lagi, Kay mengangguk.

INI LUCU BANGET DONG, TOLONG.

Tau aja nih bocah mau diboyong cowok ganteng ke rumahnya.

"Kalau gitu pamit dulu sama Auntie." Shaka mendekatkan Kayla ke Sela, lalu mengajarkan anak kecil itu beberapa kalimat, "Auntie..."

"Auntie..."

"Kay ikut Om Shaka ya?"

"Kay ikut Om Shaka..."

Mana bisa Sela bilang 'tidak' kalau sudah begini?

Kayla dibawa Shaka pulang ke rumah, katanya ada beberapa pekerjaan yang harus Shaka kerjakan. Sela memberikan semua perlengkapan Kayla dan membiarkan ponakannya itu berpindah tempat sementara ke rumah Bu Jaenab. Sela pikir, Kay bakalan betah sama Shaka cuma beberapa jam doang. Dia dengan sabar menunggu chat dari Shaka kalau-kalau disuruh menjemput Kay.

Sampai-sampai Sela mematikan mode dnd ponselnya padahal selama ini Sela selalu memastikan ponselnya selalu dalam keadaan dnd karena malas diganggu.

Tapi ternyata sampai malam, sampai Kay di jemput Mia, itu bocah anteng di rumah Shaka. Untung pas Mia jemput, sekitar jam sembilan malam, Kay sudah tertidur. Shaka menggendongnya ke luar rumah dan suami Mia dengan sigap mengambil Kay dari Shaka.

Sela? Cuma bisa bengong. Karena ... jarang banget gak sih ada cowok yang sesabar ini buat ngurus anak kecil?

Sedangkan Mia memandang Sela penuh arti. Sela paham apa maksud Mia, tapi dia pura-pura bodoh saja. Lagian, apa sih yang Mia harapkan? Dia bahkan mengenal tetangganya itu belum genap satu bulan.

Semenjak kejadian itu, Sela jadi suka kepikiran Shaka mulu. Antara sungkan udah banyak ngerepotin, sama ... ya kepikiran aja. Sela merasa jadi punya hutang budi karena tugas buat jagain Kayla kan awalnya tanggung jawab Sela, tapi malah berujung Shaka yang sibuk ngurusin Kayla. Lelaki itu pasti punya banyak kegiatan yang harus dilakukan, tapi malah jadi terganggu.

Sela berniat mengantarkan goreng pastel yang dia masak sore ini sebagai ucapan terima kasih atas bantuan Shaka, tapi malah berakhir pusing sendiri. Soalnya jadi cewek tuh serba salah, bunda. Mengantar piring makanan seperti ini saja nanti pasti dikira macam-macam sama tetangga; dikira Sela modus ke Shaka lah, mikir Sela cari muka sama Bu Jaenab lah, pokoknya bakalan menimbulkan gosip baru.

Sela malas banget buat meladeni gosip-gosip di komplek, apalagi menjadi bahan gosip. Aduh. Mikirinnya aja Sela gak mau.

Omong-omong, laptop Sela katanya udah bisa diambil besok. Jadi sekalian saja besok pagi Sela mengucapkan terima kasih kepada Shaka.

Law Of ArshakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang