Hukum 9 Arshaka

290 30 0
                                    

Sesuai janji mereka kemarin, hari ini Sela dan Shaka akan hang out berdua alias, udah bisa disebut nge-date gak sih kalau pacaran aja belum?

Tau vibe sehari sebelum lebaran? Nah, rasanya dari kemarin Sela kayak gitu tuh. Dia semangat banget buat mengeluarkan beberapa pasang baju dari lemarinya dan menimang-nimang manakah gerangan yang bagus untuk dia pakai nanti.

Mama yang masuk ke kamar Sela saja sampai bertanya, "Mau kemana kamu? Heboh banget nyiapin baju."

Sela hanya tersenyum cerah, bilang kalau ada janji dengan temannya besok, sekalian minta izin pada sang Mama. Untung beliau gak banyak tanya dan langsung mengiyakan.

Janjinya sih Shaka jemput habis jam empat sore. Tapi Sela sudah sibuk sejak dua jam yang lalu. Mandi, mencuci rambut, bahkan Sela luluran hari ini saking semangatnya.

Sadar kalau dia sudah menggebu-gebu, Sela pun menghentikan dirinya sejenak dan menyisihkan waktu untuk menenangkan diri.

Less expectation makes more happiness. Sela baru belajar ini dua tahun lalu. Dia gak mau terlalu bersemangat karena seringnya, ketika energi Sela sudah full, eh tiba-tiba rencananya batal karena ada urusan mendadak dari pihak sebelah.

"Yok, bisa yok, lebih santai." Sela menghembuskan napas sebelum duduk di meja riasnya.

Hari ini niatnya Sela mau make up simpel saja. Skill make up-nya belum yang super mahir atau bagaimana, jadi maunya, hari ini Sela cukup kelihatan fresh dan segar saja. Jadi, Sela memulai dari skincare yang biasa dia pakai. Karena moisturizer Sela habis, Sela mengakalinya dengan menggunakan sunscreen yang lumayan banyak. Setelah skin prep selesai, Sela lanjut ke step berikutnya. Membuat alis sebisanya karena membuat alis masih jadi PR besar buat Sela, menyapu bedak di atas cushion, memberikan sedikit eye shadow warna netral di kedua kelopak matanya, membuat eye liner tipis, memakai maskara, dan terakhir memoles liptint dengan warna lebih gelap dari base-nya karena dia ingin membuat ombrean.

Selesai! Sela menilai make up-nya sekali lagi dan memastikan tidak ada yang berlebihan. Astaga, saking bahagianya, Sela sampai menggunakan liptint baru yang ia beli bulan lalu. Padahal niatnya kan baru akan dipakai setelah lipcream milik Sela habis.

Tapi, yasudah lah.

Rambutnya hanya Sela kucir biasa karena dia tak punya ide style rambut macam apa yang cocok diwajahnya. Lagian rambut di kucir itu nyaman banget, anti gerah-gerah klub. Lalu lanjut mengenakan pakaian. Outfit yang Sela pilih jatuh pada baggy jins kebesaran dipadu dengan kemeja cream lengan pendek yang dia masukkan ke celana, dan menambahkan ikat pinggang cokelat sebagai pemanis. Tasnya lumayan besar, karena Sela harus membawa mukena kalau mau sholat maghribnya tidak tertinggal. Oh, jangan lupa juga memasukkan micellar, pencuci muka dan kapas. Dan beberapa skincare, bedak, dan juga liptint yanh dia gunakan tadi karena nanti Sela butuh re-touch.

Agak ribet sih tapi biarlah, namanya juga hidup.

Terakhir, Sela menyemprotkan parfum seperlunya dan dia pun siap berangkat.

"Oh, alas kaki!" Sela memandangi rak sepatunya. Dia punya tiga pasang sepatu, dua wedges, satu flat shoes, dan satu sendal rumah yang nyaman, yang acapkali bisa menjadi sangat fungsional, mulai dari dia pakai untuk ke warung, sampai saat ia menghadiri kondangan. Karena memang senyaman ituuu.

Karena dari atas sampai bawah Sela sudah sangat niat, Sela pun memutuskan untuk menggunakan sendal hariannya itu untuk dia pakai. Karena ada kemungkinan mereka di luar sampai malam, ada baiknya Sela menggunakan sendal yang nyaman.

Law Of ArshakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang