Chapter 4

270 19 0
                                    


"Kau terlambat 5 menit," gerutu Shiho sambil melirik arlojinya.

"Maaf maaf," ucap Shinichi terengah-engah seraya menopang tubuh di lututnya.

Shiho memberinya waktu untuk mengatur napasnya.

"Tapi... aku membawa kabar baik," kata Shinichi berdiri tegak.

"Apa?"

Shinichi menatap Shiho penuh arti, "aku sudah menyampaikannya pada Ran..."

"Lalu?" Shiho menunggu dengan berdebar-debar.

"Dia menerimanya... Dia menerima perpisahan dengan baik..."

Shiho mengerjap, "benarkah?"

"Eh, dia bilang malah senang bisa bebas dari magnet mayat penggila misteri sepertiku. Dia juga bilang dia ada menyukai laki-laki lain."

"Jadi..."

"Jadi..." Shinichi meraih tangan Shiho dan menggenggamnya, "kita tak perlu sembunyi-sembunyi lagi. Kita bisa kencan kapan saja dan di mana saja..."

"Lalu bagaimana dengan orang tuamu?"

"Eh? Kau seperti tidak tahu saja. Okasan kan fans beratmu, tentu dia malah senang sekali kalau kita pacaran. Aku juga yakin staff di agensi bakal bersorak sorai kalau mendengar kita jadian," ujar Shinichi bersemangat.

Shiho tersenyum, "itu terdengar melegakan."

"Kita jalan sekarang?" Shinichi menawarkan lengannya.

"Eh," Shiho menggandeng lengan Shinichi.

Mereka seharian itu kencan dengan mengunjungi museum-museum. Sungguh waktu yang menyenangkan dan segalanya serba tepat menurut Shinichi karena kesukaan dan selera mereka nyaris sama. Pembicaraan mereka selalu mengalir dan selaras. Entah kapan Shinichi pernah merasa sebahagia ini saat menggenggam tangan seorang kekasih, karena di masa-masa terakhir hubungannya dengan Ran, mereka selalu bertengkar.

"Tidak kah terlalu cepat membicarakan anak?" tanya Shiho.

"Berandai-andai saja kan boleh."

"Hai hai..."

Saat itu mereka sedang berada di sebuah taman, duduk di sebuah kursi kayu panjang, di bawah pohon sakura.

"Tapi seumur-umur, aku tak pernah menyangka akan membicarakan masa depan bersamamu, si Setan Mengantuk."

Shiho mendelik, "jadi kau menyesal?"

"Tidak kok tidak hehehe..." sahut Shinichi buru-buru.

Shiho belagak cemberut.

"Tapi kalau punya Ai kecil lagi pasti lucu ya?"

"Maksudmu kau mau punya anak perempuan?"

"Kenapa tidak?"

"Hmmm... Aku malah mau laki-laki..."

"Kenapa? Biar tampan sepertiku?"

Shiho berjengit, "percaya diri sekali."

"Memang aku jelek?"

Shiho tertawa, "becanda..."

Giliran Shinichi yang belagak cemberut.

"Agar aku punya dua guardian angel."

Shinichi mengerjap, "Shiho..."

"Agar bebanmu untuk melindungiku sedikit berkurang..."

Shinichi merangkulnya, "mau ada tambahan sepuluh anak laki-laki pun... Aku akan selalu paranoid jika sudah menyangkut keselamatanmu..."

Shiho menatapnya mesra dan Shinichi juga membalas tatapan itu sama lembutnya seraya berbisik, "aku mencintaimu Shiho..."

"Aku juga mencintaimu Kudo-Kun..."

Mereka pun berciuman di bawah langit malam.

Mereka percaya bahwa masa depan mereka indah.

Namun dugaan mereka salah ketika menerima berita esok paginya.

A Love To GiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang