"Miyano-Sensei, apa kau punya waktu sebentar?" tanya Akiyama suatu sore ketika kampus sudah mulai sepi.
"Ya, ada apa memangnya Akiyama-Sensei?" tanya Shiho.
"Anooo... aku ada menemukan kucing terluka di belakang. Aku tak mengerti apapun soal pengobatan, bisa kah kau memeriksanya? Aku tak berani bawa kemari karena takut mengotori lingkungan kampus," kata Akiyama.
"Oh..." Shiho tampak prihatin karena ia sangat menyayangi hewan, "tunjukkan saja jalannya. Aku akan bawa kotak obatku."
"Ah..." Akiyama tampak lega, "arigatou."
Sambil membawa kotak obat kecilnya, Shiho mengikuti Akiyama. Mereka jalan ke halaman belakang kampus, di mana di sana ada sebuah gudang tua yang sudah tidak pernah dipakai. Area itu juga sangat sepi terlebih lagi di sore hari menjelang malam seperti ini.
"Di dalam sana," Akiyama menunjuk sambil masuk lebih dulu ke dalam gudang.
Tanpa curiga Shiho mengikutinya.
Baru beberapa langkah memasuki gudang, terdengar suara bedebum kencang dan keadaannya menjadi gelap total. Cahaya matahari sore tidak lagi terlihat.
Shiho kaget, "Akiyama-Sensei?" ia menoleh berkeliling.
Mendadak mulut Shiho dibekap oleh sebuah tangan.
"Akhirnya hanya ada kau dan aku Miyano-Sensei," gumam Akiyama berbahaya.
Kesadaran merasuki benak Shiho, ia berada dalam bahaya.
Kudo-Kun...
***
"Oh Morofushi-Sensei belum pulang?" tanya Aoi-Sensei saat melihat Takaaki memasuki ruang dosen.
"Belum, baru saja selesai kelas terakhir," sahut Takaaki sopan, "Aoi-Sensei sendiri belum pulang?"
"Ah, aku masih menunggu cucuku katanya mau jemput."
"Oh, cucumu yang dari Hokkaido?"
"Benar sekali."
Mendadak terdengar ketukan sopan di pintu sebelum membuka. Dua orang mahasiswi yang Takaaki tahu dari fakulas sains melongokkan kepalanya.
"Anooo..." kata salah seorang dari mereka, "kami mencari Miyano-Sensei, apakah ada?"
"Miyano-Sensei sepertinya sudah pulang," kata Aoi.
"Eh? Itu tidak mungkin. Miyano-Sensei sudah janji mau memberikan kelas tambahan untuk kami yang ketinggalan materi karena sakit."
"Mungkin Miyano-Sensei lupa," tambah Aoi.
"Tidak mungkin, Miyano-Sensei tidak pernah lupa janjinya," kata mahasiswi tersebut.
"Sudah kalian coba hubungi?" tanya Takaaki.
"Sudah, tapi tidak diangkat."
"Sebentar," Takaaki mengeluarkan handphonenya untuk menghubungi Shiho.
Tak lama kemudian terdengar suara ringtone handphone di meja kerja Shiho. Saat itu juga Takaaki menyadari komputer Shiho masih menyala, berarti Shiho masih di lingkungan kampus. Tas dan mantelnya juga masih ada. Walau baru setahun mengenal Shiho, Takaaki telah mengerti perangai wanita itu. Shiho tidak pernah tidak bertanggung jawab meninggalkan mahasiswanya seperti ini. Entah kenapa tiba-tiba saja perasaannya tidak enak.
"Bagaimana ini Sensei?" tanya mahasiswi pada Takaaki.
Naluri Takaaki sebagai mantan polisi kembali bekerja, ia keluar dari ruangan dosen dan bergegas menuju ruang keamanan kampus untuk mengecek CCTV. Matanya yang tajam mengecek monitor-monitor itu dengan cepat dan segera saja sorotnya menjadi berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love To Give
FanfictionA little bit intermezzo of Shinichi-Shiho-Takaaki KOMEN TIDAK PANTAS = BLOCK