Chapter 3

263 21 0
                                    


Tim penjinak bom dan kepolisian pusat mengerubungi mobil itu. Mobil sedan putih Shiho. Shinichi juga ikut turun lapangan.

"Tetaplah di tempatmu Kudo-Kun. Serahkan saja pada kami!" kata Inspektur Megure.

"Tidak bisa! Shiho temanku, aku harus menemaninya!" kata Shinichi keras kepala dan menghampiri mobil Shiho, membuka pintu bagian kemudi.

"Jangan..." kata Shiho gemetar, "kalian pergi saja... tinggalkan aku sendiri..."

Shiho terjebak, ketika ia memasuki mobilnya, bom di bawah tempat duduknya aktif. Bila ia bangkit berdiri, bom itu akan meledak. Diduga pelakunya adalah salah satu rival Shinichi.

Shinichi berlutut di hadapan Shiho, "tenanglah Shiho, aku di sini..."

"Kudo-Kun..."

"Mereka pasti bisa menjinakkannya."

Dua orang tim penjinak bom mulai bekerja, mengeluarkan peralatannya dan membuka kotak bom di bawah jok yang Shiho duduki, sementara Shinichi berusaha mengalihkan perhatian Shiho dan menenangkannya.

"Lihat sini saja Shiho... lihat aku..." pinta Shinichi seraya menangkup wajah Shiho untuk memandangnya.

"Kudo... tinggalkan saja aku..." bisik Shiho.

"Tidak. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu," kata Shinichi penuh tekad.

"Jangan lagi Kudo-Kun... Jangan lagi menyusahkan dirimu untuk menyelamatkanku..." ucap Shiho dengan air mata mulai berlinang.

"Kau bicara apa? Kau tidak pernah menyusahkanku... Sebaliknya sekarang kau begini gara-gara aku..."

"Bila terjadi sesuatu padamu... Ran-San..."

"Dia wanita tangguh dan pasti akan menemukan penggantiku dengan mudah..."

"Tidak Kudo-Kun... Jangan..."

"Mereka pasti bisa menjinakkannya Shiho..."

"Tapi bagaimana..."

"Maka aku akan mati bersamamu, aku akan ke neraka bersamamu Shiho."

"Kudo-Kun..." Shiho semakin terisak.

Dan entah mengapa, tanpa memedulikan tim penjinak yang sedang bekerja, mendadak terbersit keinginan Shinichi untuk menyentuh Shiho. Ia pun menyurukkan wajahnya meraih bibir wanita itu dengan bibirnya. Shiho meraih kecupan itu seolah sama hausnya, takut tidak dapat menikmatinya lagi karena kematian sudah berada di depan mata.

"Aku mencintaimu Kudo-Kun..." bisik Shiho.

"Shiho..." Shinichi menatap wanita itu.

"Aku harus mengatakannya... sebelum mati..."

Shinichi memeluknya, "kau takkan mati... kau akan hidup untuk mencintaiku..."

Shiho terus menangis di bahu Shinichi.

Sebuah kesadaran baru merasuki benak Shinichi ketika lanjut berkata, "dan kali ini... aku takkan membiarkan cintamu sia-sia..."

"Kudo-Kun..."

Setelah kurang lebih sepuluh menit, bom itu masih tidak bisa dijinakkan. Akhirnya tim penjinak menggunakan cara lain. Mereka mencari beban yang sama dengan berat tubuh Shiho. Hati-hati mereka meletakkan beban itu sementara Shinichi menarik Shiho berdiri. Cara itu berhasil, bom itu tidak langsung meledak. Namun sisa waktu tinggal sepuluh detik menghitung mundur. Mereka semua berlari sekencang-kencangnya menjauhi mobil.

Duar!

Shinichi memeluk Shiho di balik salah satu mobil kepolisian yang mereka jadikan tameng. Tim penjinak dan polisi juga melakukan hal yang sama. Mereka terperangah dengan ledakan tersebut, tapi untungnya Shiho selamat. Tim forensik turun tangan untuk mengecek bangkai mobil tersebut, berharap menemukan suatu jejak yang mungkin ditinggalkan oleh pelaku.

"Kau baik-baik saja?" tanya Shinichi memeriksa kondisi Shiho.

"Eh," Shiho mengangguk.

Mereka kembali berpelukan dan sejak saat itu hubungan mereka tak pernah sama lagi.

A Love To GiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang