"Selamat pagi para sensei!" ucap Rektor Universitas Shikoku. Seorang pria berusia enam puluhan berwajah ramah dan bijaksana, "hari ini kita kedatangan dosen baru yang akan mengajar sains untuk menggantikan dosen lama yang pensiun."
Para dosen di ruangan itu tampak bersemangat, mereka pun berdiri untuk menyambut kedatangan orang baru.
"Mari," Rektor mempersilakan Shiho masuk ruang dosen, "perkenalkan Miyano Shiho, ilmuwan muda yang selama ini bekerja di lembaga penelitian di Tokyo."
Seorang dosen hukum, yang tidak lain adalah Morofushi Takaaki mengerjap, ia mengenali wanita ini. Terakhir kali ia melihatnya lima tahun lalu setelah peristiwa pengepungan markas organisasi hitam.
"Yoroshiku," ucap Shiho sopan seraya memandang menyapu ruangan, ia juga mengerjap saat melihat Morofushi Takaaki. Meski tidak pernah berinteraksi dengannya, namun Shiho ingat Komei dari Nagano ini ikut dalam pengepungan lima tahun lalu. Adiknya, Morofushi Hiromitsu, adalah anggota PSB yang tewas di organisasi dengan kode nama Scotch.
"Semoga betah kerja di sini ya Miyano-San," kata Rektor.
"Eh," Shiho menggangguk, "saya akan melakukannya dengan baik."
Takaaki dan Shiho sama-sama tidak mengerti kenapa mereka bisa berada di sini, di Universitas Shikoku, menyebrang pulau jauh dari Tokyo. Takaaki suka melihat di TV, Shiho adalah konsultan lepas di Kudo Agency selain ilmuwan lembaga penelitian di Tokyo. Sebaliknya, Shiho juga tidak mengerti bagaimana mungkin salah satu detektif andalan Nagano bisa menjadi dosen di sini. Namun mereka tidak dapat berkomunikasi karena harus mengajar di kelas. Barulah setelah lepas makan siang, Morofushi Takaaki menghampiri Shiho di sebuah balkon kampus.
"Miyano-San?"
Shiho menoleh memandangnya, "Inspektur Morofushi," balasnya sambil mengangguk sopan.
"Ah Morofushi saja, aku sudah mundur dari kepolisian," ujar Takaaki ramah.
Akhirnya mereka bercakap-cakap sembari memandang para mahasiswa yang sedang main basket di bawah sana.
"Sudah lama Morofushi-San mengajar di sini?" tanya Shiho.
"Eh, sudah lima tahun setelah kejadian itu."
Shiho mengerti, yang dimaksud adalah peristiwa pengepungan itu, "pantas saja, aku tak pernah mendengar lagi berita mengenai Komei dari Nagano ketika Kudo Agency bekerja sama dengan Inspektur Yamato dan Inspektur Uehara."
Takaaki tersenyum, "aku masuk kepolisian memiliki tujuan tertentu. Setelah semuanya tercapai, aku mengikuti panggilan hati untuk mengajar."
"Ah, aku mengerti."
"Kau sendiri? Aku sering melihat Miyano-San di TV bersama Kudo Shinichi, kau pasti telah menjalani hidup dengan baik."
"Eh, cukup baik," sahut Shiho.
Walau Shiho menjawab dengan senyuman, namun Takaaki menangkap ada kesenduan di matanya, sehingga ia mengurungkan niat untuk bertanya lebih jauh mengapa Shiho malah memilih bekerja di tempat lebih terpencil alih-alih di ibu kota.
"Miyano-San masih baru di Shikoku, pasti belum terbiasa. Katakan saja bila perlu sesuatu, aku bersedia membantu," kata Takaaki.
Shiho tersenyum, "arigatou."
"Shikoku sudah berkembang pesat, tidak lagi kuno seperti di novel Botchan."
"Morofushi-San tahu tempat-tempat menarik di Shikoku?"
"Tentu saja, aku bisa menunjukkannya padamu kalau kau mau."
"Dengan senang hati, bila tidak merepotkan Morofushi-San."
"Sama sekali tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love To Give
FanficA little bit intermezzo of Shinichi-Shiho-Takaaki KOMEN TIDAK PANTAS = BLOCK