Chapter 14

247 15 0
                                    

"Tadaima," ucap Takaaki yang baru pulang malam itu.

"Okairi," sambut Shiho seraya berjinjit dan memberi suaminya sebuah kecupan di pipi, "bagaimana seminarnya?"

"Berjalan dengan baik. Kau ceria sekali hari ini?"

"Eh, tentu saja, hari ini kan hari ulang tahunmu," ujar Shiho seraya membimbing suaminya ke meja makan yang sudah dihias dengan lilin, bunga dan berbagai hidangan termasuk kue ulang tahun.

"Banyak sekali, tidak perlu repot-repot Shiho. Aku bahkan tak pernah merayakan hari ulang tahunku," ujar Takaaki tidak enak hati.

"Kenapa harus sungkan sama istri sendiri? Sesekali tidak apa-apa kan merayakan ulang tahun," Shiho mendudukkan suaminya di depan meja makan sementara ia menyalakan lilin di atas kue.

"Hai hai..." Takaaki menurut saja pada istrinya.

"Sekarang make a wish..." pinta Shiho seraya menyodorkan kue ke hadapan Takaaki.

Takaaki memejamkan mata sesaat sebelum meniup lilinnya.

Shiho tersenyum saat kembali meletakkan kuenya di meja, kemudian ia mengeluarkan sesuatu yang lain. Kotak kecil panjang berpita dan menyodorkannya pada Takaaki.

"Hadiah dariku," kata Shiho.

"Shiho..." Takaaki merajuk, "kau sudah merupakan kado bagiku, untuk apa kau memberiku kado lagi?"

Shiho tersenyum misterius, "tapi kan aku ingin, masa istri tidak boleh beri suaminya hadiah."

"Baiklah. Arigatou Shiho-Chan..."

"Coba bukalah, kuharap kau suka."

"Apa pun yang kau berikan, aku akan menyukainya," ujar Takaaki seraya menarik lepas pita kadonya dan mulai unboxing.

Shiho menanti dengan berdebar-debar.

Takaaki membuka kotaknya dan merogoh ke dalam serpihan kertas. Ia menemukan dua alat testpack di sana dan semuanya bertanda garis dua. Takaaki tertegun.

"I-Ini..." Takaaki menatap Shiho dan testpack itu bergantian.

Wajah Shiho mulai merona.

"Shiho... kau... hamil?"

"Uhm," Shiho mengangguk malu-malu.

"Benarkah?"

"Eh, menurut perkiraanku sudah empat minggu."

"Oh ya ampun," Takaaki berdiri dan menarik Shiho ke dalam pelukannya.

Shiho membalas pelukannya erat-erat dan wajah berseri.

"Aku tak percaya ini... Aku tak percaya hal ini bisa terjadi di hidupku..." bisik Takaaki.

Shiho terkekeh, "sebentar lagi kau akan jadi Otosan. Kau tidak akan menjadi satu-satunya Morofushi lagi, Anata."

Takaaki memberi sebuah kecupan lembut di kening Shiho, kemudian ia menangkup wajah Shiho dan menatapnya mesra, "arigatou Shiho... aku sungguh tidak menyangka... aku tak pernah membahas perihal anak karena aku tahu proses melahirkan menyakitkan... Aku merasa kau yang berhak untuk memutuskannya karena itu tubuhmu..."

"Aku menginginkannya," bisik Shiho sambil memeluk leher Takaaki dan bergelayut manja, "aku mau bayi ini... Biar kita berdua tidak akan jadi sebatang kara lagi..."

"Eh," Takaaki mengangguk dengan tenggorokan tercekat karena haru.

***

"Inspektur Yui! Inspektur Yamato!" panggil Ran riang.

A Love To GiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang