penyesalan

23 3 0
                                    

Datanglah hari ketika aku akan menyampaikan penyesalanku pada Nolan. Tak mudah bagiku untuk bisa sampai disini, ada sebuah isi kepala yang kubiarkan ramai sampai hari ini tiba.

Sejak putus dengan Nolan, aku dan ibunya jadi lebih sering berkomunikasi, terutama tentang bagaimana aku merasa terhadap anaknya. Sebelum hari ini, aku mengirim pesan kepada ibu Nolan, berharap mendapatkan saran tentang keputusanku untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya.

Kalau Alyssa memang sudah siap dengan jawaban Nolan, boleh saja. Tapi kemarin tante tanya perasaan Nolan gimana ke Alyssa, Nolan jawab masih di perasaan yang sama dan belum berubah tapi kalau untuk balikan dalam waktu dekat sepertinya Nolan belum siap.

Deg!

Membaca pesan dari ibu Nolan membuatku merasa sakit, walaupun itu adalah kenyataan pahit yang harus aku terima. Apa benar Nolan akan melepaskanku setelah segala yang kita alami bersama selama ini?

Jadi, jika tante boleh memberi saran, lebih baik Alyssa tidak melakukan apapun, tidak bertemu dulu, biarkan suasana antara kalian sedikit dingin terlebih dahulu. Mungkin terlalu cepat untuk bertemu lagi. Tenang saja, Nolan itu anaknya susah move on, apalagi Nolan itu bukan orang yang mudah membuka hatinya untuk orang lain.

Jawaban dari ibu Nolan sebenarnya cukup menggoyahkan keputusanku untuk menemui Nolan hari ini. Tapi keinginanku untuk segera memperbaiki hubungan bersamanya lebih kuat, sehingga aku memutuskan untuk tetap menemui Nolan.

Entah jawaban apa yang akan diberikan Nolan nanti, semoga aku tegar mendengarnya.

Dulu, aku terlalu berhati-hati untuk membuka hati pada Nolan, dan saat menjalani hubungan bersamanya, Nolan adalah satu kata tentang cukup; tak perlu lagi aku mencari apapun lagi dari orang lain, karena Nolan telah memiliki semuanya yang ku butuhkan.

Sebab, selama berhubungan dengan Nolan, aku menetapkan dia sebagai orang yang tepat, seseorang yang ingin kuhabiskan waktu bersamanya. Maka dari itu, bisakah Nolan bertahan lebih lama lagi denganku? memperbaiki hal-hal yang salah dalam hubungan kami kemarin?

Tepat dihadapanku, Nolan berada, dan aku merasakan sedikit ketegangan sebelum memulai percakapan. Duduk berhadapan dengan Nolan, pikiranku terus berputar ke ingatan saat aku memutuskan hubungan kami, sebuah keputusan yang mungkin akan terus kuingat entah sampai kapan.

Sembari menggenggam tangan Nolan, aku memulai percakapan. Kemarin aku sadar, bahwa ego kami berdua telah menyulitkan hubungan ini. Bagaimanapun, aku tidak bisa menyangkal bahwa memang saat akhir-akhir hubungan kami, selalu dihiasi dengan pertengkaran. Setiap ada masalah kita selalu menyerang satu sama lain bukan masalahnya yang kita lawan.

Aku menyadari bahwa selama ini aku terlalu bergantung pada Nolan, setiap kali aku merasa kacau dengan diriku sendiri, aku selalu mencari ketenangan dari Nolan. Setiap kali aku menghadapi kesulitan pun, aku berharap bantuan Nolan, meskipun kadang dengan bantuanya aku masih merasa kurang puas.

Andam KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang