Setiap langkahku di tahun baru ini terasa seperti langkah dalam kegelapan, diiringi oleh kenangan pahit yang terus menghantui. Meskipun sudah lama sejak perpisahan kami, namun bayangan Nolan masih memenuhi setiap pikiranku.
Aku terjebak dalam fase penyangkalan yang membuatku sulit untuk menerima kenyataan. Setiap hari, aku berusaha memaksa diriku untuk membalikkan keadaan, berharap bahwa Nolan akan kembali padaku. Meskipun Nolan telah jelas-jelas menolak untuk melanjutkan hubungan, hatiku enggan untuk menerima kenyataan itu.
Rasa perih menusuk hatiku saat menyadari bahwa mungkin Nolan sudah tidak lagi merindukanku. Meski aku terus mengingatnya setiap hari, rasanya Nolan sudah melupakan diriku dengan mudahnya. Rasanya seperti terluka berulang kali, menghancurkan hatiku yang rapuh.
Entah apa yang melintas dalam benakku saat itu, saat Nolan menghubungiku terakhir kali untuk menanyakan kabar. Keputusan untuk tidak lagi berada di zona abu-abu, tempat di mana kita berdua terjebak dalam ketidakpastian yang menyiksa. Aku telah mempertimbangkan dua pilihan, memilih di antara kembali atau pergi lebih jauh.
Mungkin, dengan membuat keputusan itu, aku juga telah membuat Nolan merasa bahwa aku sudah tidak lagi layak untuk dia cari tahu kabarku. Namun, aku tidak bisa menyalahkan sepenuhnya atas keputusannya untuk menjauh. Mungkin memang sudah seharusnya begitu. Mungkin Nolan memang sudah tidak mau bersamaku lagi, hingga akhirnya dia memilih untuk tidak menghubungi ku sama sekali.
Saat itu, aku hanya berharap bahwa Nolan akan melihat dari sudut pandangku, memahami bahwa keputusan itu tidak mudah bagiku. Namun, terkadang cinta memang tidak berjalan sesuai rencana. Kita berdua harus melanjutkan hidup kita masing-masing, meskipun harus melewati rasa kehilangan dan kerinduan yang mendalam.
Sejujurnya, jika Nolan benar-benar mencintaiku, dia akan merasa takut kehilanganku, seperti aku yang tak mau kehilangan Nolan. Tapi dengan Nolan mengambil keputusan itu, aku tersadarkan bahwa mungkin kesempatan sudah tidak ada karena Nolan sudah tidak lagi tertarik padaku. Mungkin benar juga kata Alma, bahwa aku tidak bisa memaksa Nolan mencintaiku lagi. Karena jika Nolan mau, dia akan melakukannya. Mungkin aku hanya bukan gadis yang dia rela kejar dan ambil resiko. Mungkin itu semua hanya kegilaanku, untuk berharap Nolan mencintaiku lagi seperti sebelumnya.
Namun, aku masih terasa terikat pada Nolan, seperti rantai yang tak kunjung putus. Masih sakit, bahkan sepanjang malam kuhabiskan hanya untuk memikirkan Nolan, mengulangi hubungan kami dari saat kami bertemu hingga malam ini. Diantara semua asumsiku yang menunjukkan kemungkinan perasaan Nolan, aku masih tegas percaya bahwa jauh di lubuk hati Nolan, dia masih mencintai dan peduli padaku, tetapi itu masih belum cukup.
Apa semua momen yang kita lalui dan tawa bahagia saat kita bersama tidak cukup untuk akhirnya kau kembali bersamaku, Nolan? Apa egomu lebih besar daripada perasaanmu padaku selama ini, Nolan?
![](https://img.wattpad.com/cover/362075269-288-k370618.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Andam Karam
RomanceTerkadang, membuka halaman selanjutnya terasa sulit ketika kita sadar bahwa seseorang yang kita sayangi tidak akan ada di cerita kita lagi. Meski begitu, hidup harus tetap berlanjut, karena cerita kita belum berakhir.