lara

48 4 0
                                    

Setiap hari berlalu dengan beban yang semakin berat, kehilangan sosok Nolan terasa seperti kehilangan separuh dari diriku. Saat waktu berjalan, kepala ini dipenuhi oleh pertanyaan yang tak kunjung henti tentang hubungan yang telah berakhir.

Setiap kenangan yang melintas, setiap momen yang kami lewati bersama, membawa aku kepada kesadaran bahwa banyak hal yang seharusnya aku lakukan berbeda. Aku merenung, mencoba memahami keadaan Nolan saat ini, mencari jawaban atas segala kebingunganku.

Dari renungan setiap harinya, datang pengakuan pahit bahwa mungkin, aku adalah salah satu penyebab segala kekacauan ini. Mungkin, aku seharusnya tidak mengakhiri hubungan hanya karena ego dan emosi. Aku menyadari bahwa keputusanku kemarin telah menyakiti hati Nolan, dan aku menyesalinya.

Aku berniat untuk mengungkapkan penyesalanku padanya, mengakui bahwa keputusan yang telah kuambil adalah salah, dan bersungguh-sungguh mencoba memperbaiki hubungan kami. Meskipun terasa sangat egois, aku berkomitmen untuk memperjuangkan kisah cinta kami kembali. Aku yakin Nolan akan menerima permintaan maafku dan membuka peluang untuk memulihkan hubungan kita, karena aku tahu betapa besar cintanya padaku dan dia tidak akan begitu mudah melepaskanku.

Nolan adalah orang yang membuat dinding-dinding pertahananku runtuh, yang pertama kali mencintai aku, dan yang memperkenalkan aku pada rasanya jatuh cinta yang selama ini belom pernah kurasakan sebelumnya.

Sebelum bertemu Nolan, aku sempat berpikir sepertinya tidak ada lelaki yang benar-benar tulus di dunia ini, namun Nolan datang membawa penyangkalan dari pikiranku itu.

Saat bersama Nolan, hubungan kami tidak banyak diwarnai dengan banyak drama atau pengkhianatan. Kami selalu saling mendukung dan hadir satu sama lain. Nolan mampu membuatku lebih bahagia dari siapa pun, dan keberadaannya selalu mampu mengubah hari buruk menjadi lebih baik.

Meskipun sering kali aku merasa sedang dalam suasana hati yang buruk atau ingin menjauh dari orang lain, melihat Nolan selalu mampu membuat hariku berjalan jauh lebih baik dari sebelumnya. Nolan, dia begitu, dengan sekilas saja bisa memahamiku sepenuhnya. Dia pendengar yang sempurna, tanpa penilaian, menerima setiap perasaanku. Hal kecil pun tentang diriku dia rayakan.

Bisa dikatakan, Nolan adalah cinta pertama. Ini bukanlah cinta remaja yang naif atau cinta yang sering diucapkan oleh orang dewasa kepada pasangan yang lebih muda dari mereka. Dia yang mengubah hatiku menjadi sesuatu yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia yang membuat bagian tergelap dari diriku menjadi lebih cerah. Satu-satunya yang pernah melihat diriku menangis, lalu memelukku erat.

Bersama Nolan, aku menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Dia banyak mengajariku, bagaimana cara berbicara dan bertindak dalam hubungan. Setiap kali aku mengunjungi rumah Nolan, keluarga Nolan begitu terbuka dan hangat terhadapku, membuatku merasa diterima dengan tangan terbuka. Ibu Nolan, dengan senyumannya yang tulus, selalu menyambutku dengan pelukan hangatnya. Aku bisa merasakan cinta dan kehangatan yang mengalir dari setiap pelukannya.

Dia tidak hanya memperlakukanku sebagai tamu, tapi dia menganggapku seperti anaknya sendiri. Setiap kali bertemu, dia selalu bertanya-tanya tentang kabarku dengan penuh perhatian, bahkan bukan hanya kabarku, tapi keluargaku juga. Melihat cara ibu Nolan memperhatikanku, membuatku merasa dihargai dan dicintai.

Andam KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang