alalia

12 3 0
                                    

Meskipun aku tahu bahwa mungkin aku harus melepaskan Nolan untuk kebaikanku sendiri, tetapi bagaimana aku bisa melepaskan seseorang yang sangat berarti? bahkan ketika hatiku remuk karena rasa sakitnya? Aku masih terjebak dalam perang antara hatiku yang ingin dia kembali, dan akal sehatku yang tahu bahwa aku perlu melepaskannya.

"Kamu tahu, Alyssa, mungkin sekarang rasanya sulit sekali untuk ngelepasin Nolan, tapi bayangin deh seberapa indahnya hidup kamu kalau kamu milih untuk fokus ke kebahagiaan kedepannya daripada terjebak di kenangan yang menyakitkan dari masa lalu. Ya, banyak pertanyaan yang belum terjawab, tapi terus ada di sana cuma akan ngebuat kamu ngerasa stuck di kesedihan yang gabakal ada ujungnya." pesan Kiara kepadaku.

"Mungkin kamu bakal benci ngedenger ini, Alyssa, tapi maaf harus aku omongin biar kamu ga sedih terus dan sadar."

"Pikiran kamu tuh isinya emang masih full tentang Nolan, dari kamunya yang emang masih susah nyingkirin dia dari pikiran dan hati kamu. Sadar ga sih, Alyssa, ini tuh sakit yang kamu bikin sendiri. Bahkan dengan pertanyaan yang selalu kamu ajuin ke Nolan dan ga berhasil dijawab Nolan, itu cukup jadi closure buat stop terjebak dalam bayang-bayang Nolan. Bahkan dari sana pun,udah bisa diasumsikan kalau Nolan emang bener-bener trying to move out dari hubungan lama. Nolan cuma pengen kalian baik-baik aja as a friend. Makanya Nolan gapernah ngebahas hubungan lagi yang tiba-tiba ngehubungin kamu."

Aku membiarkan kata-kata Kiara menyeruak dalam pikiranku seperti ombak yang tak henti. Closure, kata itu terus bergema di benakku. Tapi apakah closure sebenarnya seperti yang dijelaskan Kiara?

Aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba meredakan kegelisahan yang mulai menghimpit dadaku. Kiara mengatakan bahwa Nolan mungkin hanya ingin kita baik-baik saja sebagai teman. Tapi itu tidak cukup untukku. Aku membutuhkan kepastian. Aku ingin mendengar langsung dari Nolan, mendapatkan penjelasan langsung dari mulutnya sendiri.

Mungkin aku terlalu keras kepala, terlalu takut untuk menerima kenyataan. Tapi tidakkah aku berhak tahu? Tidakkah aku berhak mendengar langsung dari Nolan apa yang sebenarnya terjadi?

Closure bukanlah sekadar asumsi. Closure adalah kepastian. Dan aku tidak akan merasa puas sampai aku mendengar langsung dari Nolan, meskipun itu mungkin menyakitkan. Karena yang lebih penting bagiku adalah kejujuran, bahkan jika itu harus datang dari luka yang terbuka.

"Kalau kamu gabisa nerima, kan konsekuensinya ada di kamu, Alyssa. Kamu yang sakit, ganggu pikiran sehari-hari. Susah tau kalo emang belum ada niat dari diri sendiri untuk nerima apa yang udah terjadi, gaakan hilang sakitnya. Kamu juga gaakan ketemu sama suasana baru, bisa gila kalau masih belum bisa nerima sampe kedepannya. Aku gaakan nyuruh kamu buat kenal sama orang baru, ataupun dekat dengan orang baru, tapi seenggaknya coba buat diri sendiri ga ngerasain sakit lagi. Dunia bakal terus berjalan, Alyssa, di saat kamu milih untuk terus denial, dan dunianya Nolan pun begitu."

"You still wondering if u could still make it padahal siapa tau Nolan ga ada pikiran sama sekali tentang hal itu dan bahkan kamu udah denger sendiri sakitnya, bahwa Nolan gamau balikan sama kamu. Wah, itu fase paling gila sih."

Kiara memberiku pukulan keras dengan kata-katanya. Mungkin aku memang masih terjebak dalam masa sulit ini, mencari-cari jawaban di tempat yang salah.

"Lagian, Alyssa, ngapain sih? aku bisa mewajarkan kalau masih ada harapan untuk Nolan bisa balik sama kamu. Tapi ngedenger langsung dari kamu bahwa jawaban Nolan kemarin di depan teman-temannya dia gamau balikan sama kamu aja, itu kerasa sakitnya di aku, Alyssa, apalagi kamu."

Aku bahkan tidak tahu, kadang-kadang aku heran dengan diriku sendiri. Padahal, aku sering disadarkan dengan fakta-fakta yang menghantam, tapi aku masih terus berharap. Aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya aku harapkan, mengapa aku begitu sedih dengan Nolan.

Apakah karena aku takut tidak akan menemukan pria sebaik Nolan? Atau karena aku takut kehilangan sosok Nolan? Atau mungkin karena aku merasa telah memberikan segalanya, tapi tetap tidak cukup dan dia dengan mudah melepaskanku? Apakah karena aku merasa Nolan sangat berharga dalam hidupku selama ini? Atau mungkin karena aku sudah bisa menerima kekurangannya, tetapi tetap tidak cukup untuknya menghargai atau melihat nilai diriku?

Atau mungkin aku stres karena menyadari telah kehilangan diri sebelumnya, sebelum berhubungan dengan Nolan, dan aku tidak bisa kembali ke diriku yang dulu karena terjebak dengan keadaan saat ini, tidak bisa bergerak maju atau kembali karena menjadi terlihat patetis dan selalu merindukan kembalinya?

"AAA too many unimportantly questions, Alyssa. instead of you questioning all of them and maybe if you get the answers you're still in denial, why don't you put all that effort into "how can i accept this? how can i realize that i'm more important than anything" Kenapa malah terus mikirin hal-hal yang buruk semua, stop, Alyssa."

"Kamu tuh emang masih ribut di lingkaran kesedihan sendiri, kuncinya disitu. Kamu yang gamau move out, kamu yang terlalu naro ekspektasi lebih ke hubungan yang bahkan udah gaada, aku tekenin lagi ya, udah. gaada. Stop hurting yourself, Alyssa."

Kiara selalu punya cara untuk membawaku kembali ke jalur yang benar. Kata-katanya tidak hanya terdengar, tetapi juga terselip di dalam hatiku, membuka mataku pada kebenaran yang sulit untuk dihadapi. Kiara juga benar, semakin keras aku berusaha mengubah keadaan, semuanya malah makin memburuk.

Kalau aku tahu akan seberat ini, aku tak akan memulainya. Dan sekarang, aku tak bisa berhenti. Aku sudah terlalu jauh untuk berhenti.

Andam KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang