Setiap kali aku ragu, aku selalu berharap mendapat jawaban dari Nolan yang membuatku yakin. Ternyata ini semua karena luka yang aku bawa sejak sebelum aku bertemu denganmu.
Saat aku berkomunikasi dengan ibu Nolan, akhirnya aku menyadari bahwa Nolan sedang fokus dan bahagia dengan pekerjaannya. Tidak mendengar langsung dari Nolan, itu yang membuatku merasa bahwa Nolan telah berubah. Aku seharusnya lebih memahami bahwa hidup Nolan tidak hanya tentang aku. Pikiran ini sebelumnya luput dari perhatianku.
Aku mengerti, walau sekarang bukan prioritas Nolan, suatu hari nanti dia akan kembali memberikan perhatian yang sama seperti dulu. Meskipun aku masih memikirkan diriku sendiri, aku bisa memberikan perhatian yang sama seperti yang Nolan lakukan di awal hubungan. Ini karena Nolan sibuk dengan pekerjaan dan pencapaian yang membuatnya bahagia. Tapi aku yakin Nolan masih mencintaiku, dan aku tetap menjadi prioritas utamanya, seperti yang selalu dia katakan di awal hubungan kami. Karena aku pun begitu, memperhatikan diriku sendiri tanpa mengabaikan orang yang aku sayangi.
Aku baru sadar betapa pentingnya saling melengkapi dalam hubungan. Contohnya, jika Nolan memberi 20%, aku harus memberikan 80% untuk mencapai 100%, dan sebaliknya. Idealnya, kami berdua memberi 50%. Namun, tidak selalu kami bisa berada pada tingkat yang sama setiap saat. Jika kami tidak bisa mencapai 100%, misalnya Nolan memberi 10% dan aku memberi 15%, setidaknya kami mencapai 25%, yang sudah cukup. Kami harus berbicara untuk menemukan cara agar kami nyaman bersama, sehingga tidak ada yang terluka. Kami dapat menyebutkan apa yang kami butuhkan satu sama lain untuk menemukan titik tengah.
Nolan hanya menatapku, sesekali mengangguk sebagai tanda persetujuan terhadap setiap kata yang terucap dari mulutku.
Aku menyesal dengan keputusan yang aku buat kemarin. Namun, berkat itu, aku bisa mengungkapkan semua perasaanku tanpa rasa takut. Setelahnya aku tersadarkan bahwa kamu benar-benar luar biasa, Nolan. Kamu mampu membuatku mencintai sampai sejauh ini, meluluhkan hatiku yang kadang keras, meruntuhkan tembok gengsiku, dan menunjukkan keikhlasanmu. Kamu adalah salah satu sumber kebahagiaanku.
Maaf atas keputusan kemarin yang mungkin menyakitimu. Akupun tidak maksud, egoku menguasai diriku yang sedang emosi. Semoga perasaanmu tetap sama setelah keputusanku, dan semoga kamu memahami alasannya. Aku tidak akan membuat keputusan semacam itu lagi saat emosi ku memuncak, karena aku tahu itu bukan solusi. Yang pasti, aku membutuhkanmu, Nolan.
Pertanyaanku selanjutnya, maukah kamu, Nolan memulai hubungan ini dari awal dan memperbaiki segala kesalahan kita yang kemarin? Aku tidak bermaksud bermain-main dengan perasaanmu atau hubungan kita. Namun, aku tidak bisa terus menahan semua yang aku rasakan. Jawabanmu terserah kamu, aku akan menerimanya dengan lapang dada, mungkin berat apabila jawabannya tak sesuai dengan keinginanku. Aku tidak akan memaksa kamu untuk menjawab ya atau sekarang juga, karena aku tidak ingin memaksa segalanya sesuai keinginanku. Yang penting bagiku adalah aku sudah bisa mengungkapkan semua yang terjadi kemarin dan menyadari betapa berartinya dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andam Karam
RomanceTerkadang, membuka halaman selanjutnya terasa sulit ketika kita sadar bahwa seseorang yang kita sayangi tidak akan ada di cerita kita lagi. Meski begitu, hidup harus tetap berlanjut, karena cerita kita belum berakhir.