Chapter 16: Epoch.
"A particular period in history or a person's life."
________
Hilmi, Keano dan Javin menatap hidangan Bebek Betutu yang baru saja tersaji di atas meja. Mereka menikmati aroma makanan khas Bali itu dengan menahan diri agar lebih sabar lagi. Bebek Betutu itu masih panas dan menguarkan uap hingga uap itu menyentuh hidung mereka. Hidangan hangat dan enak seperti ini memang selaras dengan cuaca di luar yang tengah mendung namun enggan untuk hujan.
Tak hanya Bebek Betutu, mereka juga memesan Ayam Betutu dan Sate Lilit. Sate Lilit yang sudah mendarat di bibir Keano dan Javin. Sedangkan Hilmi sibuk mengambil nasi dalam bakul. "Jadi inget masa sekolah dulu, makan presmanan buat tugas akhir," ucap Hilmi sembari meletakkan centong nasi itu kembali di atas bakul.
"Si Javin cosplay berumah tangga sama Naira, itu momen paling berkesan. Kalian belum cerai loh sampai sekarang," canda Keano dengan mengingatkan momen dimana mereka dulu mengadakan pesta pernikahan untuk tugas akhir. Dimana, Javin dan Naira yang menjadi mempelai pengantin.
"Naira kemana ya, dia gak ada kabar," tanya Hilmi pada kedua sahabatnya itu dan tak ada yang menyadari akan perubahan riak muka Javin sekarang.
Dokter muda itu terlihat sedih dan juga terkejut karena kedua sahabatnya tiba-tiba mengingatkannya akan sosok Naira lagi dan juga momen itu dulu. Momen dimana, pernah menjadi sebuah do'a dan harapan bagi Javin. Namun, Tuhan mengabulkan itu semua dengan pemeran lainya. Bukan pemeran yang ia pinta. "Dia udah nikah dan tinggal di Sukabumi sekarang," jawab Javin sembari memotong Bebek Betutu sebagai pelarian akan perasaannya yang ternyata masih terasa sakit.
Ternyata benar, jika perasaannya masih untuk Naira dan bukan sepenuhnya untuk Halwa. Tapi, ia bersunguh-sunguh pada Halwa dan akan segera menghapus semua perasaannya pada Naira.
"Nikah sama siapa?"
"Tau darimana?"
Dua pertanyaan bersamaan dari Keano dan Hilmi menyadarkan Javin akan gejolak perasaannya. Ia mengembuskan napas lalu menatap sahabatnya itu satu persatu. "Kita sempat ketemu di Surabaya dan dia cerita kalo udah married. Dia cerita kalo tinggal di Sukabumi karena suaminya dinas di sana. Itu yang gue tau, selebihnya gue gak tanya." Ia pernah bertemu Naira di Surabaya dan saat itu, ia tengah bersama Halwa juga.
Javin jadi berpikir, apa sikap Halwa yang tak bisa menerima cintanya karena perempuan itu tau. Melihat pancaran kedua matanya ketika menatap Naira dulu. Sial, kenapa ia baru menyadari hal itu malam ini. Jika sudah seperti ini, ia akan kesulitan untuk mendapatkan hati Halwa. Tapi, ia akan nampak sangat jahat jika menjadikan Halwa sebagai pelarian dan juga obat untuk move on.
"Naira emang pendiem anaknya dan jarang mau ikutan ngobrol sama anak-anak," gumam Keano yang ekstrover itu.
Sampai detik ini, tak ada yang tau akan perasaan cinta Javin pada Naira karena sejak dulu, ia tau bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Cinta bertepuk sebelah tangan itu benar-benar terasa hingga kini dan membuatnya di tolak oleh perempuan yang ia cintai kini. Karena ia belum bisa menyingkirkan bayang-bayang masa lalu.
"Udah-udah, makan! Jangan bahas masa lalu," tegur Hilmi sembari mengambil potongan paha Bebek Betutu.
Benar kata Hilmi, untuk apa membahas masa lalu jika ada hal yang jauh lebih baik di depan mata. Ia harus belajar untuk itu dan menerapkan dalam hidupnya. Ia benar-benar bersyukur bisa duduk di sini dan mengobrol dengan sahabatnya. Teman-teman lamanya meski tak semuanya ikut kumpul di sini, tapi ia sudah merasa senang. Setidaknya, ia masih punya teman dan bisa mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreeblissa
RomanceDalam masa patah hati setelah putus dengan kekasihnya yang selingkuh, Hilmi mencurahkan semua kisah masa lalunya itu dalam tiap bait lirik lagu yang ia buat. Hingga pada suatu kesempatan, ia membaca sebuah fanfiction yang mampu membuatnya jatuh cint...