Chapter 32: Lunette.

7 0 0
                                    

Chapter 32: Lunette.

"The figure or shape of a crescent moon."

______

Malam sunyi itu telah lalu, membuat hati yang tumbuh berdampingan dengan luka itu sedikit tak percaya akan keindahan bulan malam ini. Terlebih, angin malam yang berembus lirih menyentuh kulitnya yang penuh bekas luka, luka yang tak kasat mata karena tertutup rapi. Oksigen yang ia hirup malam ini tak menyesakkan paru-paru lagi, paru-parunya terasa nyaman dan tak ada debu yang menganjal lagi. Senyum di bibir pun terasa sangat tulus dan indah. Tak seperti senyum palsu yang sudah-sudah.

Telapak tangan Halwa terasa begitu hangat, kehangatan yang menjalar keseluruh jaringan otot tubuhnya. Membuat jantungnya berdebar karena masih tak menyangka jika kini ia telah hidup bersama dengan pria yang beberapa bulan lalu baru ia kenal. Tinggal dalam satu atap dan berbagi pelukan hangat yang menenangkan batinnya yang dulu kacau.

"Maaf, ya kalo kamu merasa gak nyaman nikah sama aku," ucap Hilmi lembut sembari menunduk melihat tangannya yang saling bertaut dengan Halwa.

Jujur saja, ucapan Hilmi barusan membuat Halwa terkejut. Nampaknya, suaminya itu masih salah mengartikan diamnya sedari kemarin. "Kalo aku gak nyaman sama mas, gak mungkin sejak awal aku mau nerima mas. Terlebih, menikah sama mas," lanjut Halwa. "Aku yang minta maaf karena dari kemarin aku diam aja. Itu karena aku masih gak nyangka kalo kita udah nikah. Bener-bener cepet banget dan aku masih nge-lag."

Bibir Hilmi yang tadinya cemberut kini berubah menjadi senyum yang begitu merkah. Ia langsung melepaskan kaitan tangannya dengan Halwa dan memeluk istrinya tersebut. Memeluk dalam perempuan yang tiga hari ini menjadi istrinya dan sampai nafasnya berhenti, cintanya hanya untuk Halwa dan hidupnya hanya untuk Halwa dan keluarga kecilnya nanti.

Dalam rengkuhan hangat itu, Hilmi mengecup pundak belakang Halwa berulang kali sebagai apresiasi karena telah berjuang keras hingga di titik ini. Ia bangga dengan Halwa dan ia sangat mengidolakan istrinya karena istrinya tersebut adalah sosok perempuan kuat yang baik hati. Perempuan yang tumbuh berdampingan dengan luka namun bisa memberikan kebahagiaan bagi orang yang ada di sekelilingnya. Perempuan yang indah dengan segala tutur katanya yang lembut.

"Aku bangga banget sama kamu. Terima kasih sudah berjuang hingga di titik ini dan selanjutnya, aku temani langkah kamu. Kita berjalan bersama dan saling menguatkan serta mencintai."

Bibir Halwa refleks mencium punggung Hilmi singkat karena kalimat Hilmi barusan. Ciuman yang membuat Hilmi melepaskan pelukannya dan beralih mendaratkan bibirnya pada bibir Halwa. Mengecup penuh cinta dan berlanjut penuh gairah yang mendebarkan jantung. Saling menyalurkan energi mereka yang penuh rasa cinta dengan cara yang memabukkan. Menuntun jari-jemari mereka untuk saling menyentuh penuh kasih. Memecah keheningan malam yang semakin larut dengan cinta mereka yang begitu indah.

Pangutan seindah rembulan malam itu telah usai dan berganti dengan tawa dari keduanya. Tawa salah tingkah karena angin malam yang berembus menyadarkan mereka. Menyadarkan diri mereka agar tak berbuat lebih karena tengah berada di halaman belakang rumah. "Maaf, aku tadi kelepasan dan janji, gak akan melakukannya sebelum kita nikah secara resmi." Hilmi menjulurkan jari kelingkingnya pada Halwa dan di sambut oleh jari kelingking Halwa dengan senyum.

"Meski pun kita udah nikah, cuma aku gak mau ngelakuin itu sebelum pernikahan kita tercatat di dukcapil." Itu adalah komitmen Hilmi pada Halwa dan pernikahan siri mereka. Ia melakukan hal tersebut karena ingin menjaga marwah Halwa dan juga dirinya dari omongan tidak enak dari orang lain.

Tujuan Hilmi menikahi Halwa selain karena cinta, tentu saja karena ingin melindungi Halwa dari ayah-nya dan juga dari orang jahat di luar sana. Cintanya pada Halwa sangatlah tulus dan bermakna seluas samudra. Halwa adalah hidupnya dan ia tak bisa bila tanpa Halwa karena sudah terlanjur jatuh dalam pesona Halwa. Pesona yang hanya di miliki oleh Halwa.

DreeblissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang