Chapter 27: Feelstora.

6 1 0
                                    

Chapter 27: Feelstora.

"A story that is heavily influenced by the author's emotional state at the time of it's writing."

_________

"Gimana, kamu suka sama instrumennya?"

Halwa melepas headphone hitam yang ia  kenakan lalu mengangguk antusias. Perempuan itu terlihat berbinar setelah mendengarkan instrumen yang akan digunakan untuk lirik lagu yang ia tulis. Hilmi benar melakukannya, pria itu menepati janjinya untuk membuatkan aransemen untuk dua lirik yang ia tulis. "Suka banget dan aku excited banget. Mau dengar yang ada lagunya juga nanti." Semangat Halwa sembari tersenyum indah. Senyum indah yang membuat beberapa orang di studio terhipnotis dan ikut menjadi bahagia.

"Untuk yang 'Jangan terlalu erat' diminta sama Jeff. Kalo yang 'Bisakah kita' buat penyanyi baru, namanya Kinara," kata Hilmi sembari menatap lembut kedua mata Halwa yang masih berbinar itu.

"Senang banget dengernya, nanti kalian harus ajak aku pas recording, ya. Tapi kalo aku gak bisa datang nanti, gak pa-pa recording aja. Hasil akhirnya aku mau dengar sebelum di rilis," pinta Halwa sederhana dan tak ingin membebankan pihak mana pun terkait permintaannya.

Hilmi mengusak lembut pucuk kepala Halwa dan membuat beberapa tim yang ada di dalam studio mendadak melongo. "Iya, nanti aku kabarin kamu. Ini kan lagu kamu." Kini Hilmi lanjut mengusap pipi Halwa yang berwarna merah muda karena blush on itu dengan lembut.

Suara kaki terbentur kaki meja membuat Hilmi dan Halwa sadar jika di dalam studio ini tak hanya ada mereka berdua. Membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah tiga orang yang tengah tertawa. Menertawakan kaki temannya yang membentur kaki meja.

"Kalian berdua kalo mau mesra-mesraan bisa pindah lokasi gak? Ini jomlo satu sampai kebentur meja kakinya gara-gara lihat kalian," tunjuk Sean pada Hilmi sembari menahan tawanya.

Halwa langsung menatap Hilmi tak enak sedangkan Hilmi menatap teman-temannya dengan wajah tengil. Sungguh perbedaan yang sangat jelas dan membuat Halwa menarik tangan Hilmi. "Mas," lirih Halwa tak enak karena jujur ia tak sadar jika ada orang lain di dalam studio ini. Meskipun tadi ia sudah tau jika ada orang lain. Ia tak sadar karena terbawah suasana arasmen barusan serta Hilmi yang begitu manis.

"Kea sama Lai kalo mesra aja gak berani protes," cibik Hilmi dan wajahnya itu terlihat sangat menyebalkan.

"Halwa, lo kok mau sih sama cowok tengil ini," tanya Anton sembarai menatap Hilmi sebal karena wajah tengil itu.

Halwa yang di tanya itu hanya diam karena bagi Halwa, Hilmi itu manis dan meski pun kadang menyebalkan karena jail luar biasa sampai membuatnya menangis. Ia jadi ingat dengan kejadian tiga hari yang lalu, Hilmi menjailinya dengan menyembunyikan tablet Halwa karena cemburu pada Ji Chang Wook. Halwa yang sensitif karena menstruasi pun sampai menangis. Oh, Halwa juga tak lupa dengan Hilmi yang terus menganggunya saat menonton Death Game. Kekasihnya itu menekan tombol puse berulang kali sampai Halwa kesal dan marah. Saat ia marah, Hilmi malah mengelitikinya sampai menangis.

Dan masih ada beberapa momen menyebalkan Hilmi lainnya. Tapi, bagi Halwa, Hilmi adalah mataharinya.

"Saking parahnya sampai Halwa ngelamun gitu," celetuk Sean karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Halwa.

"Gak masalah kok, yang penting Mas Hilmi gak aneh-aneh," jawab Halwa dan ia baru sadar akan jawabannya barusan menimbulkan kesalahpahaman.

Semua mata menatapnya penuh tanya, termasuk Hilmi. Ia pun jadi bingung harus bagaimana karena jawabannya tadi jujur.

DreeblissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang