Chapter 19: Subtrist.

9 1 0
                                    

Chapter 19: Subtrist.

"Slightly sad."

______

Setelah sesi prewedding, Keano dan Lainah mengajak Hilmi untuk makan malam bersama seperti biasanya. Dalam kehangatan dan kebersamaan mereka malam ini, Keano dan Lainah membahas soal pernikahan mereka nanti. Hilmi yang mendengarkan secara seksama turut merasakan ketegangan itu. Ia ikut merasa grogi akan berjalannya acara nanti.

"Kenapa ikutan grogi sih," keluh Hilmi yang langsung mendapat tawa dari dua calon mempelai itu.

"Biar gak grogi, kita alihin topik——hubungan lo sama Halwa gimanaa," tanya Keano untuk menghilangkan rasa grogi dalam diri Hilmi dan tepat sasaran. Hilmi langsung terlihat malu-malu namun sumringah.

Senyum itu terus mengulum indah. Rasa grogi pun terganti dengan rasa salah tingkah seperti remaja puber. Seingatnya, dulu saat ia jatuh cinta pada Nafisah, tak seperti ini. Kali ini terasa berbeda dan lebih mengelora serta menggairahkan. Bukan, ia bukan membandingkan dua perempuan itu. Ia hanya merasa berbeda. Keduanya mempunyai sisi keistimewaan tersendiri dan Hilmi tak akan membandingkan keduanya. Karena Nafisah hanyalah bagian masa lalunya yang ia sesali. Sedangkan Halwa adalah bagian masa kini dan ingin ia meraih masa depannya bersama Halwa.

"Malah jadi sinting," celetuk Lainah yang memandang Hilmi geli.

Keano pun juga ikut bergidik geli dan mengalihkan pandangannya pada sekeliling restoran. Seakan menemukan sebuah benda tak asing, Keano menyipitkan matanya untuk memastikannya. Namun terjeda saat Hilmi mulai bersuara dengan di awali deheman. Ia pun langsung mengalihkan pandangan ke Hilmi kembali.

"She look give me a green light sign," ucap Hilmi dengan penuh keyakinan.

Keyakinan yang bulat itu berganti menjadi rasa cemburu yang tiba-tiba muncul, ketika kedua matanya menangkap sosok yang membuatnya merasakan gelora asmara itu tengah duduk berhadapan dengan Javin. Mereka makan malam bersama. Membuat Hilmi menelan ludah dan mimik mukanya pun menjadi murung. Kepercayaan dirinya langsung memudar saat itu juga.

Meski Javin pernah bercerita bahwa ia di tolak oleh Halwa, tapi saat melihat mereka malam ini, bisa saja itu semua berubah nantinya. Apalagi, ini seorang Javin Laksono yang tampan paripurna, melebihi ketampanannya.

Keano yang menyadari akan perubahan itu, langsung paham karena ia juga melihat apa yang Hilmi lihat. Ia juga pernah berada di posisi Hilmi, jadi ia tau apa yang sahabatnya itu rasakan.

"Kalian pada kenapa ini," tanya Lainah yang baru sadar akan perubahan dua orang yang tengah duduk di hadapannya itu.

Lainah duduk membelakangi meja tempat Javin dan Halwa berada, jadi ia tak melihat apa yang Keano dan Hilmi lihat. Tanpa mau memikirkan apa yang sedang dua pria itu lakukan, ia memilih untuk melanjutkan makannya. Pikirnya, dua manusia itu memang sering mendadak bengong seperti itu, jadi ia tak khawatir.

Dalam kecamuk perasaan dan rasa cemburu itu, Hilmi meraih ponselnya dan mengetikkan pesan kepada Halwa. Ia hanya ingin melihat apakah Halwa sosok yang jujur atau tidak. Ia perlu memastikan perasaannya sendiri akan Halwa. Perempuan yang baru ia kenal dan membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

You :

Jangan naskahan terus, makan malam udah tiba

Meski pesan yang ia kirim pada Halwa terdengar membingungkan karena kalimatnya yang rancu. Ia tetap berharap Halwa akan membalasnya serta mengerti maksudnya. Ia melihat Halwa yang sedang mengetikkan sesuatu di layar ponselnya sembari tersenyum. Ia berharap, Halwa sedang mengetikkan balasan pesan untuknya dan getaran pada ponselnya seolah menjawab do'a darinya.

DreeblissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang