***
Gerald terus menarik tangan Zamora dengan kasar menuju kamar mereka yang berada di lantai atas.
Sesampainya di kamar, Gerald menghempaskan tubuh Zamora hingga tak sengaja pelipis perempuan itu membentur ujung nakas yang ada di samping ranjang kamarnya. Lelaki itu kembali menarik tangan Zamora dengan kasar agar perempuan itu berdiri.
"S–sakit kak, tolong lepasin tangan aku" rintih Zamora saat tangannya dicengkram erat oleh Gerald, suaminya.
"Gue gak akan lepasin tangan lo, bitch!" Zamora memejamkan matanya ketika Gerald membentaknya. Dadanya berdenyut nyeri saat mendengar kata terakhir yang keluar dari mulut laki laki itu.
Gerald mengangkat wajah Zamora agar perempuan itu menatapnya setelahnya dia mencengkram dagu istrinya dengan erat. Akh bahkan menyebut perempuan itu sebagai istri pun dirinya tak sudi. Gerald kembali mencengkram dagu Zamora semakin kuat, dirinya seakan akan buta dan tidak peduli saat melihat istrinya meringis kesakitan akibat cengkraman tangannya.
"Dengerin ucapan gue baik baik. Karna lo udah berani masuk ke kehidupan gue itu artinya lo juga siap untuk menderita sialan!" kepala Zamora tertoleh ke samping saat Gerald melepaskan cengkramannya.
Setelahnya lelaki itupun pergi meninggalkan Zamora yang matanya sudah berkaca kaca. Perempuan yang tengah hamil itu memerosotkan badannya pada tembok kamarnya setelah kepergian Gerald.
"Hiks, sakit" Zamora menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak.
"Ibu, Zamora ingin pulang hiks" gadis itu meringkuk ketakutan di dalam kamarnya. Kenapa dunia begitu kejam pada dirinya. Orangtuanya membuang dirinya ke panti asuhan dan sekarang dia harus menikah dengan sosok laki laki yang begitu kejam terhadapnya.
Perempuan cantik yang tengah hamil itu terus memeluk dirinya dengan erat. Gara gara kecelakaan satu malam itu membuatnya harus menikah dengan Gerald.
***
TBC
Assalamualaikum guys, setelah author pikir² akhirnya author mutusin buat publish cerita ini sekarang.Tandai kalau ada typo yaa jangan lupa vot+komennya yaa see you👋👋
Semoga suka sama cerita kedua aku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN GERALD (On Going)
Losowe[ADA BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Maaf... Jika diri ini selalu menyakiti hati maupun fisik kamu, yang pada akhirnya kamu lebih memilih pergi dengan meninggalkan luka menganga di hatiku. -MAXUEL GERALD BRATAWIJAYA- Tuhan bolehkah a...