SEMBILAN

1.2K 36 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mau pulang sekarang?" Zamora mengangguk lemah. Sekarang dirinya benar benar butuh istirahat.

Rafael menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Sesekali matanya melirik Zamora dari kaca spion, perempuan itu hanya diam matanya memandang ke depan dengan tatapan kosong.

Rafael menghentikan motornya di depan panti dan melepas helm nya.

"Udah sampe Ra" zamora tersentak kemudian turun dari motor lelaki itu.

"Makasih ya" Zamora menyerahkan helm yang di kenakannya pada Rafael.

"Senyum dong jangan sedih sedih lagi" Rafael berusaha menghibur perempuan cantik di depannya ini.

Zamora hanya menampilkan senyum tipisnya.

"Nah gitu kan cantik" Rafael terkekeh tangannya mengusak rambut Zamora dengan gemas.

"Yaudah aku masuk yaa" Zamora berjalan meninggalkan Rafael setelah lelaki itu menjawabnya dengan anggukan.

***

"Assalamualaikum bu".

"Waalaikumsalam, nak akhirnya kamu pulang. Ibu khawatir sama kamu daritadi ibu tungguin kamu gak pulang pulang" Ibu panti itu memeluk Zamora dengan erat.

Zamora meneteskan air matanya kembali tapi dengan cepat ia usap agar ibunya tak mengetahui dirinya menangis.

"Kemana aja kamu nak, terus kenapa kamu gak pake seragam" Zamora hanya tersenyum.

"Ini bu tadi Zamora ngerjain tugas kelompok di rumah Qiara, jadi dari rumah Mora bawa baju ganti sekalian".

"Yaudah sana bersih bersih dulu nanti makan siang habis itu baru istirahat".

"Mora mau langsung istirahat aja bu, Mora masih kenyang soalnya" gadis itu menampilkan senyumannya seolah tidak terjadi apa apa.

"Ooh yaudah sana masuk kamar" wanita paruh baya itu menepuk nepuk kepala Zamora pelan.

Zamora mengunci pintunya dan merebahkan tubuhnya di kasur tipis miliknya. Gadis itu menatap langit langit kamarnya dengan pandangan yang sulit di artikan. Bayang bayang ketika dirinya di lecehkan oleh Gerald kembali muncul dan sekarang kejadian satu malam itu menghasilkan nyawa lain di dalam tubuh Zamora. Perempuan cantik itu memejamkan matanya dan setetes air mata kembali megaliri pipinya.

Tubuh mungil Zamora meringkuk di atas kasur, dan tak lama suara dengkuran halus terdengar. Zamora tertidur dengan mata sembabnya.

PENYESALAN GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang