EMPAT BELAS

994 40 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi perempuan itu hingga meninggalkan warna kemerahan.

"Kok kamu nampar aku sih" ucapnya dengan nada yang dibuat buat.

"Diem bangsat! Jiji gue dengernya" wajah perempuan di depannya itu memerah menahan kesal.

"Kamu mau kemana?" Gerald menatap berang pada perempuan di hadapannya ini karna sudah lancang memegang tangannya.

"Lepasin tangan kotor lo dari gue!" Dengan terpaksa perempuan itu melepaskan tangannya dari Gerald.

Perempuan bernama Angel itu menatap punggung Gerald yang sudah menjauh. Bibirnya menampilkan senyum puasnya, akhirnya setelah sekian lama dirinya mengejar ngejar Gerald dia bisa merasakan bibir manis laki laki itu.

***

Gerald berjalan dengan langkah tergesa–gesanya menuju parkiran.

"Akh, sialan!" Tangannya terkepal kuat, matanya masih memancarkan kilat emosi. Ingin rasanya menghabisi perempuan bernama Angel, yang dengan lancang menciumnya.

Laki laki itu menjambak rambutnya kasar, kemudian menunggangi motornya dan menancap gasnya keluar dari area parkiran. Laki laki itu menyusuri padatnya jalanan kota dengan kecepatan di atas rata rata membuat sebagian orang mengumpatinya, namun dirinya hiraukan.

Sesampainya di rumah, Gerald langsung membuka pintunya kasar membuat Zamora yang tengah menonton tv tersentak kaget, perempuan itu hanya menatapnya sekilas dan kembali fokus menonton tv. Setiap kali menatap wajah Gerald hatinya kembali sakit saat mengingat kejadian yang ia lihat tadi.

"Perempuan tadi siapa?" Tanya Zamora tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Langkah Gerald terhenti, laki laki itu hanya  membalikkan tubuhnya ke samping tanpa mendekat pada Zamora.

Zamora tersenyum miris saat tak ada jawaban dari Gerald.

"Bukan siapa siapa" jawabnya dengan nada cuek.

Zamora mengangguk anggukan kepalanya pelan dan menatap bola mata Gerald yang kini tengah menatapnya juga.

"Bukan siapa siapa ya" Zamora terkekeh mendengar jawaban Gerald.

"Terus kenapa kalian ciuman" perempuan itu berusaha menahan agar air matanya tak menetes namun, sialnya air mata itu malah meluruh bebas membasahi pipinya.

Gerald sempat tertegun saat melihat Zamora yang kini berlinang air mata.

"Terus apa masalah lo?" Gerald mendekati Zamora hingga kini tubuh tegapnya sudah berada di hadapan Zamora yang tingginya hanya sebatas dadanya.

"Jawab! Terus apa masalahnya sama lo, anjing!" Bentak Gerald dengan nada tinggi membuat Zamora memejamkan matanya takut.

"Kakak masih nanya apa masalahnya?" Zamora memberanikan menatap mata tajam Gerald.

PENYESALAN GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang