***
Zamora memasuki kelasnya yang di sana sudah ada sahabatnya tengah menatap ke arahnya.
"Abis dari mana, Mor? Kok gue masuk kelas, lo gak ada?" Qiara bertanya setelah Zamora duduk di tempatnya.
"Dari toilet, Ra" Zamora berusaha menampilkan senyumnya.
"Ra, nanti kalau ada guru bangunin aku ya" setelah mengatakan itu Zamora menelungkupkan kepalanya yang terasa pusing.
"Tapi lo gak papa kan, Ra? Lo keliatan pucet" Qiara sedikit khawatir dengan keadaan Zamora.
Zamora mengangkat wajahnya dan menatap Qiara. "Gak papa Ra, aku cuman ngantuk aja" bohongnya.
Qiara hanya mengangguk dan membiarkan sahabatnya untuk tidur sejenak.
***
Zamora dan Qiara berjalan berdampingan memasuki kantin yang sudah banyak sekali siswa siswi yang berdesakan memesan makanan. Di tengah perjalanan, keduanya mendengar beberapa anak berbisik dan juga pekikan tertahan.
"Kak Agatha beruntung banget".
"Potek deh hati gue".
"Mereka cocok banget".
Keduanya menoleh mendengar bisikan itu. Qiara menajamakan matanya dan melihat di meja pojok terdapat Gerald yang duduk berdampingan dengan Agatha bersama sahabat lelaki itu, Qiara mengepalkan tangannya berusaha menahan emosinya. Sedangkan Zamora hanya diam di samping Qiara.
"E–eh Ra, mau ke mana?" Tanya Zamora yang tangannya sudah ditarik oleh Qiara.
Brak!
Qiara dengan kasar menggebrak meja kantin itu dengan mata yang terus menatap Gerald dan Agatha.
"Eh, neng Qiara santai neng bikin kaget aja" ujar Deon yang tengah mengelus dadanya.
"Kita boleh gabung di sini kan?" Ucapnya angkuh yang langsung mendapat anggukan kepala sahabat Gerald.
"Mor, gue pesan makanan bentar ya" Qiara mendudukan Zamora berhadapan dengan Gerald.
Zamora hanya menganggukan kepalanya, gadis itu menundukkan kepalanya takut tangannya terus meremas ujung roknya.
"Santai aja Ra, gak usah takut sama kita" Bastian menatap Zamora yang sedari tadi terus menundukkan kepalanya.
Zamora mengangkat kepalanya dan tak sengaja tatapannya bertabrakan dengan mata tajam Gerald yang tengah menatapnya, gadis itu langsung mengalihkan tatapannya pada Bastian yang tengah tersenyum padanya. "I–iya kak" balas Zamora gugup.
Dan selang beberapa menit Qiara kembali dengan membawa pesanan makannya.
"Nih, Mor".
"Makasih Ra" Zamora menerbitkan senyum manisnya membuat sahabat Gerald terpekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN GERALD (On Going)
Diversos[ADA BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Maaf... Jika diri ini selalu menyakiti hati maupun fisik kamu, yang pada akhirnya kamu lebih memilih pergi dengan meninggalkan luka menganga di hatiku. -MAXUEL GERALD BRATAWIJAYA- Tuhan bolehkah a...