ENAM

808 21 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zamora terus melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya dengan terus menundukkan kepalanya.

"Mor" Zamora menolehkan kepalanya saat mendengar seseorang memanggil namanya.

Bibir pucat itu menarik sebuah senyuman saat di sana terlihat sang sahabat tengah melambaikan tangan kearahnya.

"Dari tadi gue panggilin lo gak nyaut nyaut Mor" ujar Qiara setelah berada di hadapan Zamora.

"Eh maaf yaa aku gak denger tadi" ucapnya berusaha tersenyum.

"Lo sakit Mor?" Zamora menggelengkan kepalanya saat mendapat pertanyaan itu dari Qiara.

"Tapi kok muka lo pucet banget sih" ucap Qiara dengan khawatir.

"Aku gak papa kok" jawabnya, kemudian keduanya melanjutkan perjalanan menuju kelas mereka.

Sekarang jam pelajaran sudah di mulai sejak beberapa menit yang lalu. Zamora hanya menatap guru di depannya dengan tatapan kosong.

"Zamora" Bu Dini selaku guru yang kini tengah mengajar itu memanggil nama Zamora namun, tak ada sautan dari gadis cantik itu.

Qiara menyenggol dengan pelan tubuh sang sahabat saat Zamora tak menjawab panggilan guru tersebut.

"Kenapa Ra?" Zamora menolehkan kepalanya pada Qiara.

Tangan Qiara menunjuk ke depan dan di ikuti oleh Zamora.

"Zamoraa!" panggil guru itu sekali lagi.

"I–iya Bu" jawab Zamora.

"Maju ke depan dan jelaskan semua yang tadi saya terangkan" ucap guru itu yang membuat Zamora meneguk ludahnya. Bahkan sepanjang guru itu menjelaskan Zamora sama sekali tidak mendengarkan.

Zamora berjalan ke depan dengan menundukkan kepalanya dan saat berada di depan gadis cantik itu hanya diam, bingung apa yang harus dirinya jelaskan.

"Kenapa diam Zamora?" Tanya guru tersebut.

"Maaf bu tapi s–saya gak tau" jawab Zamora menatap wajah guru di depannya setelahnya ia kembali menundukkan kepalanya.

"Saya perhatikan sedari tadi kamu terus melamun dan tidak fokus pada pelajaran saya Zamora" jelas guru itu.

"Maaf bu" hanya itu yang terucap dari bibir pucat Zamora.

PENYESALAN GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang