LIMA

929 26 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zamora menatap panti di depannya dengan tatapan sendunya. Gadis itu menghela nafasnya kasar saat ingatannya kembali berputar pada kejadian semalam yang dimana dirinya di lecehkan oleh Gerald.

Zamora melangkahkan kakinya dengan pelan menuju pintu utama panti.

"I-ibu" gagap Zamora saat dirinya akan membuka pintu tapi pintu itu telah terbuka sebelum dirinya mengetuk.

"Sayang" wanita paruh baya itu langsung menarik Zamora ke dalam pelukannya. Zamora membalas pelukan Rini tak kalah erat.

"Kamu kemana aja nak? Kenapa baru pulang?" Rini menangkap wajah Zamora setelah tadi dia melepaskan pelukannya. Entah kenapa saat dia menatap mata Zamora dirinya melihat seperti ada kesedihan yang gadis itu pendam.

"Kamu gak papakan? Ibu khawatir sama kamu" Zamora memegang tangan keriput Rini yang masih menangkap wajahnya. Gadis itu menatap sang ibu dengan matanya yang kini berkaca kaca.

"M-mora gak papa kok bu. Ibu gak usah khawatir" Zamora tersenyum di tengah matanya yang berkaca kaca.

"Kenapa sayang kok nangis" Rini mengusap wajah gadis di depannya dengan sayang saat melihat setetes air mata jatuh membasahi pipi Zamora.

"Enggak kok bu ini tadi Mora kelilipan i-iya kelilipan" bohongnya dengan mengusap air matanya kemudian tersenyum manis meyakinkan agar wanita itu percaya.

"Terus kemarin kenapa kamu nggak pulang" Rini bertanya sambil kakinya berjalan memasuki panti.

"Ehm, itu bu kemarin Mora nginep di rumah temen" Zamora menghela nafas lega saat Rini menganggukan kepalanya percaya.

"Yaudah Mora ke kamar ya bu" Rini menganggukan kepalanya setelah tadi mengelus kepala Zamora dengan lembut kemudian wanita itu berjalan menuju anak panti yang lain.

Zamora menyandarkan tubuhnya di pintu kamar miliknya.

"Hiks, maafin Mora bu karna udah bohongin ibu" isaknya sambil memukul mukul dadanya guna menghilangnya rasa sesak.

"Sekarang aku kotor hiks" gadis itu terus menangis dengan merengkuh tubuh mungilnya.

"Ya Tuhan, kenapa harus aku" Zamora mendongakkan kepalanya dengan air mata yang masih terus menetes.

Tok tok

"Mora kenapa sayang? Kamu baik baik aja kan?" Rini mengetuk pintu kamar Zamora. Wanita itu menempelkan telinganya di pintu kamar Zamora saat tadi dirinya mendengar ada suara tangisan dari dalam.

Zamora mengusap air matanya dengan kasar kemudian membuka pintu dan berusaha tersenyum agar wanita paruh baya itu tak curiga.

"Kenap bu?" ucap Zamora dengan suara seraknya.

"Kamu kenapa nak, kok mata kamu sembab gini" ucap wanita itu khawatir yang di jawab kekehan Zamora guna menutupi kesedihannya.

"Hah ehm Mora gak papa kok bu" jawabnya sambil menundukkan kepalanya.

PENYESALAN GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang