"Apaan?" heran Karel bertanya
"Soal dia datar sama kita pas pulang sekolah tuh gara gara kita tinggalin dia sendirian di rumah, liat aja cctv sebelum dia masuk, liatin mobil daddy lama banget" ujar nya membuat mereka mengangguk mengerti
"Bisa ngambek rupanya" cicit Reksa tersenyum
"Lagian daddy juga sih nggak kasih tau yang sebenernya!" ucap Karel menyalahkan Nio yang hanya memberi tatapan tajam langsung kepadanya
"Bukan nya kamu yang suruh daddy jangan kasih tau.." datar nya menatap malas
"Ya mau gimana lagi, dia juga bakalan nggak mau, kan udah bucin parah" ujar nya menyahuti
"Jangan sih saran gw, lagi pula dia kan udah kenal lama sama Dava" sambung Gasya diangguki setuju mereka
"Lagian kita juga nggak suka sama sahabat daddy itu, cerita nya antusias banget tapi nggak ada yang peduli" tambah Reksa sangat disetujui mereka dengan anggukan yakin
"Hmm daddy juga mikir gitu" ujar Nio ikut setuju dengan anak anak nya
🌟🌟🌟
"Capek banget gw dekorasi ruang ini" ucap Dava mengelap keringat nya
Ia memandang seluruh ruangan itu puas dan kagum atas hasil kerjanya yang bisa seribu persen memenuhi ekspektasi.
"Ale nyariin gw nggak ya kemaren?" monolog nya berpikir
Drtt..
Drttt..
"Kenapa?" tanya nya mengangkat telpon
"Gw balik ke nyokap" ucap nya memberitahu
"Lah lo kok nggak bilang sama gw" bingung Dava, tak biasanya dia seperti ini
"Maaf Dav" ujar nya mematikan telpon nya sepihak
"Ini bocah kenapa mendadak gini ya perginya" pikir Dava terheran heran
"Bodo amat lah yang penting dekor gw dah selesai!" ucap nyan langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang
"Gw harap besok Ale nggak nyerocosin gw lah soal kemaren" gumam nya menutup mata
🌟🌟🌟
Matahari datang dengan pancaran sinar cahaya nya yang membuat semua orang mulai melakukan aktivitas nya.
"Dek ngomong dong.." ucap Kara memohon
"Mau daddy beliin apa hmm?" tanya nya berharap anak nya akan luluh
"Maafin kita" ujar Gasya ikut membujuk
"Iya.. masa kamu mau marahan terus sih" sahut Reksa menatap melas
Sedangkan Eza menatap mereka datar, sudah ratusan kali saat ia pertama kali membuka mata malah kuping nya dibuat panas dengan cerocosan mereka semua.
"Ya" jawab nya singkat membuat mereka menghembuskan nafas nya lega
"Lagian ngapain kalian pergi nggak bilang sama gw?" ucap nya rendah masih dengan tatapan datar
"Urusan bisnis" jawab Reksa menemukan jawaban yang cukup masuk akal
"Sampe nggak ngasih kabar?" ucap nya menaikan satu alis nya
"Kita semua sibuk ngurusin berkas berkas, jadi nggak pegang hp" alibi Gasya diangguki paham Ve
"Gw laper, cariin seblak, batagor, cilok, siomay, boci, banci, bencong dan kawan kawan nya di luar dong" lintas nya mengeluarkan puppy eyes nya
"Biar Karel aja" ucap nya mengajukan diri
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...