"Laper nggak Li?" tanya Ares setelah motornya melaju beberapa menit. "Seblak mau nggak?"
"Apa?" Biasa, Lian ke syndrome mendadak budeg kalau diboncengin motor.
"Seblak mau nggak?" Kali ini Ares mengeraskan volume suaranya.
"Seblak?"
"Iya."
"Boleh."
Akhirnya Ares melipir ke warung seblak yang nggak jauh dari gerbang kompleks mereka. Seblak langganan dia. "Mendadak banget seblak?" tanya Lian. Soalnya jarang banget cowok doyan seblak. Dua abangnya suka males kalau Lian ajakin nyeblak. Terus anak-anak kelasnyaㅡtermasuk Kalaㅡjuga nggak mau kalau diajak makan seblak. Malu katanya. Padahal ngapain malu ya, mereka kan bukan tukang.
"Lagi pengen aja. Tapi nggak ada temennya." Ares mengambil alih tas Lian setelah cewek itu turun dari motornya. "Buset berat banget bawan lo, Li." Ares mengeluh tapi tetap menyampirkan tali tas Lian di salah satu bahunya. Sementara Lian mendumal kecil, "Siapa yang nyuruh bawain coba?" sambil tetap mengekor Ares masuk ke warung seblak.
"Cewek-cewek lo kemana emangnya?" Cuma sama Ares doang Lian berani manggil lo-gue. Kalau sama abang atau sama orang yang lebih tua biasanya Lian pakai pronomina aku-kamu. Nggak tau, udah kebiasaan aja kalau sama Ares.
Pas kecil dulu tuh Lian sebel banget sama Ares. Soalnya Ares sering banget ngisengin dia dan bikin dia nangis.
"Cewek siapa?"
"Cewek lo lah."
"Nggak punya cewek tuh."
"Bohong banget." Suatu kebohongan besar seorang Ares nggak punya pacar. Roomchatnya aja kayak asrama putri. Masa dari sekian banyak cewek-cewek itu nggak ada yang jadi pacar sama sekali.
"Suwer. Mereka tuh cuma temen gue."
"Ya ya ya. Apa kata lo aja." Ares masih jadi Ares yang dulu ternyata. Yang suka ngasih harapan ke cewek tapi berakhir digantung begitu aja. Lian udah hafal karena salah satu teman SMPnya pernah jadi korban Ares dulu.
"Teh, seblak ya dua." Ares meraih mangkuk kosong lalu mengopernya pada Lian. "Pilih topingnya sendiri."
"Oke." Kedua mata Lian berbinar melihat berbagai macam toping di hadapanya.
Setelah selesai memesan, mereka duduk di salah satu meja di sana. Untungnya lagi nggak ramai banget, soalnya kalau pas rame mereka bisa nggak kebagian tempat duduk.
"Cowok tadi siapa, Li?" Ares membuka suara.
"Kepo," jawab Lian.
"Gue aduin abang lo ya," ancam Ares yang bikin Lian merengut sebal. "Apaan dikit-dikit ngadu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittershit Relationsweet - Lee Hangyul
FanfictionMari baca, mari jatuh cinta. #1 Hangyul #355 on teenfiction #528 on fanfiction Schazelle