• Bittershit Relationsweet •
"Pak Hangyul mana sih? Katanya mau nemenin gue jogging!" Gue melirik jam di dinding dengan malas. Udah jam 7 malam lebih tapi Kak Hangyul belum pulang juga. Padahal sejam yang lalu dia bilang udah di jalan. Curiga nih gue dia melipir kemana dulu.
Kemarin dia sendiri yang janji mau nemenin gue jogging malam di taman deket apartemennya. Karena kalau gue diajak dia nge-gym pasti nggak mau.
Gue nggak suka olahraga berat, apalagi angkat-angkat beban. Udah cukup gue angkat galon aja ngos-ngosan.
Kemarin gara-gara beberapa baju dan celana gue makin ketat, belum lagi Si Shireen sama Shannon yang bilang pipi gue makin tembem, gue jadi ambis buat diet lagi. Dua hari yang lalu gue nyoba senam aerobik, sampai masih nyisa pegel-pegelnya sampai sekarang.
Akhirnya gue memutuskan untuk diet makan. Kalau biasanya malam Kak Hangyul minta digorengin kentang atau nugget gue ikut makan juga, beberapa hari ini enggak. Gue harus puas dengan hanya melihat Kak Hangyul menghabiskan makanan itu.
Kak Hangyul mengajak gue nge-gym di tempat biasa dia work out itu. Yang lalu gue tolak mentah-mentah. Akhirnya dia menawarkan diri buat nemenin gue jogging. Walau malam karena kalau pagi pasti dia nggak mau. Orang jam 9 aja dia baru bangun.
"Laper." Sial. Perut gue udah mulai keroncongan karena dari siang tadi gue belum makan.
"Nggak, Del. Lo nggak boleh tergoda." Gue udah lama nggak diet jadi masih susah banget nahan godaan makan.
"Del?" Gue lantas menoleh saat mendengar suara Kak Hangyul bersamaan dengan pintu aaprtemen gue yang terbuka.
Sial. Dia malah cengengesan liat gue udah pakai baju jogging lengkap.
"Sorry, tadi ditahan sama yang lain soalnya." Tcih! Alasan. "Udah makan belum Del?"
Gue melirik dia sinis. "Kan mau jogging. Gimana sih?!" Lah, Si Bapak malah ngakak. Ngeselin banget sih?
"Jadi, ya? Gue kira lo udah nyerah sama diet." Kak Hangyul melepas jaketnya lalu melemparnya asal ke atas sofa. "Nggak usah diet lah Del. Badan lo tuh udah pas segitu." Dia lalu berdiri di depan gue sambil menatap gue dari atas sampai bawah. "Pas buat dipeluk, pas buat gue jadiin guling, pas buat gue pegㅡ"
"Kak Hangyul!" Gue tabok perutnya keras. Tapi bukannya mengaduh, dia malah tertawa semakin keras.
"Makanya, kalau beli baju tuh jangan yang pres body, naik 2-3 kilo aja udah nggak muat!" Kak Hangyul melempar kaos yang baru saja dia lepas hingga menutupi kepala gue.
"Ini juga gara-gara Kak Hangyul ya! Sejak Kak Hangyul tinggal di sini aku jadi sering makan tau nggak! Segala tengah malem minta dibikinin mie, gorengin nugget!"
"Ya kan gue cuma minta digorengin doang, siapa yang minta lo ikut makan juga?"
Ya bener sih. Tapi masa gue cuma gorengin doang terus ngeliatin dia makan?
"Ah, pokoknya ini salah Kak Hangyul. Gara-gara Kak Hangyul aku jadi gendut!"
Kak Hangyul lalu mencubit perut gue begitu saja. "Masih kenceng gini gendut darimana Ya Tuhan. Nggak ngerti deh gue sama cewek." Dia menggeleng heran.
"Udah deh, buruan ganti baju sana!" Gue mendorong dia ke arah lemari sebelum kita berdebat lagi.
Dan sambil mendumal, gue bereskan kaos dan jaketnya yang Kak Hangyul lempar sembarangan tadi.
"Ayo buru." Kak Hangyul keluar dengan mengenakan setelan celana training panjang hitam dan kaos dengan warna yang sama. Dia lalu membalutnya dengan jaket parasut warna cokelat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittershit Relationsweet - Lee Hangyul
FanfictionMari baca, mari jatuh cinta. #1 Hangyul #355 on teenfiction #528 on fanfiction Schazelle