"Kak! Udah selesai belum? Lama banget dandannya!"
Suara lumba-lumba Reno menggema memenuhi ruang tengah rumah bernomor 25 itu. Wajahnya sudah tertekuk sejak tadi pagi karena dia dipaksa bangun dan bersiap karena hari ini mereka akan menghadiri pernikahan sepupu mereka.
Yang bikin Reno makin bad mood adalah, dia sudah siap lebih dari setengah jam yang lalu sementara Adel dan Ibu mereka masih sibuk menyapu kuas di wajah mereka.
"Bang Hangyul tiap hari nungguin Kak Adel begini?" Hangyul yang sejak tadi duduk di seberang Reno pun lantas mendongak. "Kok tahan sih Bang?" lanjut Reno.
Hangyul tersenyum. Reno nggak tau aja kalau lagi sama Hangyul doang, Adel yang tertindas. Adel lama ya Hangyul tinggal. Sering kalau mau pergi berdua Hangyul pasti bilang, 'Nggak usah dandan lama-lama.' atau 'Ganti baju buruan, lama gue tinggal.'
Adel jadi sering keluar tanpa polesan apa-apa. Kadang kalau sempat dia bawa pouch make upnya terus touch up di mobil sambil ngomel. Kalau nggak tinggal berdoa aja semoga ada liptintnya yang tertinggal di dashboard mobil Kak Hangyul.
"Biasanya lebih lama dari ini, Ren," bohong laki-laki itu. Kedua kelopak mata Reno membula. Membuat Hangyul gemas dengan reaksi bocah bertubuh bongsor itu.
"Kenapa sih Kak Adel dandan doang lama banget. Terus pas keluar juga hasilnya sama aja." Hangyul hampir menyemburkan tawanya kalau dia tidak melihat Adel sudah berdiri sambil berkacak pinggang di belakang Reno.
"Ngomong apa kamu tadi ha?" Adel menarik ujung rambut Reno. Membuat bocah itu berontak kesakitan.
Meteka tuh nggak tau apa kalau penampilan pas kondangan adalah salah satu momen penting? Dia udah pake baju cantik jadi dandan juga harus cantik dong. Adel bahkan rela bangun pagi biar bisa bikin alis yang simetris.
"Yah! Kak Adel nih bar-bar banget!"
Reno mengusap kasar pipinya yang habis dicubit dan diciumi Adel habis-habisan. Pipinya merah selain karena dicubit juga karena lipstick Adel yang menempel di pipinya.
"Apaan pipi kamu kan empuk masa gitu doang sakit," Adel menyahut sambil kembali memoles lipstick di bibirnya.
Sementara Hangyul tampak menikmati pertengkaran Adel dan Reno. Gadis itu tidak bohong waktu bilang dia dan adiknya itu bisa baku hantam setiap hari. Baru dua hari di rumah ini saja Hangyul sudah sering menyaksikan mereka berdua bertengkar.
"Baju kamu kembaran sama Mas Hangyul, Kak?" Ibu keluar dari kamar bersamaan dengan Ayah. Bisa dilihat baju yang mereka kenakan sama, termasuk Reno.
Hangyul yang tadinya tidak terlalu memperhatikan penampilan Adel kini jadi menoleh sepenuhnya.
Adel mengenakan dress batik yang warna dan motifnya sama dengan miliknya. Gadis itu tampak lebih manis dengan rambut yang diikat setengah dan poni depan yang udah dia tata sedemikian rupa.
Dia sudah sering melihat Adel berdandan, tapi kali ini dandanannya sedikit berbeda. Tampak lebih bold dengan sentuhan warna eyeshadow lebih gelap. Glitter-glitter di bawah matanya juga membuat Adel kelihatan lebih segar.
"Mas Hangyul nggak papa ikut kondangan?" tanya Ibu. Hangyul mengulum senyum. "Nggak papa, Bu," sahutnya. Daripada dia di rumah ini sendirian kan.
Hangyul bersyukur karena Adel berinisiatif membawa baju couple mereka. Setidaknya dia tidak kelihatan seperti orang asing.
Ibu menatap Kak Hangyul dan Adel bergantian. Membuat Hangyul sedikit gugup ditatap seperti itu.
Setelahnya yang dia lihat, Ibu menghampiri Adel lalu berbisik, "Kak, Ibu udah bisa kenalin Mas Hangyul calon menantu Ibu belum?" bisik Ibu di telinga Adel. Meski nyatanya Kak Hangyul masih bisa mendengar karena jarak mereka yang tidak jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittershit Relationsweet - Lee Hangyul
FanficMari baca, mari jatuh cinta. #1 Hangyul #355 on teenfiction #528 on fanfiction Schazelle