Thirty Three

3.9K 534 70
                                    


Banyak yang ngira part kemaren tuh ending ya?
Aku tulis end di situ tuh maksudnya end di special chapter ya wankawan

Tenang aja, cerita ini masih panjaaaaanggggggg


Bittershit Relationsweet •

"Kenapa lo muka ditekuk gitu?" Adel melirik Kak Hangyul yang baru saja mendudukkan diri di sebelahnya.

Aroma shampoo Kak Hangyul menguar menusuk indra penciumannya.

"Ih Kak, sedih banget nggak sih, ternyata Pepsi udah pamit dari Indonesia. Pantesan aku cari Pepsi blue dimana-mana nggak ada," adunya pada Kak Hangyul.

Dia baru saja membaca berita di wowfakta, mereka bilang Pepsi udah cabut dari Indonesia. Sudah pernah dibilang 'kan kalau Adel penggemar berat minuman bersoda itu. Pantasan beberapa minggu ini dia cari Pepsi blue di mana-mana nggak ketemu.

"Tck! Lebay lu. Gue kirain kenapa." Adel semakin cemberut mendengar jawaban Hangyul yang terkesan tidak ada peduli-pedulinya sama sekali.

"Tau ah! Dasar nyebelin!" Dia mendorong lengan Kak Hangyul yang menempel di lengannya karena mereka duduk tanpa jarak. Adel lalu menggeser duduknya menjauh dari Kak Hangyul.

"Lagi dapet ya? Sensi amat." Hangyul mencubit dagu Adel gemas. Yang segera ditepis oleh gadis itu.

"Del, keluar yuk, pusing gue di apart terus," ajak Hangyul. Dia melirik Adel yang masih pura-pura sibuk menggulir layar ponselnya.

"Del," pantaunya lagi karena Adel tidak menjawab ajakannya barusan.

"Oh, yaudah kalau nggak mau
Mending gue ke Seungyoun ajaㅡ"

"Jangan!" sambar Adel cepat. Membuat diam-diam Hangyul menyunggingkan senyum.

"Loh, kenapa? Tadi diem aja, berarti nggak mau, 'kan?" ledeknya. Adel mendumal tapi tetap melingkarkan tangannya di lengan Hangyul. "Tadi nggak denger," kilahnya.

Adel tersenyum manis. "Mau ngajak aku kemana, Kak?" Hangyul bersecih melihat wajah Adel berubah sumringah padahal beberapa detik lalu masih cemberut.

"Kemana kek. Yang penting keluar, " sahutnya. Kalau habis bimbingan tuh Hangyul bad mood bawaannya. Apalagi tadi dosennya minta revisi naskah bab III padahal baru diacc minggu lalu. Dia menyesal karena pas bimbingan bab IV tadi dia bawa bab III nya juga. Jadi dicek sekalian terus malah revisi lagi.

Heran dia, dosen tuh maunya apa sih?  Mahasiswa mau lulus kok disusah-susahin begini? Kalau banyak yang belum lulus kan ntar nama univnya sendiri yang jelek.

"Kak, nonton aja yuk," ajak Adel penuh semangat.

Dahi Hangyul mengerut. "Emang ada film bagus?"

"Ada. Yuk." Kalau Adel menatapnya dengan mata berbinar seperti ini, mana sanggup Hangyul menolak.

"Ganti baju cepet. Lima menit." Adel buru-buru bangkit dari duduknya, melepas tangannya dari lengan Kak Hangyul begitu saja dan berlari menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Sementara Hangyul tidak bisa menyembunyikan senyumnya melihat tingkah menggemaskan Adelnya itu.

"Ya nggak nonton Frozen juga Del." Hangyul menatap antrian memanjang di depannya. Ternyata film yang dimaksud Adel tadi itu Frozen.

Hangyul bingung. Adel tuh kayak 4D banget. Dia bisa bersikap lebih dewasa darinya. Adel juga bisa menjadi gadis tangguh yang mandiri. Kadang manja. Kadang seperti anak kecil.

Bittershit Relationsweet - Lee HangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang