Be a good readers, please
• Bittershit Relationsweet •
"Buruan, Del. Udah siang." Gue yang baru saja keluar dari kamar mandi pun membulatkan mata melihat lemari pakaian gue kini sangat berantakan.
"Kak Hangyul cari apa sih? Kok lemariku diberantakin begini?!" Gue menutup salah satu pintu lemari yang berisi pakaian dalam milik gue.
Emang nggak sopan banget manusia satu ini. Buka-buka lemari orang sembarangan!
"Ntar gue beresin. Sekarang lo ganti gih, pake ini aja. Udah gue pilihin baju." Gue menggeleng menatap kemeja putih tembus pandang milik gue dan juga rok kotak-kotak biru dengan panjang diatas lutut yang disodorkan Kak Hangyul.
"Nggak mau! Aku mau pake celana aja!" tolak gue mentah-mentah.
Namun bukan Kak Hangyul namanya kalau nggak nyebelin. Dia terus memaksa gue memakai baju yang dia pilihkan. Katanya, 'Kemaren aja lo ngampus pake kemeja sama rok! Giliran gue suruh pake nggak mau!"
Tck! Kemarin kan gue lagi kesel sama lo! Makanya gue pake kemeja sama rok karena gue tau lo suka gue pake itu. Biar lo nyesel udah mutusin gue!
"Buruan ganti, engas gue liat lo pake bathrobe doang."
Astaghfirullah akhi, masih pagi tolong ya pikirannya jangan mesum dulu.
Sambil menghentakkan kaki, gue akhirnya kembali masuk ke kamar mandi. Mengganti baju gue dengan baju yang dipilih Kak Hangyul tadi.
"Kak Hangyul mau ngajak aku kemana sih?" Gue kesal banget karena pagi ini Hangyul datang ke apartemen gue dan mengacaukan rencana weekend yang sudah disusun gue dari jauh-jauh hari. Padahal rencananya gue mau renang sama Shireen sama Shannon hari ini.
"Hairdryer lo di mana?" Alis gue terangkat. Ngapain Kak Hangyul nanyain hairdryer coba. "Duduk. Gue keringin rambut lo." Kak Hangyul menginstruksikan gue untuk duduk di kursi rias. Gue menatap horor Kak Hangyul yang sudah berdiri di belakang kursi rias dengan tangan membawa hairdryer.
"Buruan, Del. Nanti kita telat." Gue pun mendudukkan diri di kursi itu. Membiarkan Kak Hangyul menyisir dan mengeringkan rambut gue, sementara gue pakai make up.
Gue menahan senyum. Kak Hangyul mengeringkan rambut gue dengan gerakan lembut seperti takut gue akan terluka. Mukanya yang serius juga gemesin banget. Kontras sama Kak Hangyul yang biasanya nyebelin itu.
"Nggak usah ketebelan make upnya, nyokap gue nggak suka cewek menor."
"ㅡha?" Alis gue menukik bingung. Barusan Kak Hangyul bilang apa?
Tapi bukannya menjawab, dia malah melanjutkan kegiatannya menyisir rambut gue. Tidak berniat menjelaskan maksud ucapannya tadi.
"Nanti mampir ke toko kue dulu," kata Kak Hangyul setelah gue dan dia masuk ke dalam mobil. Gue yang masih clueless akan dibawa kemana hari inipun lantas meminta penjelasan. "Kak Hangyul mau bawa aku kemana sih?!"
Kak Hangyul melirik gue yang kelihatan udah putus asa banget ini. "Ke rumah gue," jawabnya.
"Apartemen?" Tanya gue memastikan. Tapi kan kalau ke apart, ngapain gue disuruh dandan begini?
"Rumah," koreksinya.
Oh, rumah.
Bentar, rumah? Gue menoleh cepat ke arahnya. "Rumah? Rumah yang ada orang tuanya Kak Hangyul?"
Dia terkekeh sebelum akhirnya mengangguk.
Rumah. Berarti gue akan ketemu bokap nyokapnya Kak Hangyul, dong?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittershit Relationsweet - Lee Hangyul
Hayran KurguMari baca, mari jatuh cinta. #1 Hangyul #355 on teenfiction #528 on fanfiction Schazelle