Fourty Five

4K 500 55
                                    


Aku update ini buat menghibur diri sendiri dan buat menghibur kallian yang sama patah hatinya sama aku
hari ini

Maaf semalem nggak jadi double up karena ternyata aku ketiduran

Happy reading 🙂


• Bittershit Relationsweet •



"Loh, Mamah tumben kesini nggak bilang-bilang dulu." Gue membuka pintu apartemen gue lebar-lebar. Mempersilahkan Ibu Negara gue yang datang tiba-tiba ini masuk.

"Emang kenapa? Lo takut ya ketahuan lagi ngumpetin cewek di sini?" Kak Arin menyelonong masuk mengekor Mama sambil menggendong Bina. Lalu diikuti dua unyil di belakangnya.

Siapa lagi kalau bukan Si trouble maker Celo sama Deva.

"Tumben apart kamu rapi bener," komentar Mama.

Gue menyahut dalam hati, "Rapi lah Mah, orang nggak pernah Hangyul tempatin." Kan selama ini gue tidur di apart Adel terus. Tanpa sepengetahuan kedua orang tua dan kakak-kakak gue tentu saja.

Gue bukannya takut diomelin Mama sih, mereka udah kebal sama kelakuan gue selama ini. Gue cuma nggak mau Adelnya yang dicap cewek nggak bener sama keluarga gue.

"Dari Bandung jam berapa Kak?" tanya gue pada Kak Arin.

Satu jam yang lalu Kak Arin telfon gue. Dia bilang dia sama Mama sama lagi di perjalanan mau ke aparemen gue.

Gue panik dong, soalnya posisi gue masih di apartemen Adel tadi. Gue buru-buru pulang dan membersihkan apartemen gue yang berdebu karena jarang banget gue tinggali.

Gue cuma balik kesini kalau Adel lagi kuliah doang. Atau ngambil baju terus balik ke apart Adel lagi.

"Tadi pagi. Nganterin Mama beli sesuatu. Mama pengen mampir ke apartemen kamu soalnya anak laki-laki kesayangannya udah dua bulanan nggak pulang." Gue merasa tersindir. Emang sih udah dua bulanan gue nggak pulang ke rumah. Padahal jarak Jakarta - Bandung nggak seberapa.

Mau balik juga Adelnya lagi sibuk ngerjain tugas akhir semester. Dia pasti nolak kalau gue ajak.

"Kulkas kamu kosong, Gyul? Nggak pernah belanja?" Gue menggaruk leher gue gugup. Lupa kalau kulkas gue kosong melompong. Cuma ada beberapa botol air mineral sisa. Untung gue nggak nyetok bir kalengan lagi. Kalau yang itu bisa habis gue diomelin. Bukan cuma Mama, Kak Arin juga. Dia malah lebih seram.

"Eung...itu, sering makan di luar, Mah. Lagian Hangyul kan nggak bisa masak," bohong gue.

"Om Gyul nyalain PS dong. Celo sama Deva mau main." Untung Celo datang. Jadi Mama nggak bisa menginterogasi gue lebih lanjut.

Gue menunduk menatap Celo sama Deva. "Anak kecil tuh belajar, kamu mah yang dicariin mainan mulu," omel gue. Eh, mereka malah kompak meninju perut gue.

"Om Hangyul sama nyebelinnya kayak Mami!" Omel Deva pada gue.

"Bar-bar banget kayak emaknya," gumam gue yang ternyata didengar Kak Arin.

Bittershit Relationsweet - Lee HangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang