Thirty Five

4.4K 538 138
                                    


Aku tetap update walaupun target vommentsku nggak terpenuhi 😑

Panjang lagi nih sampe 2000 kata

Kalau ada typo tolong bilang ya

- Happy reading -

• Bittershit Relationsweet •




Dering alarm yang berasal dari ponselnya membangunkan Adel dari tidurnya malam ini. Gadis itu meraba kasur lalu mematikan alarmnya dengan mata yang masih terpejam.

"Eungh." Adel menggeliat hingga terdengar bunyi persendiannya.

Matanya menyipit melirik jam di ponselnya. Dan seketika dia menumpat tanpa suara setelah tau sekarang masih jam 2 pagi.

Sebelumnya Adel memang terbiasa terbangun pukul 2 pagi untuk mengerjakan tugas.
Dia selalu memilih tidur lebih dulu lalu bangun tengah malam untuk mengerjakan tugasnya lagi daripada begadang semalam suntuk.

Karena dia paling tidak betah kalau disuruh begadang. Begadang bikin matanya kayak panda. Sayang kan skin care ratusan ribunya.

Adel mengerjap pelan. Dia lalu melirik tempat di sampingnya yang kosong.

Adel menyernyit bingung. Kak Hangyul kemana? Seingatnya Kak Hangyul juga ikut tidur di sebelahnya tadi.

Apa Kak Hangyul pulang ke apartnya? Atau jangan-jangan ke club lagi sama Kak Seungyoun.

Tapi kemudian, dugaan buruk Adel itu terpatahkan dengan bunyi sendok dan gelas yang beradu dari arah dapur. Dia lalu menyadari kalau lampu tengah apartemennya masih menyala.

Kak Hangyulnya masih di sini.

Adel beranjak dari tempat tidur lalu berjalan keluar ke ruang tengah. Sia mendapati Kak Hangyul duduk lesehan di ruang tengahnya dengan sebatang rokok terjepit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

Dan kalian tau? Kak Hangyul masih shirtless. Kali ini Adel nggak tau Kak Hangyul beneran kepanasan atau masih mau pamer tato barunya kayak tadi.

Segelas kopi yang isinya tinggal setengah tergeletak di meja bersamaan dengan laptopnya yang menyala.

Adel masih berdiri di tempatnya saat Kak Hangyul asik menghisap rokoknya. Membiarkan asapnya mengepul memenuhi ruang tengah apartemennya.

He looks damn hot.

Kedua sudut bibirnya tertarik. Padahal tadinya Adel sama sekali nggak suka Fakboy. Kayak, ngapain sih ngerokok, mabuk, biar kelihatan keren? Yang ada merusak diri sendiri.

Tapi setelah bertemu Kak Hangyul,  pandangannya berubah. Fakboy itu memang keren. Apalagi kalau fakboynya kayak Kak Hangyul.

"Pantas gerah banget, ternyata ACnya dimatiin." gumamnya dalam hati. Dia terbangun dengan keringat yang membasahi dahinya. Dia tau cuaca Jakarta saat ini sedang sangat panas, tapi biasanya tidak akan membuatnya banjir keringat seperti ini.

Ternyata karena ACnya Kak Hangyul matiin.

"Belum tidur, Kak?"  tanyanya. Kak Hangyul tersentak kecil mendengar suaranya yang tiba-tiba.

"Kok bangun?" tanya laki-laki itu tanpa menjawab pertanyaan Adel lebih dulu.

"Kebangun. Terus haus, gerah banget," jawab Adel.

Kayaknya Jakarta udah kebanyakan dosa deh, kebanyakan maksiat. Beberapa hari ini suhu terus naik.

Adel berjalan menghampiri Kak Hangyul sambil mencepol asal rambutnya seperti biasa.

Bittershit Relationsweet - Lee HangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang