Happy reading
9.dia juga di sini
~~~
"Udah sana pergi nih kopernya" Kata seorang wanita sambil memberikan sebuh koper pada wanita di hadapannya dia dita dita menatap anaknya dengan tatapan permusuhanyang begitu kental terpancar dari sorot matanya
"Bunda usir aku?" Kata seorang wanita yang berdiri di hadapan dita terlihat kedua sudut bibir calya tertarik kebawah matanya yang mulai berlinang air mata tandanya akan segera menumpahkan hujan buatan
Calya mendekat kearah bhanu memeluk erat sang ayah seakan ta ingin di lepaskan sampai kapan pun "Ayah bunda usir aku" kata calya mengadu pada sang ayah ini lah kebiasaanya mengadu
Sang ayah terkekeh pelan wanita di pelukannya tetap saja anak kecil di matanya "Bukan gitu sayang kamu kan sudah menikah kamu harus tinggal barengn suami kamu dong" tangannya mengusap punggung calya dengan lembuat
Calya mengusapkan air mata dan juga ingusnya pada baju yang di gunakan oleh ayahnya "Aku mau ambil barang-barang aku dulu" kata calya ia yakin bundanya tidak membereskan albumnya untuk ia bawa pergi
Dita berdecak ternyata putrinya ini masih ingat tujuan awalnya "Ga usahlah pergi aja sana" kata dita ia sedikit kesal karna dulu calya sering memaksa meminta uang tambahan demi segera membeli album
Calya menatap kearah sang bunda dengn tatapan penuh permusuhan apa pun yang berhubungan dengan kpop pasti bundanya ta pernah suka "Ayah bunda jahat masa aku ga boleh bawa jay kan aku udah biyayain jay lewat beli album" kata calya dengan nada merengek andalannya
Dita menatap aneh kearah sang anak yang selalu menomor satukan halu ketimbang dunia nyata "Kamu udah punya suami ga usah mikirin jay yang bahkan ga tau kamu hidup di dunia ini" kata dita dengan Udah sana pergi lepasin suami bunda kamukan udah punya suami juga kata dita tanganya menarik-narik tangan suaminya
Bhanu malah mempererat pelukannya pada sang anak yang begitu menggemaskan di matanya "Udah udah sana kalo kamu mau bawa-bawa aja" kata bhanu
Dita menatap heran kearah ayah dan anak yang tengah berpelukan itu "Ga ada ya kamu bawa mau bunda bakar ngabisin uang doang beli yang kaya gitu kenyang engga" kata dita itu merupakan kata yang sering ia ucapkan jika menyangkut membeli peralatan kpop sang anak
Kedua sudut bibir calya semakin tertarik kebawah "Jangan di bakar" gumam calya ia sedang berusaha meredakan tangisnya
"Udah jangan dengerin bunda kamu, sana bawa" kata bhanu pelukan itu mulai terlepas tangan bhanu terangkat untuk mengusap sudut mata calya yang masih sedikit basah
Dita yang melihat itu pun menatap ayah dan anak itu dengan tatapan yang sulit di artikan "Mas kok kamu belain calya" kata dita drama hari ini baru saja hendak di mulai
Bhanu menarik nafasnya ini baru saja hendak di mulai "Dia kan anak kita" kata bhanu dengan nada yang terdengar malas
Dita menatap dengan tatapan yang sulit untuk di artikan menutup mulutnya seolah-olah menjadi istri paling tersakiti "Tapi aku istri kamu" kata dita mendramatisir
"Jangan drama, udah ya ayah pusing dengerin kalian debat, mana para tetangga pasti denger suara menggelegar kalian"
"Tapi"
"Sehari aja jangan debat ga malu kamu depan mantu, ga malu kamu depan suami"
"Ayah"
"Sayang"
"Udah calya bawa barang kamu, bunda ikut ayah" setelah bhanu berkata itu ia menarik tangan sang istri kearah tangga menuu kamar mereka yang berada di lantai dua
Setelah perdebatan itu berakhir calya berjalan kearah tangga meniki setiap anak tangga untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua tanpa calya sadari ada seorang lelaki tampan yang mengikutinya
Arga menatap kearah calya yang sedang membuka sebuh koper kecil berisikan keperluannya ia juga memasukan beberapa albumnya kedalam sana "Mau saya bantuin?" tanya arga dan arga hanya mendapat gelengan kepala dari calya Udah dong kalo sambil nangis nanti albumnya basah
Calya membalikan tubuhnya menatap kearah arga dengn tatapan penuh makna "Kalo aku tetep beli-beli album om bolehin aku ga?" Tanya calya sebab itu akna menjadi rutinitasnya membeli album
Arga mulai mendekat dan membantu calya membereskan album milik calya "Boleh kok, kenapa kamu mikir gitu" tanya arga ia sedikit heran kenapa calya berlata seberti itu seolah-olah ia melarangnya
Calya kembali membereskan albumnya ia ta lagi menghadap kearah arga "Soalnya bunda selalu larang aku katanya ga guna hamburin uang" kata calya dengn nada lirihnya
Arga terkekeh ringan pola fikir calya masih seperti anak kecil yang di wajibkan untuk di lindungi "Uang saya itu uang kamu juga" kata arga dan perkataan itu mampu menenangkan kegelisahan calya
Kedua sudut bibir calya terngkan mengukir sebuh senym manis yang terlihat begitu indah bagiakan matahari yang baru saja terbit "Makasih ya om mau nerima aku jadi istri om aku itu pemalas ga bisa masak mager beresin rumah-"
Arga memotong perkataan calya "Hey saya itu nyari istri bukan ART ngerti, jadi yang penting kamu cinta dan sayang terus sama saya" tangan arga menggenggam kedua tangan milik calya
Selah membereskan semuanya dan sudah siap untuk di bawa pindah rumah mereka berdua pun berjalan ke bawah lantai bawah terlihat bhanu dan juga dita yang sedang menonton sesuatu di televisi
Mereka berjalan menuju pintu utama rumah tersebut "Ayah titip calya ya kalo memang kamu sudah tidak membutuhkan calya lagi maka kembalikan dia pada ayah dalam keadaan yang sama seperti di saat ayah memberikannya padamu" kata bhanu ia berkata dengn serius pada arga
"Saya janji tidak akan melukai calya secara fisik maupun batin"
~~~
"Sayang bangun yu" Itu suara arga terlihat arga sedikit mengguncang tubuh calya yang sekarang sedang tertidur di kursi tetapnya di sebelahnya arga mengelus setiap wajah calya muali dari pipi alis-dan bibir
Calya yang nerasa sedikit terganggu pun mulai membuka kedua kelopak matanya terlihat manik mata berwarna coklat terang yang begitu indah "Udah sampe" tanya calya tangan nya terangkan untuk mengucek matanya
Tangan arga menahan pergerakan tangan calya yang hendak mengucek kedua matanya arga sedikit mengusap kedua mata calya "Udah ayo turun" mereka pun turun dari mobil milik arga
Di depan sana terlihat sebuh rumah yang begitu mewah dan megah mungkin rumah ini terdirikan tiga hingga empat lantai entahlah calya tidak mengetahuinya dengan pasti tiang-tiang menjulang tinggi dengan kokoh lampu-lampu yang menghiasi beberapa tempat yang terlihat gelap
Mereka berjalan menaiki beberapa anak tangga untuk sampai pada pintu utama ta lama dari itu pintu terbuka terlihat ada sekitar dua puluh orang yang berjajar menyambut kedatangan nyonya baru mereka
"Selamat datang tuan nyonya"
Kata para maid dengan serempak sepuluh orang wanita berdiri di sebelah kanan dan sepiruh orang wanita berdiri di sebelah kiri seolah memberikan jalan bagi kedua pasutri tersebut
Arga menanggapinya dengan senyum tipis sedaritadi tanganya terus menggenggam telapak tangan kecil milik calya yang terlihat di tenggelamkan oleh tanganya "Tolong ambilkan beberapa barang di mobil ke kamar saya" kata arga
Maid yang berdiri paling kanan dan tentunya paling depan dia ratih ketua maid di rumah ini bahkan dia sudah bekerja pada keluarga arga sekitar 10-11 tahun "Baik tuan" katanya
Saat mereka berjalan kearah ruang tenagh mereka melihat sepasang suami istri yang sedang bermesraan bahkan bercanda ria di sana tangan arga terkepal saat ia melihat calya yang menatap kearah putranya dan juga menantunya
Tangan arga menghalangi pandangan calya mendekatkan wajahnya kearah telinga calya dan berbisik dengn lirih di sana
"Jangan di liat, kamu punya saya sekarang"
~~~
1184 kata
Bantu support aku ya vote/commentnya gratis kok
(\_/)
( •_•)
/>♡<\
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twilight
General Fiction"ga papa lo selingkuh gue juga bakal selingkuh" katanya ia memunguti baju yang berceceran di lantai membuka jendela kamar itu melempar seluruh baju dan juga sepatu ia ta menyisakan apa pun di sana "Sama siapa gue tau ga ada yang mau sama lo selain g...