37

11 0 0
                                    

Happy reading

37. Tante menor

~~~

Tokk

Bark

Bark

"Ian angun ian"

Ceklek

Dewi membuka pintu yang tinggi gagang pintu itu setinggi kepalanya berjalan masuk dan berdecak pinggang menirukan gaya calya kemarin saat membangunkan bian jangan lupa decakan yang terdengar dari bibir mungil berwarna merah muda milik dewi itu

Tring

Seolah ada sebuh lampu bohlam di atas kepalanya dewi mendapatkan sebuah ide brilian untuk membangunkan bian ia membuka gorden kamar yang otomatis menyinari ranjang dewi naik ke ranjang milik bian yang ta terlalu tinggi hanya sebatas pingangnya kamar bian bertemakan galaksi yang lebih di dominasi hitam dan juga biru tua

Dewi sedikit membungkukan tubuhnya dan melompat dengan tinggi keatas ranjang "Ian angun, ian angun" katanya sambil terus melompat membuat kasur itu bergelombang dan terus bergerak seiram dengan lompatan yang di buat dewi memang teratur hingga bembuat bian terusik

Bian yng merasa terganggu pun "Ck berisik" kata bian sambil berdecak keras meluapkan kekesalannya bian menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya "Aku masih ngantuk" kata bian di bangunkan secara tiba-tiba itu membuat kepalanya terasa pening dan berputar

Gadis cilik itu berhenti melompat namun ia menarik selimut bian dengan kasar meski tubuhnya kecil tapi kekuataannya jangan di ragukan cukup kuat "Ata ate ita hayus salapan ian ayu ihhh" gadis cilik itu melepaskan selimbut ia duduk di samping punggung bian

Bugh

Bugh

Ia memukul pinggung bian dengan tangan kecilnya yang cukup berasa bagi bian tidak sakit namun sangat mengganggu "Iya, iya" kata bian dengan kesan ia duduk dan mengacak rambutnya sendiri ia turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk menghempaskan wajah bantalnya ini

Sedangkan dewi gadis cilik itu beejalan menuruni anak tangga dengan seulas senyum yang ia pancarkan dan jangan lupakan wajah watadosnya yang ia pasang tampak calya sedang menyusun sarapan yang sekarang jadi empat piring karna ada dewi juga

Calya menoleh saat melihat kursi bergerak dan tampak dewi naik ke kursi dan duduk di dan adengan senyum manisnya "Mana iannya?" tanya calya pasalnya ia ta melihat bian di sekitar dewi apa dewi tak berhasil membangunkan bian

Senyum manis itu tak luntur sama sekali tampak sangat indah di wajha bulatnya "Asih di amal andi" kata dewi sambil menatap kearah calya dan msngerejapkan matanya tampak sangat imut, manis dan juga mengemaskan tapi di mana bian itu semua tak terliht yang terlihat hnya raut menjengkelkan itu

Arga tampak sudah terduduk di kursi ujung menatap kearah dewi yang tampak tidak melunturkan senyuman manis itu arga mengulas seulas senyum hangat "Dewi mau sarapan di sini?" tanya arga ia sebenarnya ta masalah hanya bertanya untuk membuka obrolan

Dewi menoleh kearah arga dengan polos dewi menatap kearah arga dengan mata yang mengerjap dan juga berbinar bahagia ia sangat ingin tapi gadis cilik itu juga tau apa itu tau diri dan juga sopan santun "Oleh om?" tanya dewi dengan mata berbinarnya

Arga tersenyum hangat ia ta masalah jika calya ikut sarapan tapi jangan datang terlalu pagi dan mengganggu waktunya berduaan dengan calya "Boleh kok" kata arga tanganya terulur mengusak puncak kepala dewi dengan sangat lembuat menjadi penyuka anka kecil di beberapa saat itu lah arga

Arga rasanya seperti memiliki anak gadis kecil apa ia harus segera mencetaknya bersama calya ah jadi ta sabar menunggu malam datang dan ia akan berperang dengan calya antara tambah dan tidak hingga suara calya yang menyapa bian membuyarkan lamunanya

"Pagi sayangnya bunda" kata calya sambil menatap kearah bian yang sedang menuruni tangga bian berlari kecil setelha selesia menuruni anak tangga berjalan kearah calya yang tampak menekuk lututnya menyamakan tingginya dengan tinggi badan bian yang baru setengah tubuhnya

Bian memsang senyumnya yang tampak sangat indag "Pagi bun" kata bian ia mendekat dan mengecup lembut pipi kanan sang bunda intinya setiap pagi ia wajib mengecup sang bunda di bagian manapun ia harus melakukanya dan wajib untuk lakukan olehnya

Mereka duduk di kursi masing-masing dan memulai sarapan pagi ini dengan damai hingga bian mulai membuka pembicaraan "Bun aku mau ikut ayah ke kantor ya" kata bian tampaknya bian sudah tertarik pada kerja kantoran sejak dini karn melihat sang ayah yang tampak biasa saja saat bekerja

Arga melirik sang putra dan kembali menyntap sarapannya "Emangnya mau ngapain kamu hem" kata arga dengan berdehem di akhir kalimatnya hampir ia heran bian suka ikut meskipun ia ta keberatan tapi ia juga mulai penasaran dengan alasan dari sisi pandang putranya itu

Bian menoleh kearah sang ayah dan sang bunda menatap keduanya secara bergantian dan berkata "Bian ga suka sama tante menor itu ayah" kata bian dengan polos dan melanjutkan sarapanya pasalnya di kantor arga ada sekertaris baru yang menurutnya terlalau caper

Yang memang sementara menggantikan sekertaris lamanya yang sedang cuti melahirkan kurang lebih 2 bulan calya membulatkan matanya sata mendengar apa yang bian katakan bundanya selalu berkata anak selalau berakat jujur "Ada bencana apa lagi ini" batin arga

Sedangkan dewi ia tampak menikmati sarapanya tanpa mempedulikan sekitar dengan duduk di apit oleh arga dan juga bian arga di sisi kanan dan bian di sisi kiri sedngakan calya di seberangnya gadis cilik itu sangat pandai makan sendiri tanpa berandakan meski ada sedikit yang bercecer di meja makan

Namanya juga anak-anak

Arga yang melihat calya menatapnya dengan tajam pun sontak gelagapan "Dia cuma sementara sayang lagi pula aku ga suka sama dia jelek, kamu cantik" kata arga berusaha meredakan amarah calya jangan sampai meledak di hadapan dewikan memalukan apa lagi jika ia yang di siksa istrinya nanti

Meski tampaknya bocah cilik itu ta peduli dengan apa pun yang tengah terjadi mata calya semakin menajam menatap kearah arga "Jadi kamu suka aku cuma karna aku cantik, kalo aku jelek kamu ga mau gitu?" kata calya dengan nada kesalnya suaranya masih halus dan lembuat namun dengan nada yang terdengar menusuk

Arga semakin gelagapan ia membuat wajah seseleas mungkin dengan nada ynag tampak sangat terluka agar ta mendapat sumpah serapah di pagi ini dari calya semoga saja calya luluh dengan raut wajahnya yang mirip anak anjing itu ahnyatanya terlohat menjijikan "Hati kamu juga baik, kamu istri terbaik jago masak jago buat suaminya pu-"

Ucapan arga terpotong dengan tangan calya yang tampak terangkat di hadapan wajah arga dan menyentuh bibir arga agar diam wajah calya tampak merah menahan malunya ah di sini ta hanya mereka berdua arga harus mengingat itu mereka berempat ada bian dan juga dewi arga mengulas seulas senyum mengoda

"Sutt" kata desis calya wajahnya semakin memerah saat bian dan juga dewi menatap kearahnya dengan tatapan herannya mata calya semakin melotot penuh kesal "Ada anak-anak" kata calya dengan nada lirihnya namun pastinya kedua bocah itu bisa mendengar dengan jelas

Sedangkan arga terkekeh melihat wajah calya yang memerah menahan malu karna ia yang hampir saja keceplosan tentang apa yang memang ia sukai sangat ia sukai "Maaf sayang" kata arga dengan lembut sambil menunjukan senyum hangatnya tampkanya cara membujuk calya yang satu ini berhasil

Meja makan pun di penuhi kericuhan di pagi hari di hiasi dengan cek cok anatar mamah muda dan papa tua itu tampak sangat indah dan juga hangatnya keluarga sangat terasa kentara di sini

~~~

1185 kata

Helo semua untuk beberapa bab bakal ada para bocil oke dan ya konflik utama sebentar lagi di mulai bersiaplah wahai pembaca yang budiman

Bantu support aku vote/commentnya gratis kok

(\_/)
( •_•)
/>♡<\

My TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang